10 November 2018, pukul 13.00 WIB. Sesi terakhir kuliah terakhir Filsafat Ilmu yang diampu Prof Soerjanto Poespowardojo menjelang ujian tengah semester terasa begitu lama. Pangkalnya, menjelang kelas dimulai seorang kawan lama mengirim pesan melalui aplikasi Whatsapp.
“Lo udah nonton [be]lom? Mau gue kasih tiket 2? Tapi malam ini di PI [Plaza Indonesia]. Yang mahal punya neh (dengan emoticon senyum). Jangan telat, di sebelah lo ada Ananda Sukarlan. Sekalian interview deh tuh!” bertubi pesan itu datang.
Pengirimnya adalah Rudi Valinka alias Rudi Kurawa. Bagi umat dunia medsos Twitter di Indonesia, pemilik akun Kurawa itu adalah sejenis Godfather. Bagi penggemarnya, Rudi layaknya narator di balik sejumlah kasus yang diselimuti kabut tebal. Bagi KPK, dan Majalah Tempo, Rudi adalah enemy number one.
Kurawa adalah penulis buku ‘A man called #Ahok: sepenggal kisah perjuangan & ketulusan’ yang terbit pada 2016, sejatinya buku tersebut adalah kumpulan cuitan @kurawa ketika berkunjung ke Belitung Timur ditemani Arief ‘Black’ yang kemudian dilayarperakkan dengan judul ‘A Man Called Ahok’.