Silence adalah film epik, sama seperti The Wolf of Wall Street, The Aviator, dan Gangs of New York. Namun, esensi sebenarnya dari Silence adalah sebuah "pengekangan," baik itu dari sinematografi, akting, hingga naskah. Silence menandai perubahan gaya Scorsese sebagai seorang sutradara yang sudah mendekati senja kariernya.
Tentunya, ini merupakan prestasi yang luar biasa, mengingat sutradara dengan gaya yang nyentrik, seperti Quentin Tarantino, Terrence Malick, dan Wes Anderson, justru semakin terperangkap dalam gaya mereka sendiri.
Dalam Silence, Scorsese mengedepankan esensi di atas narasi. Narasi memaksa audiens untuk menonton, tetapi di tengah-tengah film, plot tidak akan lagi menjadi perhatian mereka. Di pertengahan film, pertanyaan-pertanyaan filosofis yang diajukan Scorsese tentang iman terus berlanjut, tidak peduli apakah Pastor Ferreira berhasil ditemukan atau tidak.
Dalam pengertian ini, Silence adalah sebuah film yang sangat puitis, halus, dan terkendali, yang menjadi refleksi pribadi dari seorang sutradara yang kembali menjadi idealis.
Jadi, setujukah kalian dengan daftar di atas? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya!