Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan film The Second Mother (dok. Gullane via imdb.com)

Belajar konsep-konsep dalam berbagai bidang keilmuwan bisa kamu lakukan lewat beragam media. Buku dan jurnal ilmiah memang disarankan karena merupakan hasil studi yang dilakukan para ahli atau orang-orang yang mendedikasikan waktunya untuk mempelajari sesuatu. 

Biasanya setelah kamu mengenal satu konsep, rasa penasaranmu akan tergelitik. Setidaknya penting untuk tahu contoh nyata dari konsep yang baru saja kamu kenal. Salah satunya konsep privilese atau hak istimewa, nih.

Istilah tersebut beberapa tahun belakangan jadi perbincangan hangat karena ideal dipakai untuk menjelaskan berbagai fenomena sosial yang terjadi. Misalnya, penjelasan mengapa beberapa orang bisa mengakses fasilitas yang lebih baik dibanding orang lain sehingga mampu mempertahankan status sosial mereka dari generasi ke generasi.

Kalau kamu tertarik mempelajari konsep ini dengan cara yang lebih menyenangkan, boleh coba nonton ketujuh film yang singgung isu privilese dan pertentangan kelas berikut. Penjabarannya akurat dengan alur yang seru. 

1. Hyenas (1992)

Hyenas adalah salah satu film berpengaruh asal Afrika. Film ini digarap sutradara asal Senegal bernama Djibril Diop Mambety yang sayangnya meninggal beberapa tahun setelah mahakaryanya rilis. 

Hyenas berkutat pada kehidupan orang-orang di sebuah desa bernama Colobane yang didominasi warga miskin. Hiduplah sosok pria paruh baya bernama Dramaan yang dengan sabarnya mengizinkan tetangga dan pelanggannya berhutang untuk minum atau membeli makanan di warungnya. 

Sampai satu ketika, Dramaan harus menghadapi tuduhan berat yang dilayangkan padanya oleh seorang perempuan kaya bernama Linguere. Linguere dulunya adalah kekasih Dramaan yang setelah pergi dari desa menjadi seorang pengusaha sukses.

Hyenas seakan menggambarkan bagaimana kepemilikan harta adalah privilese yang memungkinkan seseorang mengakses, mengubah, dan membeli hampir segalanya. 

2. Monsoon Wedding (2001)

Editorial Team

Tonton lebih seru di