12 Film Action Ikonik Era 90’an yang Mungkin Terlewatkan

Terinspirasi sekaligus sebagai tribut akan ikon horor Universal Pictures, Sam Raimi menuangkan ide film Darkman menjadi sesuatu yang ikonik, setelah ia dikenal dalam horor The Evil Dead dan sebelum populer menangani trilogi film Spider-Man.

Darkman menceritakan seorang ilmuwan bernama Peyton Westlake menuntaskan dendamnya terhadap sekelompok kriminal yang mencelakai dirinya dalam laboratorium. Ia mendapat kekuatan besar berupa kejutan listrik dalam tubuhnya, saat sedang marah dan gusar.

Dengan membalut seluruh kepala dan tubuhnya bagaikan sosok Mumi, memakai jubah panjang hitam dan topi fedora, aksi Peyton sungguh seru dan menegangkan, dengan nuansa dark superhero yang melekat di film ini.

Diadaptasi dari komik strip di era 30’an yang sarat akan kelompok gangster dan era Depresi, film Dick Tracy dibintangi serta disutradarai oleh veteran Warren Beatty yang didukung Al Pacino, Dustin Hoffman serta diva ikonik Madonna.

Menggunakan jubah dan topi fedora berwarna kuning mencolok, Dick Tracy merupakan sosok polisi heroik klasik, yang harus berhadapan dengan pimpinan sindikat kriminal bernama Alphone “Big Boy” Caprice. Tracy yang telah memiliki kekasih, menghadapi dilema saat terjerat asmara dengan seorang saksi kriminal bernama Breathless Mahoney.

Film Dick Tracy merupakan sajian action penuh warna, baik dalam karakterisasi yang kuat terutama performa Pacino dan Hoffman, sinematografi impresif dan artistik, serta tentunya pemilihan busana yang kontras antar-karakter.

Melalui aksi laga tipikal 90’an, film ini mengukuhkan simbol maskulinitas Amerika yang anti-hero dan kebebasan sejati, dalam citra bad boy sebagai budaya tandingan yang ikonik.

Mickey Rourke memang pas memerankan seorang petualang yang mengendarai motor Harley-Davidson, mengingat ia selalu dikaitkan dengan Hells Angels. Sedangkan bintang serial Miami Vice, Don Johnson menumbuhkan brewok-nya sebagai ikon karakter iklan rokok Marlboro yang identik dengan dunia Western.

Mereka saling bahu-membahu menghadapi antagonis yang menyelundupkan narkoba, serta keterlibatan agen pemerintahan. Trivia: Di sepanjang adegan, karakter Marlboro Man tidak pernah menghisap rokoknya barang sekalipun, kendati kerap menempel di mulutnya sendiri.

Cerita dalam film The Rocketeer terjadi tepat setahun sebelum berlangsungnya Perang Dunia II, yang mengisahkan seorang pilot tak sengaja menemukan sebuah perangkat untuk membantu menerbangkan tubuh manusia berupa roket milik pengusaha Howard Hughes.

Situasi menjadi rumit, tatkala melibatkan pihak FBI dan kelomok kriminal yang juga mengincar benda tersebut. Film The Rocketeer merupakan adaptasi petualangan komik superhero yang terbit d era 30’an, sehingga penyajian filmnya pun begitu menghibur dan cukup ringan untuk dinikmati.

Nama besar Schwarzenegger belum tentu menjadi jaminan. Berada di bawah bayang-bayang kesuksesan Terminator 2: Judgment Day (1991), film ini kurang memuaskan dalam pendapatan maupun kritik.

Menyajikan narasi dengan konsep “film dalam film”, Last Action Hero mengajak seorang bocah lelaki bertualang bersama karakter Jack Slater di dalam dunia film maupun dunia nyata, untuk menghadapi seorang pembunuh maniak The Ripper.

Film ini sudah sepatutnya diapresiasi dalam menyajikan hiburan berupa satir action ringan yang seru dan menyenangkan, selain terdapat sejumlah cameo yang merupakan karakter ikonik dan terintegrasi dalam dua dunia tersebut.

Sempat dipopulerkan melalui sejumlah serial televisi, Stargate aslinya dirilis dalam format layar lebar sekaligus sebagai pendobrak karir sineas Roland Emmerich. Terinspirasi dari pengaruh ekstraterestrial yang membantu peradaban manusia, film ini mengisahkan bagaimana sekelompok kecil militer dan ilmuwan menyelidiki sebuah gerbang misterius yang ditemukan dekat reruntuhan Piramida Mesir.

Meski film ini tidak setenar Star Wars maupun Star-Trek, namun penyampaian narasinya dibangun secara bertahap dan meyakinkan, dalam berbagai kemegahan visual, atmosfir suspens yang kental, serta tak lupa scoring yang menggugah, mampu melebihi standar fiksi ilmiah yang stereotip. 

"The Shadow" merupakan sosok superhero yang telah muncul sejak era 30’an dalam bentuk pulp novel dan kemudian dikembangkan menjadi komik, serial televisi hingga sejumlah film lepas.

Adaptasi terakhirnya ini dibintangi Alec Baldwin sebagai Lamont Cranston yang mendapat kekuatan supranatural dalam rangka penebusan diri. Ia adalah seorang playboy kaya-raya dengan alter-ego seorang vigilante yang memiliki musuh bebuyutan, yakni Shiwan Kan.

Film The Shadow menyajikan hal yang unik terkait misteri supranatural, sejumlah adegan laga yang impresif, arahan yang solid serta visual dan efek yang memukau.

Menjadi salah satu film terbaik dan terlarisnya Van Damme, Timecop yang diadaptasi dari komik antologi tersebut, mengisahkan seorang polisi yang menyelidiki kasus kejahatan yang melibatkan politisi melalui alat berupa penjelajah waktu.

Dibandingkan dengan kemiripan tema dalam film Van Damme lainnya yakni Universal Soldier (1992), narasi film Timecop lebih kompleks dan menarik untuk disimak hingga akhir cerita melalui serangkaian aksi mengejutkan.  

Karakter Simon Templar alias "The Saint" dalam dunia spionase fiktif untuk saat ini mungkin kalah mengkilap dibandingkan James Bond, atau generasi yang lebih anyar seperti Jason Bourne.

Sempat populer sejak diadaptasi dalam sejumlah format media, karakter yang bermula dari serial novel karangan Leslie Charteris tersebut, diangkat ke layar lebar untuk terakhir kalinya di tahun 1997 dengan menunjuk Val Kilmer sebagai "The Saint", menggantikan Roger Moore dan Ian Oglivy dari serial televisi yang populer di era 60’an.

Filmnya sendiri cukup sukses secara medioker, namun sempat dikritik tajam. Meski demikian film The Saint tetaplah merupakan hiburan yang mengisahkan dunia spionase dengan sudut pandang berbeda, melalui karakter yang anti-hero dan tidak klise.

Nama Paul Verhoeven sebagai seorang sineas kontroversial yang identik akan elemen kekerasan dan seksualitas eskplisit, cenderung terlewatkan di Hollywood termasuk untuk film Starship Troopers.

Film ini merupakan satir dengan mengangkat tema bagaimana kekuasaan otoriter yang absolut, melalui rezim militer Bumi dalam konteks kolonialisme jagat raya, hadir guna melawan serangan mahluk asing yang ganas dan mematikan.

Starship Troopers tidaklah seburuk dari yang dilontarkan para kritikus terhadap sejumlah aspek yang membuat anda mind blowing akan narasi besarnya, karakteritasi, mahluk asing yang menyeramkan sekaligus ikonik, serta keseruan yang menegangkan.

Bagaimana jadinya jika mainan figurin benar-benar hidup dan beraksi? Film Small Soldiers mengisahkan sekelompok figurin Commando Elite memburu para monster Gorgonite, gara-gara para figurin tersebut ditanamkan chip berupa kecerdasan progresif untuk keperluan militer.

Kombinasi antara live-action dengan teknik boneka animatronik, melalui sentuhan akhir animasi digital, sungguh mengesankan layaknya anda menonton Toy Story. Film yang disutradarai Joe Dante dengan sejumlah bintang para pengisi suara karakter ini, sayang untuk dilewatkan.

Mungkin sejumlah filmnya Quentin Tarantino di era 90'an kini statusnya semakin populer, namun belum tentu terhadap film yang satu ini. The Boondock Saints mengisahkan sepak terjang duo vigilante yakni si kembar Connor dan Murphy McManus , dalam menghadapi ancaman Mafia Rusia dan Italia.

Melalui gaya action yang keren, karakter ikonik serta disisipkan elemen humor segar, film yang dikritik karena mengagungkan kekerasan estetik ini kurang populer sejak Tarantino menguasai area tersebut. Ironisnya kini, film The Boondock Saints malah dinilai overrated sebagai salah satu film action cult yang patut ditonton.

Itulah 12 film action era 90'an yang tampaknya terlewatkan oleh audiens, sehingga sudah sepatutnya mendapat apresiasi yang lebih, mengingat adanya keseruan tersendiri terhadap kualitas yang sesungguhnya tidaklah buruk seperti yang kritikus lontarkan.