Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sinekdoks.com

Bicara tentang film, ada banyak hal yang terlintas di pikiran. Film action, romantis, horor, atau komedi. Film hollywood atau asia. Saking banyaknya hingga perbincangan tentang film seolah tak pernah menemui kata bosan. Namun di Indonesia, tak banyak orang yang akrab dengan film anime. Padahal film-film dari negeri sakura tersebut tak kalah seru dari film layar lebar lainnya.

Rupanya masih banyak orang berpendapat bahwa film anime adalah tontonan anak-anak. Padahal kini film-film tersebut sudah banyak dinikmati oleh orang dewasa. Berbagai tema yang serius pun diangkat di dalamnya. Seperti roman dewasa, psikologi, sejarah, dan banyak lagi. Sudah saatnya kamu mulai mencoba menontonnya.

Salah satu anime yangsangat populer di dunia adalah 5 Centimeters Per Second yang disutradari oleh Makoto Shinkai. Meski dirilis pada tahun 2007, namun hingga kini masih banyak orang yang memperbincangkannya. Terutama jika kamu meminta saran mengenai film anime yang bagus pada seorang teman, hampir pasti film ini ada di list pertama.

Apa saja sih keistimewaan film ini sehingga menjadi primadona selama bertahun-tahun lamanya? Simak uraian berikut ini.

1. Kisah yang sederhana dan realistis

Pinterest.com/puddinaw

Tentu saja cerita menjadi unsur penting pembangun sebuah film. 5 Centimeters Per Second bukan film dengan tema unik, justru ceritanya sangat klise. Hampir setiap orang pernah mengalami kisah serupa, namun itulah kehebatannya. Mengubah sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa.

Penonton diajak mengikuti tiga fase kehidupan lelaki bernama Tohno Takaki. Pada masa SD ia bertemu sahabat sekaligus cinta pertamanya, Akari, yang kemudian harus berpisah karena mereka pindah ke kota yang berjauhan. Fase kedua tentang Takaki remaja yang tak bisa lepas dari bayangan Akari. Sesekali mereka berkirim surat, namun rutinitas itu perlahan pudar. Bagian ini dikisahkan dari sudut pandang seorang teman yang diam-diam menyukai Takaki, namun sadar perasaannya tak mungkin terbalas.

Fase ketiga yang paling menguras emosi, yaitu seorang pemuda dewasa yang terkurung dalam kenangan masa kecil. Hingga suatu hari Takaki menerima pesan dari sang cinta pertama yang memaksanya bangun dan menghadapi kenyataan.

2. Penuh narasi yang puitis

Editorial Team

Tonton lebih seru di