Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
instagram.com/anindya_martadinata

Berkunjung ke kota Solo, akan terasa kurang lengkap tanpa mencicipi aneka kuliner khas daerah tersebut. Solo memang dikenal memiliki banyak sekali kuliner yang kelezatannya sudah melegenda, misalnya saja Selat Solo, Srabi Notosuman, Sambal Tumpang, Cambuk Rambak, Sate Buntel, dan lain sebagainya.

Dan kalau kamu penggemar kuliner olahan kambing, ada satu kuliner khas Solo yang wajib banget kamu cicipi yakni tengkleng. Kuliner yang satu ini mirip dengan gulai, namun kuahnya lebih encer. Dan isinya bukanlah daging kambing, melainkan aneka jeroan kambing dan juga tulang-tulangnya dengan sedikit daging yang masih menempel.

Tapi tahukah kamu kalau tengkleng Solo yang sangat populer itu, dulunya adalah makanan kelas bawah?

1. Di Abad ke 19 tengkleng merupakan makanan kelas bawah

instagram.com/tuty_yuliana

Di masa penjajahan Belanda, hanya para bangsawan, orang kaya, dan orang-orang Belanda saja yang mampu menikmati lezatnya gulai daging kambing. Di masa itu biasanya para pelayan hanya akan mendapat sisa berupa tulang-tulang, jeroan dari kambing, serta aneka bagian kambing lainnya yang tidak diinginkan oleh para bangsawan seperti kaki dan kepala.

Oleh para pelayan tulang dan jeroan kambing itu lalu dimasak dengan aneka rempah-rempah dan bumbu, sehingga rasanya menjadi nikmat. Kuahnya yang tidak sekental gulai, malah menjadi semakin lezat dengan kaldu yang berasal dari rebusan tulang kambing. Hasil olahan para pelayan inilah yang saat ini kita kenal sebagai tengkleng, kuliner khas Solo.

2. Lambat laun tengkleng mulai naik kelas, dan menjadi makanan populer di Solo

Editorial Team

Tonton lebih seru di