Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mulukhiyah
ilustrasi mulukhiyah (commons.wikimedia.org/Habib M'henni)

Intinya sih...

  • Gunakan daun mulukhiyah yang sangat halus untuk tekstur yang khas

  • Pilih kaldu ayam atau daging yang kaya rasa untuk rasa gurih yang kuat

  • Jangan masak mulukhiyah terlalu lama agar warna hijau tetap cantik dan rasa sayur lebih segar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu suka mencoba masakan khas Timur Tengah, mulukhiyah ala Mesir wajib masuk daftar masakan rumahanmu. Sayur hijau satu ini terkenal dengan teksturnya yang khas dan rasa gurih yang sederhana tapi nagih. Menariknya, mulukhiyah justru butuh teknik khusus agar rasanya tidak hambar dan aromanya tetap sedap.

Mungkin sekilas terlihat mudah, tapi banyak orang gagal mendapatkan cita rasa mulukhiyah yang autentik. Mulai dari tekstur yang terlalu cair hingga aroma bawang yang kurang keluar. Supaya kamu bisa memasak mulukhiyah ala Mesir dengan percaya diri, simak tips berikut sampai tuntas.

1. Gunakan daun mulukhiyah yang sangat halus

ilustrasi daun mulukhiyah (commons.wikimedia.org/apple2000)

Ciri khas mulukhiyah Mesir terletak pada tekstur daunnya yang dicincang sangat halus. Daun yang dipotong kasar akan membuat tekstur terasa aneh dan kurang menyatu dengan kuah. Oleh karena itu, proses pencacahan jadi tahap penting yang tidak boleh dilewatkan.

Jika menggunakan daun mulukhiyah segar, cuci bersih lalu cincang sampai menyerupai bubur kasar. Untuk versi beku, pastikan daun benar-benar mencair sebelum dimasak. Tekstur yang halus akan membuat kuah lebih kental alami tanpa tambahan apa pun.

2. Pilih kaldu ayam atau daging yang kaya rasa

ilustrasi kuah kaldu ayam (pixabay.com/LisaRedfern)

Mulukhiyah tidak dimasak dengan air biasa karena kunci rasanya ada pada kaldu. Kaldu ayam atau daging sapi akan memberikan rasa gurih yang kuat dan aroma khas Timur Tengah. Kaldu yang hambar akan membuat mulukhiyah terasa datar.

Gunakan kaldu homemade agar hasilnya lebih maksimal. Jika memakai kaldu instan, pilih yang rendah garam agar rasanya tetap seimbang. Kaldu yang tepat akan membuat rasa mulukhiyah lebih dalam meski bumbunya minimal.

3. Jangan masak mulukhiyah terlalu lama

ilustrasi memasak (pexels.com/On Shot)

Salah satu kesalahan umum saat memasak mulukhiyah adalah memasaknya terlalu lama. Mulukhiyah cukup dimasukkan ke dalam kaldu panas tanpa perlu direbus lama. Jika terlalu lama dimasak, teksturnya bisa berubah dan rasa segarnya hilang.

Setelah mulukhiyah masuk ke panci, cukup aduk perlahan dan matikan api. Panas dari kaldu sudah cukup untuk mematangkan daun. Teknik ini membuat warna hijau tetap cantik dan rasa sayur lebih segar.

4. Tumisan bawang dan bawang putih jadi penentu aroma

Ilustrasi menumis bawang merah (pixabay.com/ottawagraphics)

Aroma khas mulukhiyah Mesir berasal dari tumisan bawang dan bawang putih. Biasanya, bawang putih dicincang halus lalu ditumis dengan sedikit minyak atau mentega hingga harum. Tumisan ini kemudian dituangkan langsung ke dalam mulukhiyah panas.

Gunakan api kecil saat menumis agar bawang tidak gosong. Aroma bawang yang wangi akan langsung menyatu dan memperkaya rasa kuah. Inilah trik sederhana yang membuat mulukhiyah terasa autentik seperti di Mesir.

5. Tambahkan ketumbar bubuk untuk sentuhan khas

ilustrasi ketumbar bubuk (freepik.com/topntp26)

Ketumbar bubuk adalah bumbu khas yang hampir selalu ada dalam mulukhiyah Mesir. Rempah ini memberikan aroma hangat dan rasa gurih yang lembut. Tanpa ketumbar, rasa mulukhiyah akan terasa kurang lengkap.

Tambahkan ketumbar bubuk saat menumis bawang putih agar aromanya keluar maksimal. Gunakan secukupnya agar tidak mendominasi rasa. Sentuhan kecil ini membuat mulukhiyah terasa lebih autentik dan menggugah selera.

Mulukhiyah ala Mesir memang sederhana, tapi justru di situlah letak keistimewaannya. Dengan teknik yang tepat dan bahan yang pas, kamu bisa menghadirkan rasa khas Timur Tengah langsung dari dapur rumahmu. Siap bikin menu makan yang berbeda dari biasanya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian