cuplikan The Promised Neverland episode 1 (dok. CloverWorks/The Promised Neverland)
Musim pertama The Promised Neverland meraih popularitas tinggi, baik dari segi anime maupun manga. Sayangnya, ending manga yang menuai kritik negatif juga berdampak pada adaptasi animenya. The Promised Neverland Musim Kedua melompati keseluruhan arc cerita penting, mengakibatkan kesimpulan yang bahkan lebih buruk daripada versi manga.
Musim kedua ini berusaha memadatkan banyak bab materi ke dalam enam episode, sehingga harus mengabaikan beberapa poin penting dan pengembangan karakter. Bahkan suasana dan cakupan cerita yang surealis dalam manga tidak tergambarkan dengan baik di anime, yang terasa lebih membumi. Ketidakhadiran sejumlah iblis dan karakter penting lainnya menambah kekecewaan besar bagi para penggemar setia anime ini.
Sepuluh anime shounen yang telah dibahas di atas menunjukkan bahwa adaptasi anime tidak selalu setia pada manga aslinya. Berbagai faktor, seperti keterbatasan waktu produksi, perbedaan interpretasi kreatif, atau bahkan tuntutan komersial, dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam alur cerita, karakter, dan elemen-elemen penting lainnya. Hal ini terkadang menimbulkan kontroversi dan kekecewaan di kalangan penggemar setia manga.
Namun, meskipun menyimpang jauh dari manga aslinya, beberapa anime shounen tersebut tetap berhasil meraih popularitas dan bahkan menjadi karya yang ikonik dengan caranya sendiri. Keberhasilan ini membuktikan bahwa adaptasi anime dapat menjadi karya yang berdiri sendiri dan menawarkan pengalaman menonton yang berbeda. Meski tidak selalu sesuai dengan harapan para penggemar manga.