Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sakazuki (dok. Toei Animation/One Piece)

Dalam seri One Piece, Pemerintah Dunia ditampilkan sebagai salah satu antagonis utama. Mereka adalah organisasi besar yang mengendalikan dunia. Sementara mereka seharusnya melindungi dunia, Pemerintah Dunia justru kadang melakukan kejahatan yang membuat mereka lebih buruk dari bajak laut.

Dari semua anggota Pemerintah Dunia yang jahat, kali ini penulis akan membahas lima karakter One Piece paling kejam di Pemerintah Dunia. Mau tahu siapa saja karakternya? Simak ulasan berikut.

1. Im

Im (dok. Crunchyroll/One Piece)

Sebagai pemimpin Pemerintah Dunia, Im tentunya bertanggung jawab atas semua kejahatan Pemerintah Dunia. Im memegang otoritas tertinggi di Pemerintah Dunia sehingga Gorosei sendiri tunduk kepadanya. Keberadaannya adalah tabu sehingga orang yang pernah melihatnya tidak akan bertahan hidup.

Sejauh ini, masih tidak banyak yang diketahui tentang Im. Meski begitu, semua kejahatan yang dilakukan Pemerintah Dunia terjadi karena kehendaknya. Untuk menjaga rahasia Pemerintah Dunia, Im tidak pernah ragu untuk menghapus suatu pulau, seperti yang ia lakukan kepada Lulusia.

2. Gorosei

Gorosei (dok. Toei Animation/One Piece)

Juga dikenal dengan Lima Tetua, Gorosei juga memegang otoritas tertinggi di Pemerintah Dunia. Semua keputusan Pemerintah Dunia diambil sesuai dengan perintah Gorosei. Tentu saja, Gorosei juga bertanggung jawab atas sebagian besar kejahatan Pemerintah Dunia.

Salah satu kejahatan terbesar Gorosei yang pernah terlihat dalam seri mungkin adalah penghancuran Ohara. Sama seperti Im, Gorosei juga sangat menjaga rahasia Pemerintah Dunia. Ketika mengetahui bahwa cendekiawan Ohara mempelajari Abad Kekosongan, Gorosei langsung memerintahkan Angkatan Laut untuk memulai Buster Call di Ohara.

3. Bangsawan Dunia

Saint Charlos (dok. Toei Animation/One Piece)

Dalam dunia One Piece, Bangsawan Dunia hanyalah orang-orang sombong yang menganggap bahwa diri mereka adalah dewa. Mereka adalah keturunan 19 dari 20 penguasa yang mendirikan Pemerintah Dunia. Para Bangsawan Dunia tinggal di Mary Geoise yang mereka anggap sebagai surga.

Salah satu kejahatan terbesar yang sering dilakukan oleh Bangsawan Dunia adalah perbudakan. Mereka sering membeli manusia layaknya sebuah barang. Karena statusnya sebagai Bangsawan Dunia, tak jarang mereka juga bisa bebas memilih siapa saja untuk dijadikan budak.

4. Sakazuki

Sakazuki (dok. Toei Animation/One Piece)

Sakazuki adalah mantan Laksamana yang kini naik pangkat menjadi Laksamana Armada. Sakazuki menganut paham yang radikal tentang Keadilan Mutlak. Dirinya bisa membenarkan pembunuhan terhadap warga sipil, selama itu dilakukan untuk "keadilan".

Kejahatannya sudah terlihat ketika Angkatan Laut melakukan Buster Call di Ohara. Di sana, Sakazuki menembak kapal yang berisi warga sipil dengan dalih bahwa cendekiawan Ohara bersembunyi di sana. Tak hanya itu, Sakazuki juga bertanggung jawab atas kematian Portgas D Ace.

5. Spandam

Spandam (dok. Toei Animation/One Piece)

Spandam adalah mantan pemimpin CP9 dan CP5 yang kini bekerja di bawah CP0. Spandam berperan sebagai antagonis utama pada Water 7 saga, terutama di Enies Lobby arc. Darah penjahat mengalir di tubuh Spandam karena dirinya adalah anak dari Spandine, orang yang memulai Buster Call di Ohara.

Setelah penangkapan Nico Robin, Spandam terus menyiksa Robin. Dirinya menyalahgunakan otoritasnya sebagai pemimpin CP9 untuk membenarkan kekerasan kepada Robin. Spandam juga bertanggung jawab atas Buster Call di Enies Lobby meskipun dirinya tidak sengaja memberikan perintah tersebut.

Tidak mengherankan jika kelima karakter di atas menjadi karakter yang cukup dibenci di komunitas One Piece. Pasalnya, mereka sudah melakukan kejahatan yang sangat tidak diampuni. Dari kelima karakter di atas, siapa yang menurutmu paling kejam?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team