5 Film Barat jika Kamu Suka 1 Kakak 7 Ponakan, Kisahnya Relevan!

Film tentang keluarga selalu punya tempat spesial di hati penonton. Kehangatan, konflik, dan dinamika antaranggota keluarga yang ditampilkan sering kali terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tak heran, film dengan tema ini selalu berhasil menyentuh emosi dan meninggalkan kesan mendalam.
Salah satu contoh terbarunya adalah karya Yandy Laurens, sutradara peraih Piala Citra lewat Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023), yang bertajuk 1 Kakak 7 Ponakan. Diangkat dari sinetron berjudul sama yang hit di era 90-an, film ini berkisah tentang Moko (Chicco Kurniawan), mahasiswa arsitektur yang harus mengubur mimpinya sementara waktu demi mengurus tujuh keponakannya setelah sang kakak meninggal dunia.
Menawarkan perpaduan antara momen haru dan komedi yang natural, 1 Kakak 7 Ponakan menggambarkan realita kehidupan keluarga dengan segala dinamikanya. Sambutan penonton pun sangat positif. Banyak yang merasa relate dengan kisah pengorbanan dan tanggung jawab yang diangkat dalam film yang tayang di bioskop Indonesia sejak Kamis (23/1/2025) ini.
Jika kamu menikmati cara Yandy Laurens merangkai kisah dinamika keluarga, mimpi yang tertunda, maupun hubungan antara paman—atau bibi—dan keponakan dalam 1 Kakak 7 Ponakan, ada lima rekomendasi film Barat yang mungkin akan kamu sukai. Deretan film ini menyajikan tema serupa dengan pendekatan yang berbeda. Siap menemani akhir pekanmu dengan cerita yang mengaduk-aduk perasaan!
1. Raising Helen (2004)
Sewaktu dirilis, Raising Helen memang tak meraup box office sebesar film-film blockbuster musim panas dan pujian setinggi langit dari kritikus. Namun, film garapan Garry Marshall ini kemudian mendapatkan tempat tersendiri di hati penonton. Banyak yang mengaku jatuh cinta dengan kisah drama keluarga yang ditawarkan Raising Helen.
Mempunyai premis yang cukup familier bagi fans 1 Kakak 7 Ponakan, film ini bercerita tentang seorang wanita karier yang tiba-tiba harus menjadi ibu bagi tiga keponakannya. Kate Hudson memerankan Helen Harris, wanita lajang yang berprofesi sebagai eksekutif di dunia mode New York. Kehidupan Helen yang glamor dan bebas berubah drastis ketika ia ditunjuk sebagai wali bagi tiga keponakannya setelah saudara perempuannya meninggal dunia.
Perubahan drastis dalam kehidupan Helen inilah yang menjadi daya tarik utama Raising Helen. Dari seorang wanita yang terbiasa dengan pesta dan kehidupan malam, Helen harus belajar mengurus anak-anak, mengatur rumah tangga, dan menyeimbangkan semuanya dengan pekerjaannya. Semua konflik ini dikemas secara menghibur, tanpa melupakan sentuhan emosional.
2. Captain Fantastic (2016)
Meski tak berpusat pada seorang paman yang mengurus keponakan seperti 1 Kakak 7 Ponakan, Captain Fantastic tetap menawarkan dinamika keluarga besar yang mirip. Film ini menampilkan Ben (Viggo Mortensen), ayah yang membesarkan enam anaknya di tengah hutan, jauh dari peradaban modern. Mereka dididik dengan cara yang unik dengan menekankan pada kemandirian, pengetahuan, dan pemikiran kritis sehingga menciptakan sebuah keluarga yang berbeda dari kebanyakan keluarga pada umumnya.
Namun, isolasi mereka dari dunia luar mulai diuji ketika sebuah tragedi memaksa mereka untuk melakukan perjalanan ke dunia modern yang asing bagi mereka. Perjalanan tersebut membawa mereka pada serangkaian konflik dan konfrontasi dengan nilai-nilai masyarakat modern. Di sisi lain, Ben, yang selama ini menjadi sosok otoriter dalam keluarga, juga mulai mempertanyakan metode pendidikannya.
3. C'mon C'mon (2021)
Ketika mencari sutradara yang jago meramu drama keluarga yang hangat serupa Yandy Laurens dalam 1 Kakak 7 Ponakan, Mike Mills tentu menjadi salah satu nama yang patut disebut. Keahliannya dalam menggarap cerita sederhana, tapi bermakna, terbukti lewat karya-karyanya, salah satunya C’mon C’mon. Film terakhirnya ini menawarkan potret hubungan paman dan keponakan yang begitu intim dan realistis.
C’mon C’mon berkisah tentang Johnny (Joaquin Phoenix), jurnalis radio yang bepergian ke berbagai kota untuk mewawancarai anak-anak tentang pandangan mereka terhadap masa depan. Suatu hari, ia diminta oleh adiknya, Viv (Gaby Hoffman), untuk menjaga keponakannya, Jesse (Woody Norman), sementara Viv mengurus mantan suaminya yang berjuang dengan bipolar. Momen inilah yang kemudian menumbuhkan ikatan emosional yang kuat antara Johnny dan Jesse.
Menggambarkan proses saling belajar dan memahami satu sama lain, interaksi keduanya menghadirkan momen-momen hangat, lucu, sekaligus menyentuh. Akting yang natural dan kuat dari Joaquin Phoenix dan Woody Norman turut memfasilitasi kedalaman emosi yang ingin disampaikan film ini. Di bawah arahan Mills, keduanya berhasil membangun chemistry yang mudah untuk dicintai.
4. Shelter (2007)
Seperti dalam 1 Kakak 7 Ponakan, kisah seorang anak muda yang harus mengesampingkan mimpinya demi menghidupi keluarganya juga dapat ditemukan dalam Shelter. Film ini mengikuti Zach (Trevor Wright), pemuda yang terpaksa menunda impiannya untuk masuk ke sekolah seni bergengsi demi merawat keponakannya, Cody (Jackson Wurth), karena kakaknya, yang juga ibu Cody, Jeanne (Tina Holmes), lebih mementingkan kehidupan pribadinya. Beban Zach semakin berat karena ia harus menjadi sosok ayah sekaligus ibu bagi Cody.
Shelter juga lebih inklusif dengan menyentuh ranah LGBTQ+ melalui kisah cinta antara Zach dan Shaun (Brad Rowe), kakak dari sahabatnya. Hubungan ini berkembang di tengah konflik internal Zach yang belum sepenuhnya menerima identitas dirinya. Konflik pun semakin rumit ketika Jeanne mengetahui hubungan tersebut dan menunjukkan sikap homofobiknya. Apakah Zach mampu menghadapi tekanan dari keluarganya demi kebahagiaannya sendiri?
5. Manchester by the Sea (2016)
1 Kakak 7 Ponakan dengan nuansa yang lebih dewasa dan kelam, itulah yang akan kamu temukan dalam Manchester by the Sea. Disutradarai dengan apik oleh Kenneth Lonergan, film ini menyajikan potret kehidupan yang realistis dan emosional, tanpa dramatisasi berlebihan. Dijamin, setelah menontonnya, kamu akan merenungkan arti keluarga dan bagaimana seseorang berjuang menghadapi trauma masa lalu.
Kisah Manchester by the Sea berpusat pada Lee Chandler (Casey Affleck), pria penyendiri yang bekerja sebagai petugas kebersihan di Boston. Kehidupannya yang tenang dan monoton berubah drastis ketika ia dipanggil kembali ke kampung halamannya, Manchester-by-the-Sea, karena kabar duka. Ia harus mengurus keponakannya, Patrick (Lucas Hedges), setelah sang kakak meninggal dunia, dan menghadapi kembali kenangan pahit yang selama ini ia coba lupakan.
Tak hanya berfokus pada hubungan paman dan keponakan, Manchester by the Sea juga mengeksplorasi tema-tema berat, seperti rasa bersalah, kehilangan, dan proses penyembuhan. Pesan penting tersebut tentu takkan terwujud tanpa akting brilian Casey Affleck dan Lucas Hedges. Berhasil menggambarkan kompleksitas individu yang "dilahap" duka dengan begitu solid, tak heran jika keduanya sama-sama dinominasikan di berbagai ajang penghargaan bergengsi, termasuk Academy Awards.
Dari drama komedi yang ringan seperti Raising Helen hingga drama yang lebih emosional seperti Manchester by the Sea, semuanya menawarkan refleksi tentang arti keluarga dan bagaimana dinamikanya bisa memengaruhi hidup seseorang. Jadi, buat kamu yang suka dengan 1 Kakak 7 Ponakan dan ingin mencari tontonan sejenis, kelima film keluarga ini dijamin bakal jadi pilihan yang pas untuk mengisi waktu luangmu. Selamat menonton!