Olivia Dean (instagram.com/oliviadeano)
Beberapa tahun belakangan, musisi pop perempuan sedang gencar bikin lagu tentang mantan. Alhasil, lagu-lagu pop 2020-an kerap menyenggol isu maskulinitas toksik. Sabrina Carpenter dengan satirenya, Taylor Swift dengan drama puitisnya, Olivia Rodrigo dengan luapan amarahnya dan Tate McRae dengan lirik kontemplatifnya. Kemasannya berbeda-beda, tetapi sebenarnya satu tema: sindir mantan dan mencoba kembali fokus ke diri sendiri.
Olivia Dean secara strategis menawarkan sesuatu yang berbeda. Dalam lagu “Man I Need”, Dean fokus pada pesan self-love, menuangkan ekspektasinya soal pria idaman dengan tenang dan santai. Menurut Helen Brown dari The Independent, lewat “Man I Need”, Dean berhasil menciptakan lagu yang menyejukkan. Ia tak fokus pada penyesalan atas hubungan yang kandas apalagi menyalahkan orang lain. Liriknya hanya berisi harapan dan keinginannya yang sederhana dan gak muluk-muluk.
Pada intinya, lagu-lagu dalam album barunya, The Art of Loving punya nuansa serupa “Man I Need”. Coba dengar “Nice To Each Other” dan “So Easy (To Fall In Love)”. Keduanya merupakan keyakinan dan saran personalnya dalam membangun hubungan asmara, yakni dengan tak terburu-buru dan tanpa ekspektasi berlebihan, membiarkannya mengalir. Ini sebuah pendekatan filosofis yang mulai ditinggalkan dalam lagu-lagu cinta modern (cenderung terus terang dan tergesa-gesa).