8 Film Horor Thailand Tayang di Netflix, Ada Death Whisperer

Bagi para penggemar film horor yang memiliki sentuhan komedi, Pee Nak adalah pilihan yang tepat. Pee Nak mengisahkan tentang perjalanan tiga sekawan yang mengalami teror di sebuah kuil terkutuk. Mereka adalah Nong (Vachiravit Paisarnkulwong), First (Bhuripat Vejvongsatechavat), dan Balloon (Witthawat Rattanaboonbaramee).

Kisah mereka dimulai ketika mereka tidak sengaja bertemu di bus. Perjalanan tersebut berubah menjadi mengerikan ketika sopir bus melihat hantu di dalam kendaraan, menyebabkan kecelakaan yang mengirim mereka ke rumah sakit. Salah satu dari mereka, Balloon, tiba-tiba mengingat bahwa ia berjanji akan menjadi biksu jika memenangkan lotre. Ia juga menghubungkan kecelakaan yang dialaminya sebagai pertanda ia harus menepati janji. 

Balloon dan kedua temannya akhirnya memutuskan untuk mengunjungi sebuah kuil. Yang tidak mereka ketahui, kuil tersebut ternyata telah dikutuk oleh sosok bernama Pee Nak, roh yang selalu mencelakai calon biksu. Membuat mereka sering diganggu oleh kejadian-kejadian yang mengancam nyawa selama tinggal di sana.

Meskipun elemen horornya tidak intens, Pee Nak tetap menghibur dengan tingkah laku kocak para pemainnya, termasuk hantu yang memiliki alasan konyol untuk mencelakai calon biksu. Film ini juga melanjutkan sekuel di tahun-tahun berikutnya, dengan film keempatnya yang baru saja tayang di bioskop Thailand pada Februari 2024.

Inhuman Kiss (2019) adalah film horor Thailand yang menggabungkan elemen-elemen supernatural dengan kisah cinta. Film yang disutradarai oleh Sitisiri Mongkolsiri ini mengambil latar di desa terpencil di Thailand, di mana legenda tentang makhluk misterius yang bernama Krasue berkembang.

Kisah dimulai dengan seorang gadis muda bernama Sai (Phantira Pipityakorn), yang sebelumnya tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang Krasue. Diketahui, Krasue adalah makhluk mitos yang mampu melepaskan kepala dan memakan isi perut manusia. Sai berusaha menjalani hidupnya dengan normal dan menyembunyikan identitasnya. Sampai akhirnya, rahasianya diketahui oleh temannya yang ia taksir, Noi (Oabnithi Wiwattanawarang) yang pulang dari Bangkok bersama pemburu Krasue.

Noi yang juga peduli dengan Sai, tidak hanya diam dengan keadaan itu. Apalagi, pemburu Krasue yang berasal dari desa lain ini, gencar memburunya demi bisa tinggal di desa itu. Ia pun melakukan penelitian tentang pengobatan Sai dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, masalah kembali muncul ketika Sai tidak sengaja menularkan dan juga mengubah seorang anak menjadi Krasue lewat gelas minumannya, membuat identitasnya mulai terungkap oleh warga.

Inhuman Kiss berhasil menarik perhatian penonton dengan atmosfer yang gelap. Chemistry antara Sai dan Noi juga disebut-sebut sebagai salah satu poin kuat film ini, menyentuh hati penonton dengan kisah cinta yang tragis namun indah.

Film The Maid dibuka dengan pengakuan seorang asisten rumah tangga yang menceritakan pengalamannya saat melayani majikannya di sebuah rumah mewah. Hal itu membuatnya takut dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.

Kemudian, muncul Joy (Ploy Sornarin), seorang gadis muda yang menggantikan posisinya untuk melayani keluarga Uma (Savika Chaiyadej) dan Nirach (Teerapat Sajakul). Tugas Joy di rumah tersebut adalah merawat anak mereka bernama Nid, yang diduga menderita penyakit mental yang membuatnya sering berhalusinasi tentang hal-hal aneh.

Joy juga mengalami hal-hal aneh selama bekerja di sana. Namun, itu bukan masalah yang besar baginya, karena ia sudah memiliki alasan kuat untuk berada di sana. Hal itu juga terkait dengan masa lalu dari rumah tersebut. Pada babak ketiga, banyak sekuen seru yang akan memuaskan penggemar slasher, membuatnya menjadi semakin menarik bagi penonton.

Babak pertama film Ghost Lab pastinya membuat penonton terpaku pada kepadatan cerita horor yang ditawarkan. Kedua dokter muda melakukan penelitian tentang hantu dengan tujuan agar hantu dapat dilihat oleh orang lain secara normal. Ide konyol ini tentunya memiliki alasan yang kuat.

Penelitian ini diinisiasi oleh Gla (Ice Paris), yang sudah lama melakukan penelitian ini setelah melihat arwah ayahnya saat kecil. Sementara Wee (Tor Thanapob), yang bergabung, ingin membantu sahabatnya yang begitu bersemangat melakukan ini. Dorongannya makin kuat ketika Wee kehilangan ibunya dan berharap dapat melihat arwah ibunya lagi.

Beberapa tindakan ekstrem yang mereka lakukan ini juga untuk mendapatkan perhatian majalah The Experiment. Bahkan, salah satu dari mereka rela bunuh diri demi mengunjungi alam baka dan melanjutkan penelitian tentang hantu ini.

Sesuai judulnya, film horor berdurasi lebih dari 2 jam ini mencoba membongkar kebenaran secara menyeluruh, terutama tentang kehidupan tokoh utamanya. Kisah dimulai ketika ibu dari Pim (Punpun Sutatta) dan Putt (Nattapat Nimjirawat) mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat mereka menunggu ibunya pulang, tiba-tiba seorang pria tua asing datang dan mengaku sebagai kakek dari pihak ibunya. Selain memberikan kabar tentang kecelakaan tersebut, ia juga mengajak tinggal bersama.

Di kediaman kakeknya, Pim dan Putt mengalami sejumlah kejadian aneh. Salah satunya adalah kemunculan lubang misterius di rumah sang kakek. Lewat lubang itu, Pim dan Putt menemukan hal-hal janggal yang mengungkap kebenaran yang terpendam selama 15 tahun.

Film ini tidak mengandalkan adegan-adegan jumpscare khas film horor, tapi membangun ketegangan melalui musik scoring yang cermat. Aspek yang lebih horor malah muncul dari perilaku beberapa tokohnya, seperti kakek, nenek, bahkan ibu mereka, yang menyimpan misteri tersendiri.

Film ini adalah kelanjutan dari Inhuman Kiss yang dirilis pada tahun 2019, yang juga masih menghadirkan perpaduan horor dengan drama romantis. Di sini, ceritanya fokus pada kehidupan Noi (Krissada Sukosol Clapp) setelah 30 tahun berpisah dengan kekasihnya, Sai.

Kini, Noi memiliki seorang putri remaja bernama Sao (Chanya McClory), yang juga memiliki kemampuan berubah menjadi Krasue seperti Sai. Menurut Augustine, seorang pastor yang membantu mereka, perubahan wujud Sao menjadi Krasue ini karena sebuah virus. Virus ini berasal dari Sai yang menularkannya ke Noi, lalu ke Sao.

Karena hal ini, Noi sangat protektif terhadap putrinya hingga membuat Sao merasa kesepian. Namun, kehidupannya berubah saat bertemu dengan Cloud (Jaylerr Kritsanapoom), seorang anak albino yang juga penyendiri. Pertemuan mereka seperti takdir karena keduanya bisa melengkapi satu sama lain. Cloud juga memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan, termasuk kepada Sao agar dapat melindunginya dari ancaman.

Meskipun merupakan lanjutan dari film sebelumnya, efek visual Krasue dan Krahang berbeda. Karakter mereka juga berbeda, dalam film ini mereka lebih agresif dan sulit dikendalikan, meningkatkan ketegangan dalam film ini.

Home for Rent disutradarai oleh Sophon Sakdaphisit, seorang sineas Thailand yang telah menggarap beberapa film horor terkenal seperti Shutter (2004), Alone (2007), Coming Soon (2008), Ladda Land (2011), The Swimmers (2014), dan The Promise (2017). Semua judul tersebut pasti tidak asing bagi penggemar film horor Thailand.

Ceritanya seputar pasangan suami istri, Ning (Nittha Jirayungyurn) dan Kwin (Sukollawat Kanarot), beserta anak perempuan mereka yang berusia 7 tahun bernama Ing (Thanyaphat Mayuraleela). Keluarga kecil ini memutuskan untuk pindah ke apartemen dan mereka menyewakan rumah mereka kepada Ratree (Penpak Sirikul). Ia adalah seorang pensiunan dokter yang memiliki dan putrinya berusia 40 tahun, Nuch (Namfon Pakdee).

Setelah pindah, Ning mulai melihat perilaku aneh dari Kwin. Ia menjadi tertutup, sering menghilang dari apartemen, dan selalu membawa buku berwarna merah dari tasnya. Saat Ning membuntuti Kwin, ia menemukan suaminya melakukan ritual di atas apartemen dengan menempelkan buku merah terbuka di hadapan wajahnya. Ning juga menyaksikan banyaknya burung gagak yang mengelilingi apartemen saat ritual berlangsung, persis seperti yang terjadi pada rumah yang mereka sewakan.

Ketakutan Ning semakin meningkat ketika ia menemukan bahwa Kwin memiliki tato berbentuk segitiga yang sama persis dengan yang dimiliki Nuch, anak dari penyewa rumah mereka. Ning mulai mencari kebenaran ketika putrinya, Ing, juga mulai menunjukkan perilaku yang serupa. Home for Rent tidak hanya menampilkan kultus yang mencekam, tapi juga kejutan di balik ceritanya. 

Baru dirilis April ini di Netflix, kisah ini diadaptasi dari kisah nyata tentang teror bisikan gaib yang viral di Thailand pada tahun 2015. Kisah tersebut diangkat menjadi novel berjudul Tee Yod atau Death Whisperer sebelum akhirnya diproduksi menjadi film pada tahun 2023. Meskipun memiliki anggaran terbatas, film ini berhasil meraih kesuksesan besar.

Death Whisperer mengisahkan keluarga petani pada tahun 1972 di Kanchanburi. Salah satu anak perempuannya, Yam (Rattanawadee Wongtong), dirasuki hantu yang sebelumnya bersemayam di tubuh seorang dukun ilmu hitam. Sejak kerasukan, Yam melakukan hal-hal aneh setiap malam, termasuk pergi ke hutan. Bisikan yang menghipnotis juga membuat kedua kakaknya, Yak (Nadech Kugimiya) dan Yad (Denise Jelilcha Kapaun), tidak bisa menghentikan aksi Yam.

Keteguhan Yak sebagai anak tertua dalam melindungi keluarga dari teror tersebut menjadi fokus utama dalam film ini. Selain harus menghadapi teror supernatural, Yak juga harus bersinggungan dengan ayah mereka yang tidak mempercayai takhayul. Ritual yang dilakukan dukun ilmu hitam dan tindakan Yam yang kerasukan menghadirkan momen-momen mengerikan dalam cerita, menambah ketegangan yang menyelimuti film ini.

Film ini ditutup dengan potensi sekuel selanjutnya karena meninggalkan beberapa misteri dan Yak yang menantang hantu tersebut untuk bertemu kembali. Memberikan kesan bahwa kisah horor keluarga petani ini belum berakhir.

Deretan film horor Thailand yang tayang di Netflix tersebut bisa menjadi rekomendasi untuk mendapatkan pengalaman mengerikan yang berbeda. Mulai dari kutukan legendaris, masa lalu yang kelam, hingga kultus gelap, film-film tersebut menawarkan variasi cerita yang menarik. Apakah kamu berani nonton?