Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ariel Noah jadi Dilan di Film Dilan ITB 1997 dan Dilan Amsterdam.jpg
Ariel Noah saat acara "Ngobrol Bareng Pidi Baiq 'Dilan ITB 1997' & 'Dilan Amsterdam' di Jakarta, Rabu (5/11/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan Tanah Air. Musisi sekaligus aktor Nazril Irham, yang lebih dikenal sebagai Ariel NOAH, resmi memerankan sosok Dilan versi dewasa dalam dua film terbaru adaptasi karya Pidi Baiq, yakni Dilan ITB 1997 dan Dilan: Amsterdam.

Kedua film ini akan diproduksi oleh Falcon Pictures dengan jadwal syuting dimulai pada Desember 2025 dan rencana tayang pada 2026. Duet sutradara Fajar Bustomi dan Pidi Baiq kembali dipercaya untuk menggarap kisah lanjutan perjalanan hidup Dilan yang kini tumbuh dewasa.

1. Ariel Noah akui ingin kembali geluti dunia akting

Ariel Noah saat acara "Ngobrol Bareng Pidi Baiq 'Dilan ITB 1997' & 'Dilan Amsterdam' di Jakarta, Rabu (5/11/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Dalam acara Ngobrol Bareng Pidi Baiq "Dilan ITB 1997" & "Dilan Amsterdam" di kantor Falcon Pictures, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025), Ariel mengungkapkan proses di balik tawaran untuk memerankan Dilan.

"Ceritanya lumayan panjang sebetulnya ini. Jadi waktu itu dihubunginnya bukan sekali. Begitu pas dikasih tahu buat proyek ini 'Wah ini sih kelas kakap.' Karakternya udah ada, kuat, enggak bisa diputuskan dalam waktu sebentar, mesti benar-benar dipikirin lagi," ujarnya.

Penyanyi kelahiran Langkat, Sumatera Utara, 44 tahun silam ini menuturkan kalau proyek Dilan menjadi salah satu langkah barunya selama masa rehat band NOAH, sekaligus cara untuk kembali menyalurkan passion-nya di dunia seni peran.

"Jadi enggak pingin dalam sekali hidup ini cuman sebagai penyanyi aja. Seni peran ini 'kan juga seni yang menarik. Saya lumayan seniman orangnya. Ini kayanya salah satu yang harus saya coba selama masih hidup," katanya.

Menurutnya, tawaran akting sudah datang sejak lama. Namun, baru kali ini ia merasa waktu dan karakternya tepat untuk diambil.

"Dari dulu sempat ada beberapa tawaran seni peran, cuman masih ragu. Banyak pertimbangan," imbuhnya.

2. Sempat galau, Ariel akhirnya mengambil peran Dilan

Ariel Noah saat acara "Ngobrol Bareng Pidi Baiq 'Dilan ITB 1997' & 'Dilan Amsterdam' di Jakarta, Rabu (5/11/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Ariel mengakui, keputusan menerima peran Dilan bukan tanpa kebimbangan. Tokoh Dilan sudah dikenal luas lewat tiga film sebelumnya yang dibintangi Iqbaal Ramadhan, dan menjadi fenomena besar di dunia perfilman Indonesia.

"Galaunya karena ini 'kan tokohnya besar, ya. Maksudnya, sudah kuat. Jadi enggak boleh sembarangan memutuskan. Jadi, mampu apa enggak, punya niat yang bulat enggak buat mengejar itu semua," akunya.

Ia sendiri mengaku sudah berkomitmen untuk memerankan karakter ikonik asal Bandung ini. Hal ini baru muncul setelah pertimbangan panjang.

"Kalau ada komitmennya, 'Oh, gue bisa nih, komitmen mengejar semua yang dibutuhin.' Nah, itu yang agak lama mikirnya," ungkap Ariel.

Setelah menimbang-nimbang, Ariel pun mantap menerima tawaran tersebut. Ia akan tampil sebagai Dilan dewasa dalam dua film sekaligus, Dilan ITB 1997 dan Dilan: Amsterdam. Ia pun menjelaskan singkat proses syutingnya.

"Mungkin syuting ini enggak selama itu, ya. NOAH sendiri 'kan sudah dua tahun memang liburnya. Dan kita memang ada rencana album terakhir nanti, tapi itu juga masih lama. Jadi secara waktu sih tidak mengganggu sebetulnya," tegasnya.

3. Merasa related dengan Dilan, Ariel juga pernah mendaftar ke ITB

Ariel Noah saat acara "Ngobrol Bareng Pidi Baiq 'Dilan ITB 1997' & 'Dilan Amsterdam' di Jakarta, Rabu (5/11/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Salah satu alasan kuat yang membuat Ariel akhirnya menerima peran ini adalah karena kedekatannya dengan Pidi Baiq, sang penulis novel Dilan, yang juga berasal dari Bandung. Ariel mengaku sudah lama mengagumi karya-karya Pidi lewat The Panas Dalam.

Selain itu, kisah yang diangkat dalam Dilan ITB 1997 terasa sangat dekat dengan pengalaman pribadinya.

"Salah satu alasannya sebenarnya ya karena itu, karena scene yang terjadi itu sangat-sangat familiar, pernah ngalamin. Apalagi tahun '97 itu gue inget keadaan di Bandung kayak gimana. Kulturnya lagi kayak gimana anak mudanya saat itu. Jadi malah membuat jadi menarik, kayak berkhayal balik ke zaman dulu," papar Ariel.

Lebih menarik lagi, Ariel mengaku punya hubungan personal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), persis seperti Dilan. Setelah lulus SMA, ia sempat mendaftar ke Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Sayang, ia ditolak.

"Saya tuh waktu dulu sempet, lulus SMA itu sempet daftar ke ITB sebetulnya. Jadi ngambil jurusan Seni Rupa, tapi gak keterima. Masuknya habis itu di Unpar jadinya, jadi arsitektur," kenangnya sambil tertawa.

Melalui sosok Dilan, Ariel merasa seperti diberi kesempatan kedua untuk mewujudkan keinginannya menjadi mahasiswa Seni Rupa ITB, yang dulu sempat diidam-idamkannya.

"Melalui ini, kayaknya saya bisa ngerasain, deh, jadi anak Seni Rupa ITB, gitu. Begitu kepikiran mau jadi anak Seni Rupa ITB tuh 'Oh, pas kuliah entar gini, pakaiannya gitu, pergaulannya begini tuh' udah kebayang, gitu. Bayangan itu hilang pas enggak diterima. Cerita itu ada di kepala, versi Ariel kalau keterima di Seni Rupa ITB tuh kayak gimana," tuturnya.

Editorial Team