Film-film M. Night Shyamalan memang terkenal karena memiliki twist yang luar biasa. Namun bukan sebuah kejutan saat mengetahui kalau adaptasi anime yang digarap olehnya, The Last Airbender, diisi dengan sebagian besar aktor non-Asia sebagai karakter utamanya.
Adapun untuk orang-orang keturunan Asia, mereka hanya bermain sebagai penjahat seperti Laksamana Zhao, atau mengambil peran latar belakang untuk menambahkan sedikit warna di dalam film tersebut.
Sangat mengecewakan ketika seseorang seperti Shyamalan (keturunan India-Amerika) berpartisipasi dalam pengucilan orang-orang kulit berwarna dari cerita-cerita tentang mereka di layar lebar.
Bahkan Michael Le dari Racebending.com (via CBC) mengeluhkan kalau mereka telah "mengambil" seri anak-anak yang sangat dicintai ini, dan benar-benar mendistorsi tidak hanya etnis dari karakter individu tetapi pesan penerimaan dan keragaman budaya yang ditunjukkan oleh seri aslinya. Ia bahkan menyebutnya sebagai "pukulan besar bagi Hollywood."
Namun masalah whitewashing bukan satu-satunya keburukan di The Last Airbender. Naskahnya mengerikan, aktingnya kaku, lengkap dengan efek CGI yang buruk. Bahkan The Last Airbender menjadi salah satu film yang paling dibenci secara universal oleh Rotten Tomatoes, yang hanya memberinya 5 persen dari 179 ulasan pedas.
The Last Airbender jelas menjadi salah satu film terburuk M. Night Shyamalan, dan butuh bertahun-tahun baginya untuk pulih dari kesalahan ini.