cuplikan film Under Parallel Skies (dok. 28 Squared Studios)
Chemistry antar karakter utama menjadi salah satu poin utama agar penonton bisa ikut terhanyut dalam kisah mereka. Sayangnya, tidak terlihat chemistry yang totalitas terjalin antara Win Metawin dengan Janella Salvador.
Di beberapa adegan mereka terlihat saling mengisi kekosongan satu sama lain. Namun, di sisi lain seperti hampa. Beberapa adegan-adegan penting yang membutuhkan chemistry yang dalam juga rasanya lewat begitu saja. Inilah mengapa, penulis menyebutnya fifty-fifty. Di satu sisi chemistry-nya terjalin dengan baik, tapi di sisi lain seperti tidak ada emosi antara keduanya.
Salah satu faktor menurut penulis yang mempengaruhi ketidak totalitasan chemistry keduanya adalah bahasa Inggris yang menjadi "alat komunikasi" utama antara Parin dan Iris.
Win Metawin mungkin tidak terlalu fasih berbahasa Inggris, membuat setiap kalimat yang diucapkannya hampir punya intonasi yang sama. Di sisi lain, Janella Salvador yang berasal dari Filipina dan cukup fasih berbahasa Inggris, membuat dialog yang diucapkannya terdengan lebih hidup. Sebab, ada permainan intonasi yang sesuai dengan penekanan-penekanan tiap kalimatnya.
Alhasil, ketika ada adegan-adegan yang membutuhkan emosi dan chemistry yang lebih dalam. Namun, karena faktor bahasa Inggris tadi, rasanya seperti ada yang mengganjal dan membuat chemistry mereka tidak keluar dengan baik.