Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan film Legally Blonde (dok. MGM/Legally Blonde)

Film Legally Blonde (2001) seringkali dianggap sebagai komedi ringan tentang seorang gadis sorority yang mengejar mantan pacarnya ke Harvard Law School. Namun, di balik gaya berpakaian dan tingkah Elle Woods (Reese Witherspoon) yang terlihat konyol, tersimpan pesan feminisme yang kuat dan relevan hingga kini. Perempuan pirang yang dicap tak tahu apa-apa juga bisa cerdas dan berdaya!

Alih-alih merendahkan perempuan, film ini justru menunjukkan kecerdasan, ketekunan, dan kemampuan mereka dalam mendobrak stereotip. Supaya gak penasaran, Yuk, simak bareng lima bukti Elle Woods adalah seorang feminis sejati dalam film Legally Blonde, berikut ini. Check it out!

1. Menolak stereotip cewek pirang dan membuktikan kemampuannya

cuplikan film Legally Blonde (dok. MGM/Legally Blonde)

Sejak awal film, Elle Woods dihadapkan pada berbagai stereotip negatif karena penampilannya. Elle adalah cewek pirang, feminin, sangat peduli penampilan, serta anggota sorority yang punya stereotipe kurang pintar. Banyak yang meremehkan dan menganggapnya tidak serius saat mulai kuliah di Harvard.

Namun, Elle tidak membiarkan stereotip ini mempengaruhinya. Ia justru memanfaatkan pengetahuannya tentang fashion dan budaya pop, yang seringkali dianggap remeh, sebagai aset dalam memahami kasus. Elle menggunakan apa yang ia miliki untuk bisa berkembang sehingga keberhasilannya di Harvard melampaui ekspektasi banyak orang. Ini menjadi bukti bahwa perempuan cerdas dan kompeten tanpa harus meninggalkan feminitas mereka. 

2. Mendukung dan memberdayakan perempuan

cuplikan film Legally Blonde (dok. MGM/Legally Blonde)

Sifat positif Elle lainnya adalah ia tak egois atau hanya berfokus pada dirinya. Hidup di rumah sorority membuat Elle jadi pribadi yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Hal ini ditunjukkan ketika ia membantu saingannya, Vivian Kensington, untuk keluar dari hubungan toxic, keduanya kemudian jadi bersahabat.

Selain itu, dalam kasus Brooke Wyndham, Elle menunjukkan empati dan kepercayaan pada kliennya, bahkan ketika orang lain meragukannya. Ia menggunakan pemahamannya tentang pengalaman perempuan untuk mengungkap kebenaran dan membela Brooke dengan gigih.

Elle juga memberdayakan teman-teman perempuannya untuk membantu kasus ini serta beberapa kasus lain yang ia tangani. Tindakan ini menunjukkan bahwa Elle memahami pentingnya girlhood dan pemberdayaan antar perempuan, yang merupakan inti dari gerakan feminis.

3. Menggunakan kekuatannya untuk membantu sesama perempuan

cuplikan film Legally Blonde (dok. MGM/Legally Blonde)

Keputusan Elle untuk menjadi pengacara bukan hanya didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kembali Warner, mantan pacarnya. Seiring berjalan waktu, ia menemukan panggilan yang lebih dalam, yaitu menggunakan pengetahuannya untuk membantu orang lain, terutama perempuan yang membutuhkan keadilan. Kasus Brooke Wyndham adalah contoh utama.

Elle tidak hanya ingin memenangkan kasus, tetapi ia benar-benar peduli pada nasib Brooke dan bertekad untuk membuktikan bahwa kliennya tidak bersalah. Ia menggunakan kecerdasan dan pemahamannya yang unik untuk mengungkap kebenaran, dengan cara yang tak terpikirkan oleh pengacara lain.

4. Menolak merendahkan diri demi laki-laki

cuplikan film Legally Blonde (dok. MGM/Legally Blonde)

Salah satu aspek feminisme adalah menolak pemikiran bahwa perempuan harus berubah atau merendahkan diri demi mendapat pengakuan atau cinta dari laki-laki. Elle Woods adalah contoh yang kuat dalam hal ini. Meskipun awalnya pergi ke Harvard supaya bisa balikan dengan Warner, ia segera menyadari bahwa dirinya lebih berharga dari sekadar menjadi seorang pacar.

Elle menemukan nilai dirinya melalui prestasi akademis dan kemampuannya sendiri. Ketika Warner kembali mencoba mendekatinya setelah melihat kesuksesannya, Elle dengan tegas menolaknya. Ia menyadari bahwa ia pantas mendapatkan seseorang yang menghargainya apa adanya, bukan karena pencapaiannya. Keputusannya ini adalah pernyataan yang kuat tentang pentingnya harga diri dan kemandirian perempuan.

5. Berpikiran bahwa feminitas sebagai kekuatan

cuplikan film Legally Blonde (dok. MGM/Legally Blonde)

Elle Woods tidak pernah merasa perlu untuk menyembunyikan atau mengurangi sisi girly-nya agar dianggap serius. Ia tetap menyukai warna pink, fashion, dan hal-hal yang seringkali dianggap tak serius. Namun, Elle membuktikan bahwa girl things ini tidak menghalanginya untuk menjadi seorang pengacara yang cerdas dan sukses.

Elle justru menggunakan pengetahuannya tentang fashion dan kecantikan sebagai batu loncatan untuk terhubung dengan orang lain dan memahami situasi. Film ini secara tersirat memberi pesan bahwa feminitas bukan kelemahan, melainkan bisa menjadi sumber kekuatan dan keunikan. 

Sejak lama memang sudah banyak penggemar yang mengungkapkan kalau film ini adalah kampanye feminis secara tersirat. Karakter Elle Woods hadir sebagai representasi feminisme yang cerdas, positif, dan relevan, yang mengajarkan bahwa perempuan bisa mencapai apa pun tanpa harus kehilangan diri mereka sendiri. Rewatch film-nya lagi, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team