film Ketika Berhenti di Sini (dok. Sinemaku Pictures/Ketika Berhenti di Sini)
Masih mengusung genre drama, Ketika Berhenti di Sini mengisahkan hidup Anindita Semesta (Prilly Latuconsina), seorang desainer grafis. Suatu hari, ia tak sengaja bertemu dengan seorang arsitek bernama Edison Kartasasmita (Bryan Domani). Meski dimulai dengan banyak kesalahpahaman, pertemuan Dita dan Ed justru kemudian berlangsung hangat. Mereka pun memulai kisah cinta bersama.
Hubungan romantis mereka berlangsung selama bertahun-tahun. Keduanya menyadari bahwa mereka berdua satu frekuensi dan saling mengisi. Memasuki tahun keempat, baik Dita maupun Ed tengah berjuang untuk menggapai mimpi-mimpi mereka. Dita masih berada di tengah kesibukan sebagai seorang desainer, sementara Ed justru mapan dan berhasil membangun perusahaan arsitek miliknya pribadi.
Tanpa disadari, sikap minder dan cemas melanda Dita karena posisi Ed yang tampak lebih mapan. Di satu sisi, Ed tetap sabar dengan sikap Dita yang terus menuntut. Saat berkendara, mendadak Ed menerima telepon dari Dita dan berujung kepada pertengkaran. Nasib pun berkata lain, Ed mengalami kecelakaan dan meninggal dunia di tengah pertengkaran tersebut.
Selama bertahun-tahun, Dita terus dibayangi rasa bersalah dan kesedihan mendalam akibat kepergian Ed. Belum bisa menerima kenyataan, sebuah kejutan justru datang dari masa lalu Ed. Dita menemukan sebuah kacamata bernama LOOK dengan teknologi Augmented Reality (AR), sehingga memungkinkannya untuk "bertemu" kembali dengan sosok Ed. Namun, perlahan perbedaan antara realitas dan ilusi pun semakin kabur bagi Dita. Saat itulah, Dita harus menentukan ke mana ia akan berjalan.