Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kaecilius (dok. Marvel Studios/Doctor Strange)
Kaecilius (dok. Marvel Studios/Doctor Strange)

Tidak semua film Marvel Cinematic Universe (MCU) sempurna dalam mengeksekusi karakter penjahat atau villain-nya. beberapa film MCU bahkan terkesan buruk dalam menghandle para villain yang seharusnya punya presensi yang ditakuti di sepanjang film.

Kerap diremehkan, berikut ini tujuh villain di MCU yang sebenarnya sangat kuat, tapi terlihat lemah di film. Apakah kamu merasakannya juga?

1. Kurse/Algrim

Kurse (dok. Marvel Studios/Thor: The Dark World)

Meskipun tidak pernah mendapat porsi yang cukup sebagai villain, tangan kanan Malekith di Thor: The Dark World (2014) ini malah terlihat lebih kuat darinya sebagai musuh utama Thor dalam film ini. Setuju, gak?

Di pertengahan film, Algrim menjalani ritual untuk dirubah menjadi Kurse, prajurit kuat dari legenda dark elf. Kekuatan fisik Kurse ini sepertinya jauh di atas Hulk, karena berhasil membuat Thor tidak berkutik dalam duel satu lawan satu. Apalagi Kurse dengan santainya dapat menepis Mjolnir dengan tanganya hal yang tidak bisa dilakukan sembarang villain.

Sampai akhir, Thor tidak bisa menang dari Kurse dan perlu trik dari Loki untuk bisa membunuh mahkluk perkasa ini.

2. Ultron

Ultron (dok. Marvel Studios/Avengers: Age of Ultron)

Salah satu kritikan yang paling sering diberikan untuk film Avengers: Age of Ultron (2014) adalah karakter Ultron yang kurang mengintimidasi sebagai villain. Di komiknya, Ultron adalah robot berhati dingin yang bisa menghancurkan Avengers dengan mudah

Namun, di film tersebut Ultron digambarkan sebagai robot bermulut lebar yang suka bikin joke garing, sehingga membuatnya sulit dianggap serius. Terlebih, spotlight sebagai villian paling mengancam di film ini malah jatuh ke Wanda Maximoff.

Pada akhirnya, di serial What If.. (2021) kita diberikan cerita alternatif apabila Ultron berhasil mendapatkan tubuh Vision. Seberapa kuat dia jadinya? Well, Ultron berhasil menghabisi Thanos dengan lima infinity stones hanya dalam sepersekian detik. Ia menjadi villain antar galaksi dan berhasil menembus dimensi ruang dan waktu.

3. Loki

Loki (dok. Marvel Studios/Thor: Ragnarok)

Setelah dijadikan mainan oleh Hulk di Avengers (2011), karakter Loki jadi sering diremehkan dan dianggap jauh lebih inferior dari kakaknya, Thor. Faktanya, di Thor (2011) pun Loki bertarung imbang melawan Thor.

Memang, karakter yang satu ini selalu berusaha sebisa mungkin menghindari konfrontasi dan lebih memikih menggunakan cara licik. Loki tidaklah selemah itu, lho. Bayangkan saja, lawanya itu Thor, Hulk, Hela, Valkyrie, dan Thanos yang semuanya bisa dibilang karakter terkuat saat ini.

Terbukti dalam What if.. (2021), Avengers (2011) & Loki (2021) bahwa karakter sekelas Captain America, Iron Man, Yellowjacket, dan sebagaian besar Avengers bukan lawan yang sepadan baginya. Trik yang dibuat Loki selalu bikin geram!

4. Yellowjacket

Yellowjacket (dok. Marvel Studios/Ant-Man)

Yellowjacket adalah musuh utama yang harus dihadapi Scott Lang dalam Ant-Man (2015). Beridentitas asli Darren Cross, CEO Pym Technologies ini menggunakan armor replikasi Ant-Man untuk melawan Scott. Meskipun terkesan identik seperti Ant-Man dengan tambahan laser, ternyata Yellowjacket tak selemah seperti di filmnya.

Di serial What If.. (2021), Yellowjacket suit ternyata sangat berbahaya di tangan Hank Pym. Ia mampu membunuh seluruh anggota Avengers, termasuk Hulk dan Thor, dengan mudahnya. Semuanya tergantung pilot, ya!

5. Gorr the God Butcher

Gorr the God Butcher ( dok. Marvel Studios/Thor: Love and Thunder)

Thor: Love & Thunder (2022) punya masalah dalam eksekusi villain, Gorr the Gods Butcher. Di komiknya, Gorr adalah karakter yang ditakuti semesta, termasuk Thor yang tak sanggup mengalahkanya seorang diri.

Namun, di filmnya, kemampuan Gorr ditekan habis-habisan. Meski begitu, Gorr masih mampu bertarung imbang melawan dua Thor dan Valkyrie.

Yang jadi masalah adalah pembawaan ceritanya yang gak fokus ke Gorr dan malah ke hubungan Thor dan Jane. Itu membuat karakter ini seperti figuran dalam filmnya sendiri.

Meskipun penampilanya mengecewakan, tetapi setidaknya filmnya masih mencoba mengambarkan Gorr sebagai pembunuh dewa dengan berbagai cerita dan pertarungan lainnya dengan Sif dan Fallingar. Tetap kuat meski gak disorot.

6. Kaecilius

Kaecilius (dok. Marvel Studios/Doctor Strange)

Kaecilius menjadi musuh utama di Doctor Strange (2016). Ia merupakan mantan murid Ancient One yang membelot dan mencuri kitab terlarang yang kemudian dia gunakan untuk bersekutu dengan Dormammu. Ia dapat dikalahkan dengan mudah oleh Doctor Strange dengan bantuan Eye of Agamotto.

Namun, jangan remehkan pemimpin Zealot ini. Di pertengahan film, Kaecilius cukup cerdas untuk mengalahkan Ancient One dengan tipu muslihatnya. Kaecilius juga mampu mengontrol mirror dimension secara penuh.

7. Mysterio

Mysterio si ahli Ilusi (dok. Marvel Studios/Spiderman: Far From Home)

Mysterio hanyalah manusia biasa yang jago menipu dan kebetulan andal dalam membuat teknologi holographic image. Dalam Spiderman : Far From Home (2017), Quentin Beck berhasil meyakinkan seluruh dunia bahwa dia adalah superhero dari dimensi lain.

Mysterio mengandalkan drone-drone tempurnya yang telah dilapisi alat untuk memproyeksikan hologram ilusinya. Setelah mendapat teknologi Tony Stark, Mysterio mampu menciptakan ilusi skala besar yang sangat destruktif.

Meskipun terkesan sebagai manusia lemah di balik teknologi bohongan, tapi jangan salah! Spiderman bisa menghadapi Mysterio dikarenakan Spider Sense miliknya. Tanpa itu, bahkan Captain America akan tidak bisa berkutik dengan ilusi Mysterio yang mempengaruhi kelima indra manusia.

Yang terlihat lemah di luar belum tentu seperti itu di dalamnya. Karakter villain di MCU mana yang paling sering diremehkan? Apakah kamu setuju mereka dianggap lemah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team