5 Rekomendasi Film Satire, Seni Menyindir dengan Estetik

Melalui La Dolce Vita, sutradara Federico Fellini menyindir gaya hidup kalangan atas yang serba mentereng dan menelan biaya yang tidak sedikit tentunya. Berbanding terbalik dengan judulnya yang memiliki arti The Sweet Life–Kehidupan yang Manis–Fellini secara tidak langsung menunjukan bahwa bergelimang harta tidak menjamin hidup seseorang penuh dengan sukacita.

Berlatar di Roma pada tahun 1960, La Dolce Vita mengikuti seorang jurnalis tabloid bernama Marcello Rubini (Marcello Mastroianni) yang bertugas untuk meliput kehidupan kaum sosialita. Terpesona dengan gaya hidup yang serba gemerlap, Rubini mulai mempertanyakan makna dari kehidupan itu sendiri.

Di awal karir penyutradaraannya, Stanley Kubrick dikenal cukup eksperimental dengan menggarap berbagai genre termasuk satire-comedy. Lewat penulisan narasi serta dialog yang absurd dan kekanak-kanakan, Kubrick menunjukan ketidaksukaannya terhadap perang khususnya perang nuklir antara Uni Soviet dan Amerika Serikat pada era Perang Dingin.

Dr. Strangelove sendiri mengikuti Jack D. Ripper (Sterling Hayden), Brigadir Jenderal Angkatan Udara Amerika, memberikan perintah untuk menjatuhkan bom nuklir di wilayah Uni Soviet tanpa sepengetahuan atasannya. Di tempat yang berbeda, Presiden Merkin Muffley (Peter Sellers) bersama para jenderal mencari solusi dari kecerobohan D. Ripper agar perang nuklir meletus antara Amerika dan Uni Soviet.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa industri perfilman tidak semegah dan segemerlap yang disajikan di layar lebar. Banyak pihak dari berbagai kalangan berlomba-lomba untuk membuka aib tersebut pada publik. Sutradara Robert Altman dan penulis Michael Tolkin adalah salah satunya. Melalui The Player, keduanya mencela pegiat industri Hollywood yang arogan dan narsistik.

The Player sendiri menceritakan tentang petinggi rumah produksi bernama Griffin Mill (Tim Robbins) menerima serangkaian teror dari penulis yang naskahnya pernah ia tolak. Bersama dengan Detektif Avery (Whoopi Goldberg) dan Detektif DeLongpre (Lyle Lovett), Mill mencari sosok pelaku lewat puluhan naskah yang pernah ia tolak.

Sutradara Yorgos Lanthimos dengan gamblang menjadikan The Lobster sebagai bentuk kritikan terhadap tuntutan sosial yang diberikan pada kalangan cukup usia untuk menikah. Dibalut dalam genre dystopia dan dialog absurd nan vulgar, The Lobster turut menyentil soal standar kesuksesan yang terkadang di luar nalar.

The Lobster sendiri mengikuti David (Colin Farrell) dan belasan orang lajang lainnya dikirim ke sebuah hotel untuk menjalani karantina. Selama menjalani karantina selama 45 hari, mereka diwajibkan untuk menemukan pasangan. Jika selama karantina mereka gagal menemukan pasangan, maka mereka akan dirubah menjadi binatang.

Bong Joon Hoo sukses mengemas kritik isu kesenjangan sosial yang terjadi di Korea Selatan selama berabad-abad. Dalam balutan narasi yang ditulis dengan apik serta sinematografi yang memanjakan mata, Joon Hoo secara tidak langsung menunjukan jurang yang membentang antara si miskin dan si kaya.

Parasite menceritakan tentang Ki Woo (Choi Woo Sik) yang menggantikan temannya sebagai tutor untuk keluarga Park dari kalangan elit. Bersama dengan sang kakak Ki Jung (Park So Dam), keduanya menyingkirkan supir serta asisten rumah tangga keluarga Park dan merekomendasikan orangtua mereka sebagai pengganti. Sayangnya rencana mereka tidak berjalan sesuai dengan rencana ketika asisten rumah tangga kembali ke rumah keluarga Park.

Rekomendasi film di atas bisa jadi referensi tontonan di waktu senggang. Kamu bisa menonton rekomendasi film satire tersebut di MUBI dan layanan streaming favorit kamu!