5 Film Lain yang Bisa Ditonton kalau Suka The Life List

Five Feet Apart adalah film garapan Justin Baldoni yang mengikuti kisah cinta dua remaja pasien penyakit kronis di sebuah rumah sakit. Stella (Haley Lu Richardson) dan Will (Cole Sprouse) sama-sama mengidap fibrosis kistik yang membuat keduanya rawan terpapar infeksi. Ini memaksa keduanya berinteraksi dalam jarak minimal 5 kaki. Manis, menghangatkan hati, meski akhirnya cukup tragis. 

The Farewell memang bukan film romcom, tetapi relasi antaranggota keluarga di dalamnya tak kalah manis. Ditulis dari perspektif Billy (Awkwafina), seorang perempuan Amerika keturunan China, The Farewell akan membawamu menyelami krisis identitas dan relasi rumitnya dengan kerabat-kerabatnya di China. Seperti The Life List, konflik dalam film bermula dari kabar kalau nenek Billy didiagnosa kanker dan hidupnya tak lama lagi. 

Krisis juga menghampiri Gretta (Keira Knightley), musisi yang baru diputus pacar sesama musisinya. Tepat saat ia kehilangan asa karena kariernya yang stagnan, seorang produser bernama Dan (Mark Ruffalo) menghampiri dan menawarinya kontrak dengan label rekaman. Petualangan mereka membangun karier Gretta pun dimulai. Sederhana, tetapi cukup jeli menyentil isu kehilangan dengan cara berbeda. 

Sesuai judulnya, film ini mengikuti pertemanan seorang remaja laki-laki bernama Greg (Thomas Mann) dengan dua temannya, Earl (RJ Cyler) dan Rachel (Olivia Cooke). Rachel adalah teman kecil Greg yang mengidap leukimia dan seperti biasa diprediksi tak akan hidup lama. Dengan dorongan orangtuanya dan bantuan Earl, Greg berusaha membuat sisa waktu Rachel berkesan. 

Dengan elemen fantasi, About Time berpusat pada Tim (Domhnall Gleeson), pria yang mewarisi kemampuan perjalanan antarwaktu dari ayahnya. Saat tahu soal kemampuan itu, Tim mulai ketagihan melakukan perjalanan antarwaktu untuk mengubah keputusan-keputusannya yang menurutnya kurang tepat, terutama dalam hal percintaan. Sampai satu hari ia tak sadar kalau ada banyak hal yang justru makin pelik dan susah diubah bahkan dengan kemampuan supernya itu. Termasuk fakta bahwa ia tak bisa mengubah nasib ayahnya yang didiagnosa mengidap kanker stadium akhir. 

The Life List memang membagi penonton jadi dua kubu berseberangan, tetapi popularitasnya mendorong makin banyaknya film-film romantis ringan yang menyertakan elemen realisme seperti isu kehilangan dan dukacita. Apa pendapat personalmu? Sukakah kamu dengan gebrakan ini atau bukan terobosan baru untukmu? Jika setuju, tak ada salahnya untuk menikmati film lain yang bisa ditonton kalau suka The Life List.