Jakarta, IDN Times – Satu setengah bulan setelah hari pertama tayang di layar lebar, ‘Eksil’ telah mencapai lebih dari 60 ribu penonton. Film dokumenter ini menceritakan kisah beberapa orang Indonesia yang terasing di luar negeri dan tidak bisa kembali ke tanah air akibat Gerakan 30 September atau G30S PKI .
Rupanya, pembuatan film ini memerlukan waktu hingga 10 tahun atau satu dekade. Eksil sendiri berasal dari serapan bahasa Inggris, exile. Menurut KBBI, eksil adalah keadaan tidak berada dalam negara atau rumah sendiri atau orang yang berada di luar negaranya karena terpaksa atau pilihan sendiri.
“Saya melakukan sesuatu dengan dasar hati. Saya harus suka dulu terus all out. Uang bisa dicari walaupun lama. Buktinya, 10 tahun saya bisa cari uang dan filmnya berhasil, orang mau datang ke bioskop untuk menonton, anak-anak muda,” kata sutradara sekaligus produser film Eksil, Lola Amaria dalam Real Talk with Uni Lubis, pada Rabu (13/3/2024).
Sebagai sosok yang amat passionate dengan karyanya, Lola menggunakan kesempatan ini untuk berbagi kisah tentang prosesnya menggarap film dokumenter tersebut.
Film Eksil menceritakan kisah hidup warga Indonesia yang pada awal 1960-an dikirim belajar ikatan dinas ke negara-negara di Eropa Timur dan China. Lantas, pecah gejolak politik di tanah air, Partai Komunis Indonesia diberangus oleh ABRI saat itu. Meskipun tidak semua mahasiswa dinas ini terlibat PKI, mereka terkena dampak tidak bisa pulang ke tanah air. Stateless, tak punya kewarganegaraan.
Penasaran gak? Yuk, disimak baik-baik!