Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon
potret Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Intinya sih...

  • Angga Yunanda dan Shenina tertarik main film Dopamin karena merasa film tersebut sudah berjodoh dengan mereka dan genre-nya menarik.

  • Konsep long shot membuat Angga dan Shenina harus re-take adegan hingga 8 kali karena butuh konsentrasi tinggi dan kerja sama tim.

  • Shenina merasa awkward dialog dengan kamera yang terlalu dekat karena penggunaan lensa 25mm. Namun treatment tersebut menjadi pengalaman pertamanya yang menarik.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Angga Yunanda dan sang istri, Shenina Cinnamon akhirnya disatukan sebagai pasangan suami istri lewat film arahan sutradara Teddy Soeriaatmadja berjudul Dopamin. Cukup berbeda dari yang lain, Dopamin membawa angin segar dengan mengusung genre romantic survival drama yang terbilang cukup jarang diangkat ke dalam film-film Indonesia.

Oleh sebab itu, baik Angga maupun Shenina tak menampik bahwa mereka menemukan tantangan dan kesulitan selama proses syuting, terutama karena treatment kamera sutradara. Yuk, simak cerita lengkap Angga dan Shenina berikut ini.

1. Alasan Angga Yunanda dan Shenina tertarik main film Dopamin

potret Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Dalam acara Content Day yang digelar pada Kamis (9/10/2025) lalu, Angga Yunanda mengaku speechless saat pertama kali ditawari film ini. Langsung tertarik saat meeting pertama, Angga merasa bahwa film ini memang sudah berjodoh dengan mereka dan gak ada alasan bagi mereka untuk menolak.

“Aku ngerasa ini udah jodohnya kita, tentang film ini, Dopamin, terus pas dikasih tahu tentang premis, dan semua hal tentang filmnya itu kayak menarik banget dan gak ada alasan buat menolak. Bagus banget,” ungkap Angga Yunanda yang saat itu duduk bersebelahan dengan Shenina.

Sementara itu, Shenina sendiri merasa tertarik untuk membintangi film terbaru Starvision tersebut karena genre-nya yang belum pernah ia mainkan sebelumnya.

Genre-nya ini romantic survival drama, aku pribadi belum pernah main film yang genre-nya ini,” lanjut Shenina.

2. Konsep long shot bikin Angga dan Shenina sampai re-take 8 kali

potret Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Menurut Angga Yunanda, pengalaman syuting film Dopamin ini terasa sangat menantang, terutama karena penggunaan long shot untuk sejumlah adegan. Dengan durasi shot yang bisa mencapai 3-4 menit per scene, tentunya ia membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk mempertahankan emosi. Hal itu juga terasa sangat menantang karena membutuhkan kerja sama tim.

Treatment dari Mas Teddy tuh lumayan menantang karena banyak banget scene yang dipake long shot. Jadi banyak yang bisa dibilang mungkin shot-nya bisa sampe 3 menit, 4 menit di satu scene-nya. Itu butuh technical juga, terus emosinya harus dijaga sama kita, harus kerja sama tim, sama pemain dan kamera juga, yang menurut aku penting banget,” ucap Angga sambil tersenyum dan mengingat kembali momen syuting film Dopamin yang memakan waktu selama 28 hari.

Saking sulitnya berakting dengan konsep long take ini, Angga mengaku bahwa ada beberapa scene yang sampai harus di-take ulang sampai beberapa kali. Bahkan, ada scene yang di-take ulang sampai delapan kali.

“Jadi itu lumayan, misalnya ada di satu scene, itu kita bisa ngulangnya 8 kali,” lanjutnya.

3. Shenina sempat merasa awkward dialog dengan kamera yang terlalu dekat sama wajahnya

potret Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Sementara itu, Shenina justru tertantang untuk beradegan dengan lensa 25mm yang mengharuskannya berdialog dengan posisi kamera yang sangat dekat dengan wajahnya. Karena masih belum terbiasa, ia sempat merasa canggung saat awal-awal syuting.

“Lensa yang dipakai Mas Teddy adalah lensa 25. Biasanya, itu kebutuhannya kayak wide lens gitu. Jadi saat kita ada banyak adegan kayak cover shot yang type banget tuh, padet jadinya, dekat banget sama kamera, dekat banget jadi lensanya. Sedangkan kita harus dialog sama lawan main kita, yang akhirnya kita dialog sama lensa kamera, itu lumayan awkward,” ucap Shenina dengan nada yang antusias.

Tapi di sisi lain, treatment tersebut sekaligus menjadi sangat menarik bagi Shenina karena merupakan pengalaman pertamanya. Sambil tersenyum kecil di hadapan awak media yang hadir saat itu, Shenina mengungkapkan, “Ternyata menarik juga. Itu salah satu treatment yang pertama kali aku rasain sepanjang syuting. Ngobrol bukan sama lawan main, tapi sama kamera.”

Adapun film Dopamin tayang di bioskop mulai 13 November 2025. Selain Angga dan Shenina, film ini juga dibintangi oleh sederet aktor ternama lainnya, termasuk Anjasmara dan Teuku Rifnu Wikana.

Editorial Team