Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
film In A Better World (dok. Trust Nordisk/In A Better World)
film In A Better World (dok. Trust Nordisk/In A Better World)

Perundungan atau bullying bukan perkara mudah untuk dibasmi. Tidak hanya bertumpu pada parenting atau koneksi dengan orangtua, faktor yang mendorong tindak perundungan ternyata cukup kompleks.

Merujuk jurnal yang ditulis Youn Jung, "What Makes Bullying Happen in School? Reviewing Contextual Characteristics Surrounding Individual and Intervention Programs on Bullying" dalam jurnal İlköğretim Online, tekanan sosial dan lingkungan pertemanan punya pengaruh besar. 

Menurutnya, kebutuhan untuk diterima atau ketidakmampuan beradaptasi bisa mendorong anak-anak melakukan perundungan pada teman sebayanya yang dianggap lebih lemah. Ini pula yang menjelaskan mengapa perhatian dari orangtua saja tidak cukup. 

Sayangnya, kesadaran ini cukup minim. Ketika perundungan terjadi, biasanya kita akan menyudutkan orangtua pelaku saja tanpa melihat faktor-faktor lain. Produk budaya, seperti film, diharapkan bisa mengedukasi pun tidak banyak membantu.

Menariknya, ada beberapa film yang mencoba membongkar seluk beluk bullying dengan lebih realistis dan berimbang. Enam judul film anti bullying di bawah sudah dikurasi seksama untuk kamu nikmati. Salah satunya bahkan menyabet Oscar. 

1. Beautiful Beings (2022)

film Beautiful Beings (dok. New Europe Film Sales/Beautiful Beings)

Addi, sang lakon dalam Beautiful Beings, dikisahkan sebagai anak dari ibu tunggal yang memilih untuk bergabung dengan geng anak-anak bandel di sekolahnya. Namun, di balik tingkah garangnya, Addi sebenarnya remaja yang sensitif. 

Satu hari, sosok bernama Balli muncul dalam kehidupan Addi dan kawan-kawan. Ia seorang korban perundungan yang viral karena luka parah yang dideritanya. Bertolakbelakang dengan karakter keras yang ditunjukkannya saat bersama kawan-kawan satu geng, Addi justru berempati pada Balli dan perlahan mengajaknya bergabung dalam kelompok pertemanannya. 

Lewat film ini, kita diajak menyusuri betapa kompleksnya sifat manusia. Tidak ada yang benar-benar jahat dan baik di dunia ini. 

2. Play (2011)

film Play (dok. Coproduction Office/Play)

Sifat manusia yang kompleks juga dieksplor oleh Ruben Ostlund dalam film fiturnya, Play. Film anti-bullying ini mengikuti dua grup anak laki-laki yang tak sengaja bertemu di sebuah pusat perbelanjaan. Pertemuan mereka kemudian tereskalasi jadi perundungan yang amat tak nyaman ditonton. 

Meski minim adegan kekerasan, manipulasi psikologi yang dilakukan perundung pada korbannya di Play benar-benar bikin penonton tercekat. Dengan cermat dan seksama pula, Ostlund mencoba memberikan sudut pandang yang berimbang. Ia juga menyertakan isu pertentangan kelas dan ras sebagai bahan refleksi penonton. 

3. Playground (2021)

adegan film Playground (dok. Palace Films/Playground)

Playground berlatarkan sekolah di Belgia. Lakonnya Nora, seorang bocah perempuan yang satu sekolah dengan kakak laki-lakinya, Abel. Di sana ia menyaksikan sendiri bagaimana kakaknya menjadi korban perundungan teman-teman sekelasnya. Saat berusaha menolong, keadaan justru memburuk. 

Sutradara Laura Wandel menempatkan kameranya selevel dengan Nora. Memastikan penonton bisa merasakan betul sudut pandang anak-anak dengan lebih nyata. 

4. Wolf and Sheep (2016)

film Wolf and Sheep (dok. Trigon Film/Wolf and Sheep)

Wolf and Sheep berlatarkan pedesaan di Afghanistan dengan lakon bocah bernama Sediqa. Atas status orangtuanya, Sediqa jadi cemooh penduduk desa serta anak-anak seusianya. 

Sampai satu ketika ia bertemu dengan bocah laki-laki bernama Qodrat yang senasib dengannya. Ini salah satu film anti-bullying yang cukup heartwarming dan memanjakan mata lewat lanskap alamnya. Meski berlatar Afghanistan, film ini dibuat di Tajikistan demi alasan keamanan. 

5. After Lucia (2012)

film After Lucia (dok. Pop Films/After Lucia)

Lakonnya seorang remaja bernama Alejandra yang baru pindah dari kota lain bersama ayahnya sepeninggal sang ibu, Lucia. Berharap bisa memulai lembaran baru, Alejandra justru jatuh dalam lubang perundungan yang tiada habisnya. 

After Lucia merupakan tipe film anti-bullying yang tidak bisa ditonton sembarangan. Ia bermuatan hal-hal yang mungkin bisa memicu trauma bagi penyintas pelecehan seksual. Jadi, tonton dengan bijak, ya. 

6. In a Better World (2010)

film In A Better World (dok. Trust Nordisk/In A Better World)

Film Fitur Internasional Terbaik Oscar 2011 ini mengikuti persahabatan Elias dan Christian. Elias diceritakan sebagai korban perundungan di sekolah yang diselamatkan Christian, seorang murid pindahan dari Inggris. 

Sejak Christian jadi temannya, hidup Elias mulai tentram. Namun, ketenangan itu berakhir ketika mereka merencanakan sebuah pembalasan dendam yang berakibat fatal. 

Keenam film di atas bisa jadi gambaran betapa kompleksnya isu bullying. Ada banyak faktor dan kesempatan yang memupuk subur budaya tak terpuji itu. Tak jarang perundungan jadi siklus yang terus berputar tanpa henti.

Setelah jadi korban, seseorang terutama anak-anak punya kecenderungan untuk jadi pelaku dan seterusnya. Semoga film-film di atas bisa jadi bahan refleksi dan pelajaran untuk kita semua. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team