Ketika bicara festival musik internasional, mungkin benakmu akan langsung mengarah pada Coachella. Melansir Justin Sayles untuk The Ringer, sebelum electronic dance music (EDM) merajalela dan mewarnai Coachella, festival yang pertama kali digelar pada 1990-an tersebut jadi event pertama di dunia yang menghadirkan musisi berkelas tinggi dari genre rock dan pop.
Beberapa penampil kuncinya termasuk Radiohead, Pearl Jam, dan Pixies. Masuk pertengahan 2000-an, mereka menghidupkan kembali Tupac lewat teknologi hologram.
Pada tahun 2010-an, nama-nama kondang dari genre pop, R&B, hiphop serta EDM mulai mendominasi. Termasuk penampil-penampil ikonik macam Kanye West dan Avicii. Pun turut diundang para pemenang Grammy, seperti Arcade Fire, Beyonce, dan nama-nama yang sedang hits di masanya.
Kunci kesuksesan Coachella memang kejelian mereka menghadirkan headliners yang punya banyak penggemar atau sedang berada di momen terbaik mereka. Namun, seiring berjalannya waktu Coachella pun turut mengalir mengikuti pasar musik mainstream. Penampil dari genre rock dan alternatif pun terpinggirkan oleh kehadiran genre-genre yang lebih disukai, seperti pop, R&B, hiphop, dan EDM.
Tak perlu sedih, pegiat industri musik tak kehilangan akal. Mereka membuat atau mempertahankan format festival yang bisa mewadahi genre musik yang mungkin tak begitu populer di pasaran, seperti lima festival musik dengan dominasi genre alternatif berikut.