7 Film Horor Asia dengan Ending Multitafsir, Ada Siksa Kubur

Dalam dunia perfilman, terutama genre horor, akhir cerita yang multitafsir sering kali memberikan dimensi tambahan pada narasi. Teknik ini tak hanya membuka ruang bagi penonton untuk berimajinasi, tetapi juga mengundang mereka untuk merenungkan pesan yang tersirat. Akhir cerita yang terbuka ini memfasilitasi dialog antara film dan penonton, meningkatkan daya tarik dan kesan yang bertahan lama dalam memori.
Untuk memperkenalkanmu pada konsep akhir cerita yang multitafsir, artikel ini akan membahas tujuh film horor Asia yang menawarkan perspektif naratif unik. Termasuk di antaranya adalah Siksa Kubur (2024), karya terbaru Joko Anwar, yang baru-baru ini menarik perhatian, karena pendekatannya yang segar dalam genre horor psikologis.
Penulis mengingatkan bahwa pembahasan ini mengandung spoiler, jadi bagi kamu yang belum menonton judul-judul berikut, disarankan berhati-hati. Tentukan pilihanmu!
1. Pintu Terlarang (2009)
Sebelum menggebrak dunia perfilman dengan Siksa Kubur (2024), Joko Anwar telah memperlihatkan kepiawaiannya dalam Pintu Terlarang. Film ini mengisahkan Gambir (Fachry Albar), pematung yang terobsesi dengan realisme, yang akhirnya menemukan sumber inspirasi karyanya yang mengerikan. Pintu Terlarang berhasil mempertontonkan kisah yang tak hanya menarik, tetapi juga berani dalam mengangkat isu-isu kontroversial.
Mengarah ke akhir cerita, Pintu Terlarang menutup dengan sebuah kejutan yang memicu berbagai interpretasi. Gambir diketahui mengidap skizofrenia dan penonton dibiarkan mempertanyakan sejauh mana peristiwa yang terjadi adalah nyata atau hanya imajinasi. Adegan terakhir yang menampilkan Gambir sebagai pendeta memperkaya aspek multitafsir dari film tersebut, meninggalkan jejak pemikiran berbeda di benak penonton.