Saat pertama kali membaca novelnya, imajinasi saya langsung liar membayangkan rumah yang super duper mewah, mobil yang super keren dengan berbagai fitur canggihnya, lautan perhiasan yang harganya setara dengan gaji saya selama 10 tahun, dan pergaulan sosial yang seperti lintasan lari, berusaha saling mendahului satu sama lain. Sampai pada satu titik, saya mentok. Khayalan saya pupus, karena saya tidak mampu membayangkan kemewahan yang lebih mewah lagi.
Tapi saat menonton filmnya yang berjudul sama dengan novelnya, Crazy Rich Asians, semua imajinasi saat membaca novelnya mulai terkikis. Mewah yang ditampilkan dalam film ini masih sebatas kewajaran ‘mewah’ dalam film. Ada yang jauh lebih mewah daripada rumah cantik di tengah hutan yang dijaga oleh beberapa pasukan pengaman yang lengkap dengan senapannya yang membuat bergidik. Ada yang jauh lebih mewah daripada rentetan dialog yang menceritakan betapa kayanya keluarga Nicholas Young itu. Kemewahan yang sesungguhnya adalah pada karakter para tokohnya, yang justru sangat sederhana.