Protes adalah salah satu bentuk partisipasi rakyat dalam sistem politik demokrasi. Ini normal dan diperbolehkan oleh konstitusi. Namun, tak sedikit yang menganggapnya sebagai bentuk ketidakstabilan, karena beberapa kasus kekerasan dan kericuhan yang terjadi.
Indonesia sendiri memperbolehkan demonstrasi atau protes. Begitu pun negara-negara lain yang mengeklaim menganut demokrasi.
Namun, belum ada negara yang selevel dengan Prancis saat bicara protes. Budaya protes di negara itu sudah terlihat sejak 1780-an, lalu berkembang pesat setelah Revolusi 1789.
Meski begitu, data yang dihimpun Wilson berjudul "Political Demonstrations in France: Protest Politics Or Politics of Ritual?" dalam jurnal French Politics and Society pada 1994 menemukan bahwa sebenarnya Prancis bukan negara Eropa yang warganya paling aktif melancarkan protes. Masih ada Swiss, Jerman, dan Belanda.
Namun, gaung protes di Prancis memang terdengar lebih keras. Menurut liputan Zack Beauchamp untuk Vox, ini ada hubungannya dengan persatuan pekerja. Mereka adalah komunitas yang sangat aktif melakukan protes. Ini dilakukan karena jumlah anggota mereka yang cukup sedikit (dibanding negara Eropa lain), sehingga ada rasa paranoid yang tumbuh tiap kali ada satu perubahan atau kebijakan yang menyangkut keberlangsungan hidup atau profesi mereka.
Mahasiswa juga salah satu komunitas yang aktif menyuarakan hak dan tuntutannya lewat protes. Salah satu protes terbesar terjadi pada 1968 ketika sosialisme mulai memudar di Prancis dan anak-anak muda khawatir hak dan upah pekerja akan terdampak bersamaan dengan naiknya popularitas kapitalisme.
Sampai sekarang, protes masih sering ditemukan di Prancis, terutama di kota-kota besar, seperti Paris. Isunya pun meluas ke berbagai ranah, tidak hanya hak pekerja, tetapi juga antirasisme dan konservasi lingkungan.
Ada yang memandangnya sebagai bukti demokrasi yang berjalan, tetapi ada juga yang kesal karena sistem transportasi ikut terdampak. Untuk tahu lebih jauh sudut pandang warga lokal Prancis mengenai budaya protes, kamu bisa coba tonton lima film berikut. Penggambarannya realistis.