Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Japanese cotton cheesecake
ilustrasi Japanese cotton cheesecake (vecteezy.com/Arie Arifin)

Japanese cotton cheesecake terkenal dengan teksturnya yang super ringan, lembut, dan langsung lumer begitu masuk mulut. Sekilas kelihatannya simpel, tapi banyak orang justru gagal di tekstur karena hasilnya bantat, retak, atau terasa terlalu padat seperti cheesecake biasa. Padahal, kunci kelezatan kue ini ada pada detail kecil yang sering dianggap sepele.

Kalau kamu pengin bikin Japanese cotton cheesecake versi rumahan yang tetap airy dan halus, kamu perlu lebih peka sama teknik, bukan cuma resep. Mulai dari cara mengocok, mencampur adonan, sampai proses memanggang punya peran besar. Lima tips berikut bisa jadi pegangan biar hasil cheesecake kamu ringan, lembut, dan konsisten enaknya.

1. Gunakan cream cheese suhu ruang yang benar-benar lembut

ilustrasi cream cheese (vecteezy.com/Andrey Starostin)

Cream cheese yang masih dingin bikin adonan susah tercampur rata dan berpotensi menggumpal. Gumpalan kecil ini bisa merusak tekstur akhir cheesecake dan bikin bagian dalam terasa berat. Karena itu, pastikan cream cheese sudah berada di suhu ruang dan teksturnya mudah diaduk.

Aduk cream cheese secara perlahan sampai benar-benar halus sebelum dicampur bahan lain. Jangan terburu-buru, karena tahap ini menentukan dasar tekstur kue. Semakin halus adonan awalnya, semakin ringan hasil akhirnya.

Dengan cream cheese yang lembut sempurna, adonan jadi lebih stabil. Tekstur cheesecake pun terasa halus, tanpa sensasi padat atau kasar di lidah.

2. Kocok putih telur sampai soft peak, bukan kaku

ilustrasi kocok putih telur (vecteezy.com/Srinrat Wuttichaikitcharoen)

Putih telur adalah kunci utama tekstur cotton cheesecake. Mengocok sampai soft peak bikin adonan tetap ringan dan elastis. Kalau kamu mengocoknya terlalu kaku, adonan justru susah tercampur dan gampang turun.

Perhatikan tekstur putih telur saat diangkat dengan whisk. Ujungnya harus melengkung lembut, bukan berdiri tajam. Ini tanda konsistensi yang pas untuk cheesecake jenis ini.

Dengan meringue yang tepat, adonan lebih mudah menyatu tanpa kehilangan udara. Hasilnya cheesecake mengembang cantik dan terasa airy saat dimakan.

3. Campurkan adonan dengan teknik lipat yang lembut

Ilustrasi aduk adonan (shutterstock.com/Marcin Wos)

Saat mencampur adonan putih telur ke adonan keju, teknik lipat jadi krusial. Aduk perlahan dari bawah ke atas dengan spatula, jangan memutar atau menekan terlalu keras. Gerakan kasar bikin udara keluar dan tekstur jadi berat.

Lakukan pencampuran secara bertahap, misalnya dalam tiga kali. Cara ini bikin adonan lebih mudah menyatu tanpa overmix. Meski butuh waktu lebih lama, hasilnya jauh lebih memuaskan.

Teknik lipat yang benar menjaga struktur adonan tetap ringan. Cheesecake pun matang dengan pori-pori halus dan tekstur lembut.

4. Panggang dengan metode water bath yang stabil

ilustrasi oven adonan (pexels.com/Anna Shvets)

Japanese cotton cheesecake hampir selalu butuh water bath untuk hasil maksimal. Loyang berisi air panas membantu panas oven lebih lembut dan merata. Ini mencegah kue retak dan bagian luar matang terlalu cepat.

Pastikan air panas cukup tinggi, tapi gak sampai masuk ke dalam loyang cheesecake. Gunakan aluminium foil untuk membungkus loyang agar aman dari rembesan air. Suhu oven juga sebaiknya stabil dan gak terlalu tinggi.

Dengan water bath yang benar, cheesecake matang perlahan dan merata. Teksturnya jadi halus, lembap, dan gak kering.

5. Dinginkan cheesecake secara perlahan setelah matang

ilustrasi cheesecake (commons.wikimedia.org/Dllu)

Setelah matang, jangan langsung mengeluarkan cheesecake dari oven. Biarkan pintu oven sedikit terbuka dan tunggu beberapa menit. Perubahan suhu mendadak bisa bikin kue menyusut atau retak.

Setelah agak hangat, baru keluarkan cheesecake dan biarkan dingin di suhu ruang. Proses ini membantu struktur kue menguat tanpa kehilangan kelembutan. Cheesecake juga jadi lebih mudah dipotong rapi.

Pendinginan perlahan bikin tekstur akhir lebih stabil. Saat disantap, cheesecake tetap ringan, lembut, dan lumer di mulut.

Membuat Japanese cotton cheesecake memang butuh kesabaran dan perhatian ekstra, tapi hasilnya sebanding dengan usaha yang kamu keluarkan. Selama kamu fokus pada detail kecil dan gak terburu-buru di tiap tahap, kue ini bisa banget kamu kuasai di dapur rumah. Kalau sudah berhasil, Japanese cotton cheesecake bisa jadi salah satu dessert andalan yang selalu bikin nagih, seperti versi kafe favorit kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team