Serial waralaba Scream semestinya sudah tidak asing lagi bagi para pencinta horor, terutama untuk karakter antagonis yang menggunakan topeng Ghostface. Pada Januari 2022 lalu, waralaba ini merilis sekuel film kelimanya dan cukup baik diterima oleh para penonton lama.
Tetapi untuk kamu para penonton baru, kamu wajib menonton film pertamanya yaitu Scream (1996) agar lebih memahami cerita film ini. Scream (1996) berfokus pada menemukan sosok pembunuh di balik topeng Ghostface, dan keseluruhan cerita merujuk kepada hubungan sepasang kekasih yang memiliki beberapa kejanggalan.
Dari sini kita bisa menyadari, bahwa film horor tidak hanya harus berfokus pada stereotipe yang berkaitan dengan hantu dan yang lainnya. Membuat film bergenre horor dengan premis romantis juga bisa menghasilkan sebuah karya yang unik dan bisa diterima oleh banyak orang. Menurut kamu bagaimana?
Apa saja sub-genre dari film horor yang sering muncul? | Ada banyak macam sub-genre seperti horor psikologis, horor supernatural, body horror, slasher, serta horor yang menggabungkan elemen budaya atau mitos lokal. Bahkan ada juga bumbu romantis seperti rekomendasi film di atas. |
Mengapa setelah menonton film horor penonton kadang merasa kesulitan tidur atau teringat adegannya? | Karena film horor yang efektif menggunakan suara, pencahayaan, dan elemen psikologis untuk memicu respon emosi intens, sehingga efeknya bisa terbawa ke kondisi pikiran penonton setelah selesai menonton. |
Bagaimana cara memilih film horor yang cocok untuk ditonton bersama teman atau sendiri? | Pertimbangkan tingkat kenyamananmu terhadap adegan menegangkan, apakah kamu lebih suka horor ringan atau sangat mencekam, dan pastikan kamu berada di lingkungan yang mendukung (misalnya nggak sendirian jika takut). |