3 Alasan Anora Disebut Film Oscar-Worthy

Penyelenggara Academy Awards (Oscar) sudah merilis daftar shortlist (calon nomine) untuk beberapa kategori non-utama. Emilia Perez dan Wicked mendominasi daftar tersebut dan dipercaya bakal jadi dua film yang merajai Oscar 2025. Padahal ada satu film yang Mei lalu merebut Palem Emas di Cannes Film Festival. Anora judulnya, sebuah film karya sutradara kawakan Sean Baker (Tangerine, The Florida Project, Starlet, Red Rocket).
Beda dengan sutradara berpengalaman lain, Baker relatif tak dikenal karena kebiasannya bikin film independen berbujet minim. Anora pun mengusung konsep yang sama, tetapi sukses mencuri perhatian. Diakuisisi NEON dan Universal Pictures, Anora disebut salah satu film Oscar-worthy yang bisa merebut beberapa nominasi Oscar sekaligus di kategori-kategori utama. Kenapa dan seberapa akurat prediksi itu? Mari kupas lebih dalam.
1. Bukan kisah cinta ala Cinderella biasa
Anora berpusat pada seorang pekerja seks komersial di New York bernama Ani (Mikey Madison). Satu hari, ia dapat klien spesial, pemuda asal Rusia bernama Ivan (Mark Eydelshteyn) yang dikenal royal alias gak pelit. Hubungan mereka awalnya profesional sampai akhirnya Ivan melamar Ani untuk jadi istrinya. Dibutakan cinta dan jalan keluar dari kehidupannya yang sulit, Ani pun mengiyakan lamaran Ivan. Namun, pernikahan itu ternyata tak direstui orangtua Ivan yang selama ini menyokong penuh anak manjanya itu secara finansial dan emosional.
Sekilas film ini memakai formula kisah cinta klise ala Cinderella, perempuan miskin yang dinikahi pangeran dan hidup bahagia. Namun, bukan Sean Baker namanya jika filmnya berjalan semulus itu. Seperti film-film lawasnya, Baker menggunakan pendekatan realisme untuk Anora. Benar saja, isu soal ketimpangan kelas, kapitalisme, dan feminisme mewarnai film ini.
2. Tipe film yang gak perlu banyak dialog untuk melontarkan komentar sosial
Hebatnya, Baker tidak perlu banyak dialog untuk melontarkan komentar sosial yang dimaksudnya. Ia menggunakan character development, terutama dari sosok Ani untuk menampakkan sisi gelap kapitalisme dan ketimpangan kelas. Mulai dari fakta bahwa Ani harus bekerja keras untuk bertahan hidup, perbedaan sifat antara dirinya dan Ivan karena upbringing mereka yang bertolakbelakang, cara keluarga Ivan memperlakukan Ani, sampai relasinya dengan para orang suruhan keluarga Ivan sudah mewakili banyak isu.
Karakter Ani yang berlapis juga menjelaskan banyak hal tanpa perlu dialog-dialog berat. Di satu sisi, ia tampak ramah dan penuh energi, tetapi sebenarnya teralienasi dari pekerjaan dan orang-orang terdekatnya. Ani digambarkan sebagai perempuan independen, tetapi ternyata naif dan tergoda menjejali dirinya sendiri dengan harapan kosong. Begitu pula Ivan, yang lewat kesehariannya jelas punya level kedewasaan yang rendah. Apalagi bila disandingkan Ani yang meski sebaya dengannya sudah makan asam garam kehidupan.
Kemampuan Baker mendorong penonton melakukan analisa dan mengekstrak pesan dari gestur para karakternya itulah kekuatan Anora. Banyak yang memuji Anora sebagai karya sinematik yang berhasil mengembalikan esensi film yang sebenarnya. Yakni, mengoptimasi elemen audiovisual untuk menyampaikan pesan.
3. Cast yang ideal untuk tiap karakternya
Cast adalah salah satu kunci dalam kesuksesan film Anora. Tak hanya Mikey Madison yang mencuri perhatian, para pemeran pendukung seperti Mark Eydelshteyn (Ivan), Yura Borisov (Igor), Karren Karagulian (Toros), Vache Tovmasyan (Garnik), dan Darya Ekamasova (Galina) sukses memikat penonton. Secara representasi kultural, Sean Baker juga tidak melakukan banyak blunder seperti yang dilakukan Jacques Audiard di Emilia Perez. Salah satu pesaing kuat Oscar itu dituding kurang riset dan tak mewakili Meksiko meski mengambil latar negara itu. Bukannya mencari aktor asli Meksiko, Audiard justru mendapuk Selena Gomez (Amerika Serikat), Zoe Saldana (Puerto Rico-Republik Dominika) dan Karla Sofia Gascon (Spanyol) sebagai pemeran utama.
Baker dan Samantha Quan selaku casting director merekrut aktor yang sesuai dengan latar belakang kultural karakter mereka, termasuk karakter yang berlatar belakang Armenia dan Rusia. Hanya Mikey Madison yang meski memerankan Ani yang keturunan Rusia, sebenarnya berasal dari keluarga Yahudi. Ia terbantu dengan penampilan fisiknya yang racially ambiguous.
Bersama The Substance, Anora jadi film laris 2024 yang belum masuk shortlist Oscar. Ini agak mengejutkan, tetapi keduanya masih punya kesempatan merebut nominasi di kategori-kategori unggulan yang belum diumumkan seperti Aktris Terbaik, Pemeran Pendukung Terbaik, Sutradara Terbaik, Naskah Orisinal Terbaik, dan mungkin saja Best Picture (Film Terbaik). Masih ada beberapa bulan sebelum nominasi Oscar 2025 diumumkan. Menurutmu, Anora bakal jadi contender atau justru snub, nih?