Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Awi Suryadi sutradara film Do You See What I See (IDN Times/Erfah Nanda)
Awi Suryadi sutradara film Do You See What I See (IDN Times/Erfah Nanda)

Jakarta, IDN Times - Awi Suryadi, sutradara Do You See What I See, angkat bicara terkait kontroversi adaptasi film horor dari kejadian nyata. Film yang menggaet Shenina Cinnamon sebagai salah satu pemainnya ini juga diangkat dari kisah nyata yang viral melalui podcast.

Film Do You See What I See mengisahkan tentang Mawar, nama samaran, yang memiliki kisah asmara dengan Restu, sosok yang diyakini merupakan pocong. Terkait polemik yang sedang diperbincangkan publik, Awi menyatakan bahwa filmnya bukan dari tragedi seseorang. 

1. Do You See What I See bukan film tragedi

Awi Suryadi sutradara film Do You See What I See (IDN Times/Erfah Nanda)

Awi Suryadi menyebut bahwa Do You See What I See bukan berasal dari tragedi seseorang, meski film ini diangkat dari kisah nyata. Ia mengatakan dalam film ini tidak diberitahu siapa sosok Mawar dan siapa nama yang sebenarnya.

“Saya rasa, sih, yang membedakan Do You See What I See meskipun kita bilangnya dari kisah nyata, ini kan bukan sebuah kejadian atau kejahatan yang belum terpecahkan. Jadi sebenarnya kita gak pernah tahu orang aslinya Mawar seperti apa, bahkan namanya siapa,” terangnya kepada IDN Times dalam media junket di MD Place pada Selasa (14/5/2024).

Ia menambahkan apa yang menjadi pembeda antara Do You See What I see dengan film Vina: Sebelum 7 Hari yang sedang ramai jadi sorotan.

“Cuma kenyataannya kan beda ya sama film yang lagi ditentang, kalau itu kan sebuah kejahatan yang belum terpecahkan, pasti ada keluarganya, pasti ada korbannya,” tambah Awi.

2. ⁠Film ini berdasarkan cerita narasumber, bukan dari peristiwa yang terjadi

Awi Suryadi sutradara film Do You See What I See (IDN Times/Erfah Nanda)

Sang sutradara juga mengatakan bahwa film Do You See What I See diangkat dari cerita narasumber yang dipercaya memiliki kisah horor. Awi menyebut, sebagai sutradara, ia mempercayai seutuhnya cerita narasumber.

“Ini kita semua mempercayai narasumber yang bernama Vey. Bisa aja Vey gak benar, maksudnya seperti yang saya lakukan sebelumnya waktu saya bikin film KKN di Desa Penari. Simpleman bercerita dan saya filmmakers-nya harus percaya dengan narasumber saya bahwa narasumber saya tell the truth,” ucap Awi.

3. ⁠Kisah nyata atau gak tergantung sudut pandang penonton

cuplikan film Do You See What I See (dok. MD Pictures/Do You See What I See)

Ia menambahkan bahwa kisah dari narasumber bisa dianggap nyata atau tidaknya itu tergantung dari sudut pandang penonton. Nantinya, kepercayaan tersebut akan memengaruhi sensasi dalam menonton film.

“Jadi mungkin itu juga yang membuat menariknya film horor. Bisa dibilang kisah nyata, tapi ya gak tahu nyata atau gak. Tapi kan untuk kita sebagai penonton dan terutama sebagai pembuatnya kalau kita percaya itu sebagai kisah nyata, experience-nya kan berbeda,” tutup Awi Suryadi.

Dalam  Do You See What I See, Awi Suryadi mengubah banyak adegan dan sudut pandang demi keperluan film. Namun, tetap berada di jalan yang sama dengan apa yang diceritakan oleh narasumber.

Editorial Team