Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ficelle
ilustrasi ficelle (vecteezy.com/Benis Arapovic)

Ficelle sering disebut sebagai versi mini dari baguette, tapi di balik bentuknya yang lebih mungil ada tantangan tersendiri dalam pembuatannya. Roti ini harus tipis, panjang, renyah saat digigit, tapi tetap punya bagian dalam yang lembut dan airy. Banyak yang gagal menjaga keseimbangan ini karena adonan mudah overproof, kulit cepat gosong, atau crumb jadi padat akibat gluten yang gak berkembang maksimal. Padahal, kalau tekniknya tepat, kamu bisa bikin ficelle rumahan yang teksturnya mirip versi bakery Prancis.

Kamu cuma butuh memahami karakter adonan yang ringan serta cara menangani fermentasi dengan sabar. Dengan lima trik sederhana berikut, prosesnya bisa terasa jauh lebih mudah dan hasilnya lebih konsisten, bahkan kalau kamu baru pertama kali bikin roti jenis ini.

1. Gunakan tepung protein sedang agar adonan lebih lentur

ilustrasi tepung (freepik.com/freepik)

Ficelle membutuhkan tekstur yang ringan, jadi tepung protein sedang jauh lebih ideal dibanding tepung protein tinggi. Kandungan gluten yang terlalu kuat justru bikin adonan lebih susah dibentuk tipis dan cenderung kaku setelah dipanggang. Dengan tepung yang tepat, adonan bakal lebih mudah direnggangkan dan diratakan tanpa robek.

Protein sedang juga memberi ruang fermentasi yang stabil sehingga crumb bisa tetap terbentuk dengan rapi. Ini bikin bagian dalam roti terasa lembut dan airy tanpa kehilangan daya dukung struktur. Kamu masih dapat sensasi renyah di kulit luar tapi bagian dalam tetap moist dan elastis. Keseimbangan ini penting banget buat menghasilkan ficelle yang berkualitas.

Kalau kamu pengin hasil lebih kompleks, kamu bisa menambahkan sedikit tepung gandum utuh sebagai aksen. Tapi tetap letakkan proporsi tepung gandum dalam porsi kecil, supaya adonan gak jadi berat. Hal ini membantu kamu mempertahankan karakter ficelle yang ringan dan mudah dikonsumsi untuk lauk atau pendamping sup.

2. Perlakukan fermentasi dengan sabar dan terukur

ilustrasi fermentasi adonan (commons.wikimedia.org/LinnGustavsson)

Fermentasi adalah inti dari breadmaking, dan pada ficelle proses ini lebih sensitif karena ukurannya kecil. Overproofing bisa bikin adonan melebar terlalu cepat, lalu kehilangan struktur saat dipanggang. Sebaliknya, underproofing memberi tekstur padat dan kulit terlalu tebal. Jadi kamu perlu mengamati perkembangan adonan, bukan hanya mengikuti waktu di resep.

Kamu bisa memeriksa kondisi proofing dengan finger test. Tekan lembut permukaan adonan, kalau jejaknya kembali perlahan dan gak sepenuhnya hilang, berarti adonan siap dipanggang. Ini membantu kamu menghindari tebakan acak dan memperkirakan waktu dengan lebih akurat. Kepekaan semacam ini datang seiring latihan dan jam terbang.

Selama proofing, jaga suhu tetap stabil supaya fermentasi gak liar. Suhu hangat yang moderat bikin ragi bekerja halus dan membentuk gas secara merata. Kalau kamu bisa menjaga ritme ini, struktur ciabatta bakal berkembang sempurna dan crumb di tengah tetap ringan.

3. Bentuk adonan setipis mungkin tanpa mematahkan gluten

ilustrasi bentuk adonan (freepik.com/freepik)

Teknik shaping memainkan peran besar dalam keberhasilan ficelle. Kamu perlu membentangkan adonan memanjang, tipis, tapi tetap elastis. Mulai dengan menekan adonan perlahan, gulung ke arah tengah, lalu rekatkan lipatan agar tekanan udara terdistribusi merata. Semakin halus prosesnya, semakin rapi bentuk akhir ficelle di oven.

Jangan tergoda menarik adonan terlalu cepat. Tarikan kasar mudah merusak jaringan gluten yang belum terbentuk sempurna. Kalau gluten robek, roti bakal melebar liar dan hasil panggangan jadi datar. Gerakan tangan pelan tapi konsisten cenderung memberi bentuk panjang yang stabil dan tampak profesional.

Latihan shaping membuat kamu makin hafal tingkat elastisitas yang ideal. Seiring waktu, kamu bisa mengecilkan diameter ficelle tapi tetap menjaga permukaannya mulus. Ini bikin roti punya tekstur crust yang tipis dan renyah tanpa mengorbankan bagian dalam.

4. Beri uap saat awal memanggang agar kulit lebih renyah

ilustrasi oven adonan (commons.wikimedia.org/Katrin Gilger)

Steam atau uap sangat penting buat menciptakan kulit renyah khas ficelle. Saat adonan masuk oven panas, uap membantu kulit luar mengembang dulu sebelum mengeras. Hasilnya adalah crust yang tipis, crackly, dan gak mudah patah saat ditekan. Kalau kamu memanggang tanpa uap, kulit bisa cepat kering dan roti cenderung tebal serta keras.

Kamu bisa membuat uap sederhana dengan menaruh loyang berisi air panas di dasar oven. Atau semprotkan air ke dinding oven beberapa detik setelah memasukkan roti. Uap ini bekerja pada 10–15 menit pertama pemanggangan, jadi manfaatkan momen ini untuk memaksimalkan oven spring.

Setelah fase awal, kurangi uap supaya kulit bisa mengering sempurna. Perpaduan uap di awal dan pemanggangan kering di akhir adalah kunci untuk mencapai crispiness yang pas. Teknik sederhana ini mampu memberi peningkatan kualitas yang terasa signifikan pada ficelle buatan rumah.

5. Panggang di suhu tinggi untuk hasil warna keemasan

ilustrasi oven adonan (commons.wikimedia.org/N i c o l a)

Ficelle membutuhkan panggangan cepat dengan suhu tinggi supaya kulit luar renyah tapi bagian dalam tetap moist. Gunakan suhu sekitar 230–250°C sebagai acuan awal. Suhu rendah bikin roti mengembang lambat dan kulit jadi pucat, sedangkan suhu yang cukup tinggi membantu pembentukan warna karamel yang cantik.

Pemanggangan cepat juga menjaga crumb agar gak mengering. Kamu cukup memanggang sampai warna kecokelatan merata, biasanya 15–25 menit tergantung oven. Kalau roti mulai terdengar hollow saat diketuk di bawahnya, itu tanda bahwa bagian dalam sudah matang. Kamu bakal dapat roti ringan tapi punya bite yang crunchy.

Kalau kamu pengin hasil lebih rustic, kamu bisa memanggang sedikit lebih lama hingga kulitnya lebih gelap dan tegas. Tapi tetap perhatikan waktu supaya roti gak gosong. Sentuhan ini memberi karakter klasik baguette Prancis dalam versi mini yang mudah dinikmati kapan saja.

Dengan lima trik ini, kamu bisa bikin ficelle yang tipis, renyah, dan tetap lembut di bagian dalam. Prosesnya mungkin butuh ketelitian, tapi hasil akhirnya bikin usaha kamu terbayar penuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team