Respons Bayu Skak Usai Dikritik Umumkan Film Baru dengan Teknologi AI

Bayu Skak belum lama ini mengumumkan dua karya film terbarunya sebagai sutradara berjudul FOuFO dan Expedisi. Namun alih-alih mendapat sambutan hangat, kali ini ia justru dibanjiri kritik netizen, karena menampilkan concept art yang dibuat menggunakan teknologi Artificial Intellegence (AI).
Terkait hal tersebut, Bayu kemudian menyampaikan klarifikasi melalui akun X miliknya. Tidak hanya memberikan penjelasan, sutradara sekaligus pemain Yowis Ben tersebut secara terbuka juga menyampaikan permohonan maaf dan menerima kritik serta saran dari netizen.
1. Klarifikasi Bayu Skak terkait penggunaan AI untuk concept art dari kedua film barunya
Bayu Skak akhirnya merespons kritikan netizen terkait penggunaan AI untuk concept art film FOuFO dan Expedisi. Sang sutradara meminta netizen untuk lebih teliti menyimak video pengumuman kedua film yang diunggah ke laman Instagram-nya tersebut.
Ia kemudian menjelaskan bahwa rekannya telah menegaskan bahwa concept art yang ditampilkan bukan poster resmi dari film FOuFO dan Expedisi. Menurut Bayu, concept art tersebut hanya bersifat sementara, karena mereka memang belum merekrut kru dan pemain.
"Lihat videonya sampai selesai dong. Dengerin bu Lili ngomong "Ini kita belum launching posternya" dan itu memang bukan poster. Poster itu rilis ketika sudah ada photoshoot dan sudah meng-hire orang poster. Ini satu pun pemain belum ada yg deal. Bahkan belum kepikiran siapa pemainnya," kata Bayu Skak, dilansir akun X miliknya, @Moektito, Kamis (12/12/2024).
2. Deklarasi film FOuFO dan Expedisi hanya disiapkan dalam waktu singkat
Di samping itu, Bayu juga menjelaskan bahwa ide deklarasi film FOuFO dan Expedisi muncul begitu saja saat menghadiri Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024. Mereka pun hanya menyiapkan segala sesuatunya dalam waktu tiga sampai empat jam dengan persiapan yang minim.
"Kita deklarasi karena mumpung lagi ada di acara Jaff. Bikin ide deklarasi judul ini minus 4 atau 3 jam sebelum. Lihat ya, itu ga ada wartawan sama sekali. Yang duduk adalah orang2 yang lagi main ke jaff dan kebetulan jalan di depan booth kami. Ini direkam pakai hp saya, hp Bu Lili, sama satu lagi hp kawan saya yg hasil gambarnya cepet2 saya kumpulin semua buat diedit di hp juga buru buru," lanjut Bayu.
Menurut Bayu, yang terpenting pada saat itu, mereka bisa mengamankan judulnya terlebih dahulu.
"Yang penting kita amanin kalau judul ini dan konsep komedi sci fi kita mau bikin tahun depan. Aku harus berpikir cepat, mumpung ada yg mau close deal bikin film full menggunakan bahasa Madura. Produser mana yg mau deal dengan ide kaya gini coba? Ini ada yg mau, jadi langsung harus diamankan dealnya, deal akan judulnya dulu, biar project-nya jalan dulu."
3. Sampaikan minta maaf dan terbuka atas kritik serta saran netizen
Di sisi lain, terpantau ada cukup banyak netizen yang menyarankan agar Bayu memperkenalkan logo filmnya saja terlebih dahulu, alih-alih memanfaatkan teknologi AI. Saran tersebut diterima secara terbuka olehnya. Di samping itu, ia juga menyampaikan permohonan maaf dan akan belajar dari pengalamannya kali ini.
"Iya si bener, ini mencoba reply2 in sama minta maaf karena yg aku tangkep dari masukan masukan orang orang ke depan rilisnya logo saja juga aman ya. Jadi meskipun buru buru buat dapat deal project tapi ya lebih baik pakai logo aja ya. Ini berbenah lah kami ke depan, aku dan timku juga," pungkas Bayu Skak.
Kendati demikian, tak sedikit juga yang mengaku sangat menantikan karya terbaru Bayu Skak tersebut, lantaran diklaim menggunakan bahasa Madura.