5 Villain One Piece yang Punya Kisah Masa Lalu Paling Sedih

Senor Pink merupakan salah satu keluarga Doflamingo. Dia dianggap aneh karena memakai pakaian bayi dan mengucapkan kalimat cringe yang malah memikat para perempuan di sekitarnya. Namun dibalik keanehannya itu, ternyata ada alasan yang mengharukan.

Di masa lalunya, dia hidup bahagia dengan istrinya bernama Lucian dan anaknya yang masih balita. Pada saat itu, Senor Pink merupakan suami gentleman yang setia dan sangat menyayangi keluarganya.

Hingga suatu hari Senor Pink kembali setelah pertempuran bersama Doflamingo. Dia mendengar kabar anaknya telah meninggal. Tak cuman itu, Lucian merasa dibodohi oleh Senor Pink karena berbohong soal pekerjaannya. Akhirnya, Lucian kabur dari rumah.

Naasnya, Lucian malah tak sengaja tertimbun tanah longsor akibat hujan badai. Pihak rumah sakit menyatakan bahwa Lucian dalam kondisi tidak responsif dan akan sulit untuk berekspresi lagi. 

Kondisi istrinya yang semakin memburuk, Senor Pink tak henti-henti membuatnya tersenyum. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah memakai topi bayi yang sering dipakai anaknya. Upayanya itu berhasil membuat Lucian tersenyum walau sedikit. Demi melihat senyuman istrinya, Senor Pink pun terus memakai topi itu kemana-mana.

Katakuri merupakan salah satu komandan terkuat dari kru Big Mom. Karakter yang disebut-sebut sebagai rival Luffy ini punya kekuatan iblis yang mampu mengubah tubuhnya menjadi mochi.

Katakuri diperlihatkan selalu menggunakan pakaian berbulu yang menutupi leher dan area mulutnya. Hal ini dikarenakan dia memiliki mulut besar dengan rahang yang sedikit maju dan gigi runcing-runcing. Wajahnya inilah yang membuat dirinya jadi bullyan saat masih kecil.

Sejak saat itu, dia selalu mengenakan syal yang menutup mulutnya untuk menjaga reputasi keren di hadapan saudara-saudaranya.

Sebagai karakter yang paling dihormati sebagai villain karena kekejamannya oleh penggemar One Piece. Kisah masa lalu Doflamingo pun juga diperlihatkan.

Doflamingo awalnya merupakan bagian keluarga Celestial Dragon atau bangsawan terpandang. Namun ayahnya memilih pindah dari Mary Geoise dan hidup sebagai penduduk kalangan biasa.

Sayangnya, penduduk sekitar sangat membenci kaum bangsawan dan mencoba membakar hidup-hidup keluarga Doflamingo. Kalau saja bukan karena kekuatan tersembunyi Doflamingo, mereka sudah dipastikan tidak akan selamat.

Walaupun begitu, Doflamingo sangat kecewa dengan keluarganya yang ingin menjauhi kehidupan bangsawan. Akhirnya dia membunuh dan membawa kepala ayahnya agar bisa dijadikan kembali sebagai bangsawan. Sayangnya permintaannya itu ditolak dan membuat nya membenci semua orang.

Orochi disebut-sebut sebagai villain paling menyebalkan di One Piece. Keberhasilannya menguasai Wano semata-mata berkat Kaido, bukan karena kekuatannya sendiri. Walaupun begitu, dia berhasil membuat Oden dieksekusi dan menguasai Wano selama 20 tahun.

Alasan dibalik dirinya ingin menguasai Wano adalah karena dendam atas kekalahan klannya bernama Kurozumi dalam memperebutkan posisi shogun Wano. Gara-gara itu, dirinya yang merupakan garis keturunan Kurozumi dikucilkan oleh seluruh penduduk Wano.

Maka dari itu, dia balas dendam dengan sengaja mendekati Oden yang berasal dari klan Kozuki dan menusuknya dari belakang. Sehingga dia akhirnya berhasil menjadi shogun dan menguasai Wano.

Gild Teroso merupakan karakter non canon yang muncul pada One Piece Movie Gold. Dia adalah orang terkaya di dunia One Piece berkat kekuatan buah iblis miliknya yang dapat mengubah benda menjadi emas.

Meski kini jadi orang terkaya, kondisi Gild Teroso saat masa muda sangatlah miskin. Dia pernah jadi budak Celestial Dragon. Sampai akhirnya dia kabur jadi Mary Geoise saat penyerangan Fisher Tiger.

Kondisinya yang miskin membuatnya bermimpi jadi orang kaya di masa depan. Mimpinya terwujud setelah dia mendapat Goru Goru no Mi yang dia curi dari Doflamingo.

Manusia itu memang seperti koin yang punya dua sisi, baik maupun jahat. Hal ini gak terlepas dari karakter villain di atas yang ternyatan menyimpan kisah masa lalu yang menyedihkan.