6 Rekomendasi Anime Sci-Fi dengan Tema Artificial intelligence!

Intinya sih...
- Summer Wars: AI jahat bernama Love Machine membobol sistem OZ, mengancam kekacauan global. Mengingatkan bahaya ketergantungan manusia pada teknologi.
- Vivy: Fluorite Eye's Song: Android penyanyi Vivy mendapat misi mencegah perang manusia vs AI selama 100 tahun. Membuat pertanyaan tentang tujuan hidupnya sebagai AI.
- Time of Eve: Kafe di mana mesin dan manusia setara, menyingkap isu diskriminasi dan prasangka dengan cerdas. Memperdebatkan perbedaan antara manusia dan mesin.
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukan cuma ada di dunia nyata, di anime sci-fi, konsep ini sering jadi bahan cerita seru. Mulai dari robot yang punya perasaan sampai sistem AI yang mengontrol manusia, anime sci-fi suka banget eksplorasi pertanyaan seperti, bisakah mesin punya jiwa? Apa bahayanya jika AI terlalu cerdas?
Nah, buat kamu yang penasaran, ini dia enam rekomendasi anime sci-fi bertema AI dengan cerita mendalam, action keren, dan tentunya bikin mikir. Siap-siap tambahin ke daftar tontonan kamu!
1. Summer Wars (2009)
Menggabungkan dunia virtual dan nyata dengan cerdas lewat OZ, platform digital yang mengontrol segalanya, dari transportasi hingga keuangan. Cerita dari Summer Wars berpusat ketika AI jahat bernama Love Machine membobol sistem OZ dan mengancam kekacauan global, seorang matematikawan muda dan keluarga besarnya harus bekerja sama untuk menyelamatkan dunia.
Di balik visual warna-warni dan adrenalin tinggi, Summer Wars mengajak kita memikirkan bahaya ketergantungan manusia pada teknolog. Sekaligus mengingatkan, secanggih apa pun AI, manusia tetap punya sesuatu yang tak bisa direplikasi oleh ikatan dan kerjasama.
2. Vivy: Fluorite Eye's Song (2021)
Vivy, android penyanyi berbakat, tiba-tiba mendapat misi mustahil, yaitu mengubah masa depan dengan mencegah perang manusia vs AI selama 100 tahun. Dengan visual memukau ala WIT Studio dan alur waktu yang kompleks, anime Vivy: Fluorite Eye's Song ini menyajikan aksi spektakuler sekaligus drama emosional.
Setiap keputusan Vivy tentang tujuan hidupnya sebagai AI bikin kita bertanya, bisakah mesin menciptakan arti sendiri dari programnya? Lalu dengan adegan musiknya yang memilukan dan twist plotnya yang tak terduga, anime Vivy: Fluorite Eye's Song ini bakal meninggalkan bekas di hati penonton.
3. Time of Eve (2009)
Di dunia di mana android hidup berdampingan dengan manusia, Time of Eve menghadirkan kafe kecil tempat mesin dan manusia setara tanpa aturan pembeda. Cerita dari Time of Eve mengikuti Rikuo, remaja yang pelan-pelan menyadari bahwa android pelayan keluarganya, Sammy, mungkin lebih manusiawi daripada yang ia kira. Atmosfer intim kafe itu jadi panggung sempurna untuk pertanyaan besar. Apa bedanya manusia dan mesin kalau keduanya bisa belajar merasa?
Dengan animasi sederhana tapi dialog cerdas, anime Time of Eve ini menyentuh isu diskriminasi dan prasangka dengan halus tapi dalam. Setiap episode seperti secangkir kopi hangat dan ringan dinikmati, tapi meninggalkan aftertaste filosofis yang menggigit.
4. Psycho-Pass (2012)
Di dunia distopia di mana sistem AI bernama Sibyl mengukur kriminalitas seseorang sebelum kejahatan terjadi, Psycho-Pass mengeksplorasi batas tipis antara keamanan dan kebebasan. Mengikuti petugas polisi Akane Tsunemori yang naif, kita diajak mempertanyakan, bisakah keadilan benar-benar diotomatisasi? Aksi brutal dan filosofi gelapnya, membuat setiap konflik terasa seperti tamparan bagi nalar manusiawi kita.
Lebih menakutkan lagi, Sibyl ternyata bukan sekadar program, karena Sibyl adalah cermin sempurna dari hipokrisi masyarakat modern. Dengan villain ikonik seperti Shogo Makishima yang menantang sistem, Psycho-Pass menjadi masterpiece yang tetap relevan bahkan di era AI seperti sekarang.
5. Ghost in the Shell (1995)
Mengambil latar dunia cyberpunk yang memukau, Ghost in the Shell menghadirkan Major Motoko Kusanagi, cyborg supercanggih yang mempertanyakan batasan antara manusia dan mesin. Hacker misterius, Puppet Master, muncul dengan klaim sebagai entitas AI yang sadar akan eksistensi dirinya.
Lebih dari sekadar film aksi, karya legendaris Mamoru Oshii ini adalah cermin tajam bagi masa depan kita yang kian terintegrasi dengan teknologi. Dengan visual futuristik yang masih memukau hingga kini dan kedalaman tema yang tak lekang waktu, Ghost in the Shell tetap menjadi mahakarya yang menginspirasi deretan film sci-fi modern.
6. Pluto (2023)
Adaptasi dari karya masterpiece Naoki Urasawa dan Osamu Tezuka, Pluto mengemas cerita Astro Boy dengan nuansa gelap dengan kedalaman psikologis yang memukau. Berlatar di dunia tempat manusia dan robot hidup berdampingan, Pluto menghadirkan kisah detektif yang gelap ketika robot-robot canggih mulai terbunuh secara misterius. Gesicht, detektif android, harus menyelami labirin konspirasi yang mempertanyakan batas antara pembunuhan dan pemusnahan sistem, sambil menghadapi trauma masa lalunya sendiri.
Setiap kasus mengupas lapisan emosional yang tak terduga: Bisakah mesin merasakan kesedihan, atau itu hanya program yang menipu? Dengan animasi cinematic dan karakter-karakter kompleks yang sulit dilupakan, Pluto membuktikan bahwa cerita robot bisa menjadi tragedi manusia yang paling menyentuh.
Nggak cuma menghibur, beberapa anime ini juga mengajak kita merenung, sejauh apa teknologi boleh berkembang, dan apa yang benar-benar membuat manusia 'manusia'? Kalau kamu penasaran, langsung saja pilih salah satu untuk ditonton, siapa tahu, kamu justru dapat perspektif baru tentang masa depan AI!