Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nana Komatsu dalam film The World of Kanako. (dok. Gaga Communications/The World of Kanako)
Nana Komatsu dalam film The World of Kanako. (dok. Gaga Communications/The World of Kanako)

Intinya sih...

  • Film Jepang menyajikan konflik rumit yang menarik, seperti Homunculus yang menceritakan tentang eksperimen psikologis yang membingungkan.
  • Trilogi film 20th Century Boys menggambarkan ramalan kiamat masa kecil yang menjadi kenyataan.
  • The World of Kanako dan Confessions juga menawarkan konflik kompleks dengan tema keluarga, sosial, dan psikologi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Konflik adalah salah satu komponen paling penting dalam sebuah film. Tanpa adanya konflik, film akan terasa hampa karena tidak ada masalah yang harus diselesaikan. Bahkan, sebuah klimaks pada film biasanya disimpan ketika konflik mulai mencapai puncak.

Industri film Jepang bisa dibilang sebagai salah satu yang terbaik dalam menyajikan konflik. Meski kadang mereka mengangkat tema yang biasa, para penulis skenario dan sutradara selalu menyajikan konflik yang seru sehingga film tetap menarik untuk ditonton. Tak jarang, mereka juga menyajikan konflik yang rumit dan sulit dipahami.

Nah, jika menyukai film dengan konflik yang rumit, kamu harus mencoba nonton film Jepang di bawah ini. Berikut sederet rekomendasi film Jepang dengan konflik yang sangat rumit. Apa saja filmnya? Yuk, simak ulasan berikut!

5. Homunculus (2021)

Homunculus (dok. Avex Pictures/Homunculus)

Homunculus merupakan film Netflix yang dirilis pada 2021 lalu. Film ini diadaptasi dari manga karya Hideo Yamamoto berjudul sama. Homunculus sendiri berfokus pada seorang tunawisma bernama Susumu Nokoshi (Go Ayano).

Suatu hari, Nokoshi bertemu dengan seorang dokter muda bernama Manabu Ito (Ryo Narita). Kepada Nokoshi, Ito menawarkan uang sebesar 700 ribu yen (setara dengan 76 juta rupiah) jika Nokoshi bersedia untuk menjadi objek eksperimen Ito. Percaya jika itu dapat mengubah hidupnya, Nokoshi akhirnya menerima tawaran Ito.

Konflik dimulai setelah tengkorak Nokoshi dilubangi karena eksperimen tersebut. Sekarang, dengan menutup salah satu matanya, Nokoshi dapat melihat manifestasi dari trauma dan ketakutan setiap orang. Pada awalnya, Nokoshi menggunakan kemampuannya untuk membantu orang lain mengatasi trauma mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, Nokoshi mulai mengalami krisis identitas dan kehilangan kemampuan untuk membedakan realitas dan delusi.

4. 20th Century Boys (2008—2009)

20th Century Boys (dok. Toho/20th Century Boys)

Sama seperti Homunculus, 20th Century Boys juga merupakan film yang diadaptasi dari manga. Film ini diadaptasi dari manga karya Naoki Urasawa, mangaka yang juga dikenal sebagai kreator dari Monster. Meski 20th Century Boys tidak mendapatkan adaptasi anime, seri ini diadaptasi ke dalam trilogi film.

Film 20th Century Boys menggambarkan apa yang terjadi jika imajinasi liar semasa kita kecil menjadi kenyataan. Kembali ke 1969, Kenji Endo (Toshiaki Karasawa) menghabiskan masa kecilnya untuk menulis ramalan kiamat bersama teman-temannya. Setelah 28 tahun berlalu, Kenji kini menjalani kehidupannya sebagai pengelola toko serbaada.

Hingga suatu hari, salah satu teman masa kecilnya tiba-tiba meninggal secara misterius. Pada saat yang bersamaan, muncul sebuah sekte baru yang dikenal dengan Friend. Sejak saat itu, serangkaian kejadian aneh yang melibatkan Friend mulai terjadi. Lebih aneh lagi, setiap peristiwa yang terjadi sama persis dengan ramalan kiamat yang pernah ditulis oleh Kenji dan teman-temannya. Mau tak mau, Kenji harus mengumpulkan kembali teman-teman masa kecilnya untuk menyelamatkan dunia.

3. The World of Kanako (2014)

Koji Yakusho dalam film The World of Kanako. (dok. Gaga Communications/The World of Kanako)

The World of Kanako merupakan salah satu film populer yang diperankan oleh Nana Komatsu. Dalam film ini, diceritakan bahwa Kanako Fujishima (Nana Komatsu) adalah seorang siswi teladan. Dirinya memiliki ayah yang merupakan mantan detektif, yaitu Showa Fujishima (Koji Yakusho).

Suatu hari, Kanako dikabarkan menghilang secara misterius. Tak tinggal diam, Showa langsung bergerak untuk mencari putrinya. Namun, semakin dalam Showa menyelidiki keberadaan Kanako, dirinya mulai menemukan banyak sisi gelap dari seorang Kanako.

The World of Kanako menyuguhkan konflik rumit yang menyinggung isu keluarga, sosial, dan psikologi. Selama film berlangsung, kamu akan terus dibuat bertanya-tanya tentang siapa Kanako yang sebenarnya. Di sisi lain, film terus menyoroti kondisi psikologis Showa sambil menggali latar belakang dan perannya sebagai sosok ayah bagi Kanako.

2. Confessions (2010)

Takako Matsu dalam film Confessions. (dok. Toho/Confessions)

Balas dendam tidak selalu tentang kekerasan dibalas dengan kekerasan. Menurut penulis, merusak psikologis musuh adalah cara balas dendam yang paling kejam. Nah, film Confessions menceritakan tentang bagaimana seseorang menegakkan keadilan ketika hukum tidak berpihak kepada kita.

Film ini berfokus pada Yoko Moriguchi (Takako Matsu) yang bekerja sebagai guru SMP. Suatu hari, Yoko kehilangan putrinya yang masih berusia 4 tahun karena dibunuh oleh seseorang. Yoko mengetahui jika pelakunya adalah salah satu muridnya.

Namun, Yoko tidak bisa berbuat apa-apa karena pelaku kejahatan di bawah umur dilindungi oleh negara. Karena itu, Yoko akhirnya memilih balas dendam dengan caranya sendiri. Melalui serangkaian rencana yang rumit, Yoko secara perlahan menghancurkan psikologis pembunuh anaknya sampai orang tersebut mendapatkan ganjaran yang setimpal.

1. Cure (1997)

Cure (dok. Daiei Film/Cure)

Meski film ini terbilang sebagai film jadul, Cure masih menjadi salah satu film Jepang bertema psychological thriller terbaik hingga saat ini. Bayangkan, kamu adalah seorang detektif yang sedang menyelidiki kasus pembunuhan berantai. Namun, semakin dalam menyelidiki kasus ini, kamu malah mulai kehilangan kewarasan. Kurang lebih, itulah cerita yang disuguhkan dalam film yang dirilis pada 1997 ini.

Film ini berfokus pada seorang detektif bernama Kenichi Takabe (Koji Yakusho). Belakangan ini, Takabe terus menangani kasus pembunuhan yang aneh. Para korban selalu memiliki tanda X pada leher mereka. Namun, anehnya, pelaku selalu berbeda-beda dan mereka tidak mengingat dengan apa yang sudah mereka lakukan.

Hingga akhirnya, Takabe berhasil menemukan bahwa Kunio Mamiya (Masato Hagiwara) adalah dalang di balik pembunuhan berantai tersebut. Namun, Mamiya tampaknya memiliki kemampuan hipnosis yang sangat kuat. Pasalnya, semakin sering Takabe berbicara dengan Mamiya, secara perlahan Takabe mulai kehilangan kewarasan.

Ketika menonton kelima film di atas, pastikan kamu menyaksikan setiap adegan dan dialog dengan serius. Pasalnya, kelima film di atas akan memaksamu berpikir keras agar mengerti alur cerita. Jadi, dari kelima film di atas, mana yang akan kamu tonton terlebih dulu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team