potret Andri Verraning Ayu, CEO promotor musik Antara Suara (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
Wawancara ini menjadi semakin serius ketika Ayu mengutarakan pandangannya terkait alasan di balik mahalnya sewa venue konser di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa venue konser di negara tetangga, umumnya merupakan gedung pertunjukan yang memang didesain khusus untuk kegiatan hiburan, sehingga penyelenggara tidak perlu membawa terlalu banyak peralatan tambahan. Sementara di Indonesia masih mengandalkan gedung olahraga. Alhasil, promotor pun harus menambahkan berbagai instalasi tambahan, mulai dari panggung, sound system, lighting, hingga LED.
Menurutnya, perbedaan jenis gedung tersebut akhirnya berpengaruh besar terhadap biaya produksi dan membuat tarif sewa venue konser di Indonesia menjadi jauh lebih mahal ketimbang negara tetangga.
“Kalau di sana mereka memang menciptakan gedung pertunjukan khusus. Sedangkan kalau di sini, kebanyakan menggunakan gedung olahraga untuk gedung pertunjukan. Jadi sebenarnya secara spesifikasi, itu juga udah sangat beda. Otomatis yang membuat mahal itu adalah karena ini diciptakannya untuk gedung olahraga,” ungkap Ayu.
Ia melanjutkan, “Secara additional, speknya banyak banget yang harus kita tambahkan. Itu jadi biaya yang tidak murah. Tapi kalau misalkan di sana, dari awal memang gedung pertunjukan yang sudah diciptakan dengan proper.”