Jazz Gunung 2018 diselenggarakan di amfiteater tertinggi di dunia yakni Bromo. Penyelenggaraan festival musik Jazz yang ada di Bromo kali ini terbilang spesial. Bukan karena memiliki konsep khusus, melainkan karena Jazz Gunung 2018 adalah penyelenggaraan ke-10-nya. Dengan ditemani blood moon atau gerhana langka yang terjadi pada malam itu, festival musik ini bakal memberikan sebuah ingatan tersendiri bagi para pengunjungnya.
Entah apa alasannya, apakah karena itu hari pertama, banyaknya acara pada tanggal itu, ataukah disebabkan terlalu dingin suhu malam itu yang mampu mencapai 14 derajat, pengunjung di hari pertama Jazz Gunung 2018 tidaklah sampai memenuhi seluruh tempat duduk yang disediakan panitia.
Padahal para musisi pada hari pertama adalah salah satu yang paling unik, seperti menghadirkan Tropical Transit yang menawarkan performance art selain musik. Namun demikian, harus diakui para jemaah al-jazziah, istilah pengunjung Jazz Gunung, sangat aktif. Semuanya terima kasih kepada para pengisi acara yang sangat interaktif di malam 28 Juli tersebut.