Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster film Deadpool and Wolverine. (dok. Marvel Studios/Deadpool and Wolverine)
poster film Deadpool and Wolverine. (dok. Marvel Studios/Deadpool and Wolverine)

Setelah akuisisi Fox oleh Disney, para penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) sangat menantikan kehadiran Deadpool dalam jagat sinematik tersebut. Akhirnya, Deadpool & Wolverine (2024) hadir sebagai salah satu film yang paling dinantikan. Karakter Deadpool (Ryan Reynolds), yang dikenal dengan humor khas dan aksi brutalnya, kini berkolaborasi dengan Wolverine (Hugh Jackman), menciptakan perpaduan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Tak disangka, Deadpool & Wolverine mendapatkan sambutan positif di Rotten Tomatoes dengan skor yang cukup tinggi, yakni 81 persen. Hal ini membuktikan bahwa film ini berhasil mematahkan stigma superhero fatigue yang sering dibicarakan belakangan ini. Kritikus dan penonton sama-sama memuji bagaimana film ini menyegarkan kembali genre superhero dengan kombinasi aksi spektakuler dan humor yang menghibur.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa MCU masih memiliki daya tarik yang kuat di mata penonton global. Namun, bagaimana sebenarnya film arahan Shawn Levy ini mampu menghapus stigma superhero fatigue dan kembali menarik perhatian penonton? Yuk, simak review film Deadpool & Wolverine berikut untuk mengetahui lebih dalam!

1. Temukan Wolverine dan selamatkan Multiverse!

Hugh Jackman dan Ryan Reynolds dalam film Deadpool and Wolverine. (dok. Marvel Studios/Deadpool and Wolverine)

Sebelum Deadpool & Wolverine dirilis, salah satu pertanyaan yang mengambang di benak penonton adalah bagaimana Deadpool mampu "menyebrang" ke MCU. Sadar atau tidak, jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya tersimpan di Deadpool 2 (2018), tepatnya di post-credits scene, saat Deadpool memakai alat penjelajah waktu milik Cable (Josh Brolin) untuk menyelamatkan Vanessa (Morena Baccarin) dan Peter (Rob Delaney) serta membunuh beberapa versi alternatifnya.

Di Deadpool & Wolverine, terungkap kalau alat tersebutlah yang mengantarkan sang antihero ke "Sacred Timeline" alias Earth-616, tempat para superhero MCU berada, enam tahun lalu. Saat itu, Deadpool meminta untuk bergabung menjadi Avengers, tapi ditolak oleh Happy Hogan (Jon Favreau). Merasa hidupnya tak lagi berarti, Deadpool pun menggantung kostum kebesarannya dan memutuskan berhenti menjadi pahlawan super.

Namun, masa pensiunnya yang tenang dan dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang menyayanginya mendadak terusik oleh kedatangan Time Variance Authority (TVA). Mereka, yang dipimpin oleh seorang agen bernama Mr. Paradox (Matthew Macfadyen), menawarkan Deadpool kesempatan untuk bergabung dengan Earth-616, mimpi yang diidam-idamkannya enam tahun lalu.

Rupanya, tawaran tersebut datang dengan kenyataan yang pahit: semesta Deadpool—di sini disebut Earth-10005—terancam musnah karena kematian Logan alias Wolverine (mengacu ke Logan [2017]), yang dianggap penting bagi semestanya. Sadar bahwa ia takkan bisa melihat teman-temannya lagi, Deadpool pun nekat menjelajahi Multiverse dan mencari "pengganti" Wolverine. Namun, tindakannya tersebut malah membuat Deadpool, serta Wolverine pemarah yang ditemukannya, terlibat petualangan yang di luar nalar!

2. Hadirkan sederet fan service yang bikin fans bernostalgia

Emma Corrin dalam film Deadpool and Wolverine. (dok. Marvel Studios/Deadpool and Wolverine)

Bicara soal di luar nalar, hal itulah yang akan kamu temukan di sepanjang durasi Deadpool & Wolverine yang mencapai 2 jam 7 menit. Sedari awal, Shawn Levy, selaku sutradara, langsung memukau penonton dengan sebuah adegan pembuka yang penuh aksi brutal dan tingkah nyeleneh Deadpool (petunjuk: boyband). Lewat opening ini, Levy seolah menegaskan kalau Deadpool & Wolverine masih memiliki "DNA" film Deadpool meski telah melebur seutuhnya ke dalam MCU.

Kesenangan berlanjut ketika Levy mempertemukan Deadpool dan Wolverine dengan sejumlah karakter "menarik" di sepanjang perjalanan mereka. Percayalah, apa yang ditunjukkan oleh Marvel Studios lewat beberapa cuplikan di internet hanyalah segelintir dari kejutan yang telah dipersiapkan. Deretan kameo yang silih berganti menghiasi layar dijamin bakal membuat para penggemar film superhero, khususnya dari era 2000-an, hingga die-hard fan komik Marvel bernostalgia sekaligus berteriak kegirangan!

Sekilas, segala wujud fan service di atas tampak seperti usaha para pembuatnya untuk menutupi cerita Deadpool & Wolverine yang setipis kertas. Konflik yang dibangun dalam naskah hasil "keroyokan" antara Levy, Reynolds, Rhett Reese, Paul Wernick, dan Zeb Wells memang cenderung sederhana, terutama soal kehadiran Cassandra Nova (Emma Corrin) sebagai villain utama. Namun, jika kamu menyadari betapa relevannya kisah yang mereka buat dengan masalah akuisisi Fox oleh Disney, mungkin kamu akan berpikir dua kali sebelum menyimpulkan.

3. Gila, kata yang tepat untuk menggambarkan chemistry Reynolds dan Jackman!

Ryan Reynolds dan Hugh Jackman dalam film Deadpool and Wolverine. (dok. Marvel Studios/Deadpool and Wolverine)

Subteks yang ingin disampaikan oleh Levy dkk. di atas memang cuma "makanan selingan" yang gampang dilewatkan dan tak harus dicicipi oleh semua orang. Tentu saja, menu utama yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar adalah duet memikat antara Ryan Reynolds dan Hugh Jackman sebagai sang karakter tituler. Dalam Deadpool & Wolverine, keduanya tak hanya menampilkan interaksi yang luar biasa menghibur, tetapi juga hubungan cinta-benci yang sarat kompleksitas.

Absen enam tahun sebagai Deadpool di layar lebar, Reynolds kembali membuktikan kepiawaiannya mengocok perut penonton lewat banyolan-banyolan liar yang sarat referensi kultur pop menggelitik dan momen breaking the fourth wall yang menjadi ciri khasnya. Di sisi lain, Jackman menjadi tandem sempurna bagi Reynolds yang cerewet. Walau tampil sangar seperti performanya di Logan, sang aktor tahu bagaimana melucu tanpa harus mengorbankan karismanya sebagai Wolverine.

Namun, di balik keriuhan aksi dan komedi yang tercipta karena kontrasnya karakter mereka, Reynolds dan Jackman juga menyelipkan sisi emosional yang membuat Deadpool dan Wolverine terlihat sebagai individu yang humanis dan sejajar. Yap, meski bak air dan api, mereka sejatinya adalah orang-orang terbuang yang rindu akan eksistensi. Jika Deadpool menutupi perasan itu dengan gurauan, maka Wolverine menyamarkan semua keresahan di hatinya dengan luapan kemarahan.

4. Apa yang menanti Deadpool dan Wolverine di masa depan?

Ryan Reynolds dan Hugh Jackman dalam film Deadpool and Wolverine. (dok. Marvel Studios/Deadpool and Wolverine)

Bagian ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton Deadpool & Wolverine

Dengan penerimaan para kritikus yang positif dan prediksi penghasilan box office yang memuaskan, para sineas di balik Deadpool & Wolverine tentunya bisa bernapas lega. Namun, bagi penonton yang gemar mengulik teori tentang film-film MCU, kesuksesan film ini tentu menambah daftar panjang pertanyaan yang menarik bila didiskusikan. Seperti salah satunya, bagaimana masa depan Deadpool dan Wolverine di jagat MCU?

Diketahui di akhir film, setelah berhasil menyelamatkan Multiverse yang ingin dimusnahkan oleh Cassandra Nova, Wolverine bergabung dengan Deadpool di Earth-10005. Memang tak ada adegan tambahan yang mengindikasikan kalau mereka akan kembali mengenakan kostum dan melawan penjahat. Namun, tak sedikit penggemar yang berspekulasi kalau keduanya akan kembali muncul di Avengers: Secret Wars (2027), bergabung dengan para superhero MCU untuk mengalahkan Kang the Conqueror.

Namun, penulis pribadi lebih tertarik untuk melihat bagaimana salah satu latar dalam film ini, yakni The Void, akan dieksplorasi lebih dalam di film dan serial MCU selanjutnya. Sejauh ini, MCU hanya memperlihatkan The Void secara detail dalam Loki (2021—2023) dan Deadpool & Wolverine, sebagai tempat pembuangan para Variant yang "dipotong" dari Sacred Timeline. Melihat beragamnya benda dan karakter yang terjebak di sana, ini bisa menjadi pintu masuk yang sempurna untuk cerita yang lebih luas!

Deadpool & Wolverine adalah bukti nyata bahwa MCU masih mempunyai taring tajam di industri hiburan. Dengan aksi brutal yang tak kenal ampun, humor khas yang mengocok perut, dan chemistry memikat antara Reynolds dan Jackman, film ini berhasil menyegarkan genre superhero yang sempat melesu. Jadi, jangan lewatkan petualangan gila Deadpool dan Wolverine yang satu ini, karena siapa tahu, ini bisa jadi awal dari era baru yang lebih seru di MCU!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team