5 Episode Terbaik The Last of Us Season 1 Versi IMDb, Penuh Kejutan!

Seperti yang kamu tahu, sebelum The Last of Us ditayangkan, ada banyak rumor yang mengatakan kalau Indonesia akan menjadi salah satu latar penting dalam ceritanya. Rumor ini kemudian menjadi kenyataan saat teaser terbarunya menampilkan aktris senior tanah air, Christine Hakim, tengah memakai pakaian hazmat dan meneliti sebuah virus misterius.

Para penggemar The Last of Us di Indonesia pun tak perlu menunggu sampai sekian episode untuk melihat representasi Indonesia dalam serial ini. Episode dua, Infected, langsung membawa penonton ke suasana Jakarta, Indonesia pada 2003. Alkisah, Ratna Pertiwi (Hakim), profesor mikologi dari Universitas Indonesia, dibawa oleh pihak militer untuk meneliti mayat di sebuah laboratorium.

Menemukan pertumbuhan Cordyceps yang tak wajar pada tubuh mayat tersebut, Pertiwi—dengan muka ketakutan dan badan bergetar hebat—menyarankan kepada pihak militer untuk mengebom seluruh kota beserta orang-orang di dalamnya. Selain opening yang menggetarkan tersebut, Infected pun menyuguhkan sederet momen menegangkan sekaligus emosional.

Misi Joel dan Tess (Anna Torv) dalam mengantar Ellie ke markas Fireflies di Massachusetts State House diwarnai dengan berbagai insiden. Mulai dari serangan para clicker, para tentara Fireflies yang tewas secara misterius, sampai Tess yang ternyata terinfeksi, episode dua ditutup dengan pengorbanan Tess yang meledakkan dirinya bersama para infected yang memenuhi gedung.

Tak berlebihan rasanya jika menyebut When You're Lost in the Darkness sebagai episode pilot terbaik dalam sejarah serial Hollywood. Bagaimana tidak, selain bertabur easter egg bagi para pencinta game-nya, episode perdana dari The Last of Us ini juga mengajak penonton untuk memahami alasan Joel berubah menjadi pria yang keras, dingin, dan tak segan untuk membunuh musuhnya.

Berlatar 2003, When You're Lost in the Darkness menceritakan kehidupan normal Joel bersama sang anak, Sarah (Nico Parker), dan adiknya, Tommy (Gabriel Luna) di Austin, Texas. Namun, kebahagiaan tersebut mendadak lenyap ketika wabah Cordyceps merebak ke seluruh dunia.

Dikemas ala film blockbuster, pelarian Joel, Sarah, dan Tommy tersaji begitu intens sampai di tengah perjalanan, Sarah ditembak mati oleh seorang tentara. Latar waktu dalam When You're Lost in the Darkness lalu melompat 20 tahun kemudian, yakni 2023, di mana dunia telah hancur dan manusia hidup "berdampingan" dengan para infected.

Pada saat itulah Joel pertama kali bertemu dengan Ellie. Joel, yang awalnya hanya menganggap Ellie sebagai "kargo berharga" yang dititipkan oleh Fireflies, mulai mengembangkan perasaan protektif (karena trauma kehilangan Sarah) terhadap gadis tersebut. Tentu saja, mulai dari episode ini, perjalanan mereka berdua tidak akan mudah.

Dalam Look for the Light, selaku episode final, Joel dan Ellie sampai di Salt Lake City, Utah, tempat rumah sakit milik Fireflies yang akan menjalankan eksperimen kepada Ellie berada. Namun, ketika Joel menyadari kalau operasi tersebut mengancam nyawa Ellie—meski menurut Marlene (Merle Dandridge), sang pemimpin Fireflies, pengorbanan Ellie akan menyelamatkan nyawa banyak orang—ia dengan membabi buta menghabisi nyawa para tentara Fireflies, termasuk Marlene, dan pergi membawa Ellie yang masih dibius.

Namun, ketika Ellie terbangun, Joel berbohong kepadanya kalau Fireflies telah menemukan beberapa orang yang kebal terhadap Cordyceps seperti Ellie dan tak mampu membuat obat penawarnya. Ia juga menambahkan kalau ia harus membawa Ellie kembali ke Wyoming, tempat Tommy, karena rumah sakit telah diserang oleh para perampok.

Melihat tindakan nekat dan kebohongan Joel tersebut, sejumlah pertanyaan yang mengarah pada alur cerita musim kedua pun muncul. Akankah hubungan Joel dan Ellie memburuk setelah Ellie mengetahui perbuatan Joel di rumah sakit? Apakah ada seseorang dari Fireflies yang akan membalas dendam pada Joel?

Apa pun itu, yang jelas Look for the Light juga memperlihatkan beberapa adegan signifikan yang tak ditampilkan dalam game-nya. Dua di antaranya adalah adegan kelahiran Ellie (adegan ini menjelaskan imunitas Ellie terhadap Cordyceps) dan bekas luka percobaan bunuh diri Joel setelah kematian Sarah. Secara tak langsung, adegan terakhir ini merepresentasikan proses trauma healing yang Joel rasakan setelah bertemu dengan Ellie.

Apa jadinya jika fanatisme agama bertemu kanibalisme? Jawaban atas pertanyaan ini dipaparkan secara menarik oleh Craig Mazin, selaku penulis naskah, dalam episode delapan, When We Are In Need. Di episode ini, Ellie, yang kesulitan mencari makanan dan obat-obatan untuk menyembuhkan luka Joel, bertemu dengan David (Scott Shepherd) dan James (Troy Baker), dua orang yang mengaku sebagai bagian dari grup penyintas.

Tanpa diduga, David adalah pemimpin sekte yang pengikutnya dibunuh oleh Joel di Colorado (lihat episode enam, Kin). Yang lebih mengejutkan lagi, bukannya daging binatang, David malah memberi makan daging manusia kepada para pengikutnya. Selain akting Shepherd yang mengintimidasi sebagai David, When We Are In Need juga menampilkan kemampuan Ramsey dalam membawakan sisi gelap Ellie.

Dalam sebuah adegan, tampak David menindih tubuh Ellie dan siap untuk memperkosa gadis tersebut. Namun, setelah melakukan sejumlah perlawanan, Ellie akhirnya berhasil meraih pisau daging dan membunuh David secara membabi buta. Menurut penulis, tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan ekspresi Ramsey saat membawakan adegan tersebut selain "brutal" dan "mengganggu"!

Belum cukup mengaduk-aduk perasaan penonton lewat arc Bill (Nick Offerman) dan Frank (Murray Bartlett) di episode tiga, Long, Long Time, The Last of Us kembali membuat penonton syok lewat ending yang tragis di episode lima, Endure and Survive. Melanjutkan dari episode sebelumnya, Joel dan Ellie bertemu dengan Henry (Lamar Johnson) dan Sam (Keivonn Montreal Woodard), sepasang kakak beradik yang lari dari kelompok perlawanan di Kansas City.

Meski awalnya Joel menaruh curiga, terlebih ketika mengetahui status Henry sebagai kolaborator, mereka akhirnya sepakat untuk saling bekerja sama keluar dari kota tersebut. Interaksi hangat antara Joel, Ellie, Henry dan Sam menjadi highlight dalam Endure and Survive. Sayangnya, kebersamaan tersebut tak berlangsung lama.

Kathleen (Melanie Lynskey), pemimpin kelompok perlawanan, menemukan mereka dan langsung melancarkan serangan. Namun, serangan tersebut menyebabkan ledakan yang membuat para infected keluar dari persembunyiannya. Di tengah kekacauan yang menewaskan Kathleen dan para krunya tersebut, Joel, Ellie, Henry, dan Sam berhasil kabur dan lari ke sebuah motel yang aman.

Di motel tersebut, Ellie menyadari kalau Sam telah terinfeksi. Pagi harinya, ketika Sam berubah menjadi infected dan menyerang Ellie, Henry merebut pistol dari Joel dan membunuh adiknya. "What do I do? What do I do? What do I do?," ucap Henry berulang kali dalam keadaan syok sebelum menembak dirinya sendiri.

Selain penuh momen mengejutkan, alasan lima episode di atas mampu merebut hati para penonton adalah karena kesetiaannya pada alur cerita game. Apalagi, Craig Mazin dan Neil Druckmann, selaku kreator, mampu menambahkan beberapa detail menarik yang semakin memperkuat esensi dari game-nya itu sendiri. Gimana, sudah gak sabar nungguin musim keduanya tayang?