Cinta? Siapa yang tidak tahu kata itu. Namun sebatas tahu tanpa mengenal betul komposisi dan konsep dasar dari cinta itu sangatlah naif. Sejatinya cinta itu perjuangan dua orang bersama-sama merajut mimpi yang mereka sepakati di awal untuk dibina bersama, namun apa jadinya bila salah satu telah lupa akan nilai awal yang mereka jaga dan bina?
Sementara yang satu masih terperangkap dalam rasa ingin berjuang, sementara secara logika hal tersebut adalah kesia-siaan yang tak perlu dipertahankan. Berikut lirik Amigdala - Tuhan Sebut Sia-Sia
Aku.
Dingin.
Dan kau makin semarak menuang cuka di atas luka.
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki.
Sedang kau mati suri berdendang sendiri.
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki.
Sedang kau mati suri berdendang sendiri.
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia.
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia.
Luka yang tanpa sadar kita genggam dengan halusinasi harap semu akan cinta yang kembali membaik, sedang Tuhan yang sering kita jadikan tempat mengadu dalam doa telah memberi pesan dalam tanda yang ingin Ia sampaikan lembut bahwa semua ini sia-sia.
Bilamana Tuhan sudah berpesan itu semua sia-sia dalam berbagai pertanda sebagai tuntunan atas pertanyaan dalam doamu. Masihkah kamu mau terjebak dalam luka yang kamu anggap cinta? Atau memang kamu telah pasrah dan menikmati kesia-siaan dari luka ini?
Nah dari beberapa lagu di atas lagu mana yang pas menggambarkan perenungan yang ingin kamu ambil atas hidup ini?
- Politik?
- Kondisi Sosial?
- Persahabatan dan Cinta? Atau hal lain?
Lirik lagu yang cerdas dan mendalam dipadu dengan komposisi irama yang pas mengisi jiwa kita dengan ragam warna dan perenungan dalam mencari nilai hidup. Sudahkah kamu merenungkannya?