Still cut film pendek Menjahit Harapan (dok. Indonesian Lantern/Menjahit Harapan)
Indah Nuritasari, selaku produser film Menjahit Harapan (2025) menggambarkan latar belakang pembuatan film pendek tersebut. Ia bersama dengan Deddy Raksawardana ingin menggambarkan kerukunan diaspora Indonesia di Philadelphia, sekaligus keresahan yang mereka alami.
"Menggambarkan jeritan hati teman-teman yang dulu menjadi korban peristiwa '98. Lalu juga ada yang penting sekali, menggambarkan keinginan untuk mendapatkan dua kewarganegaan. Dan ini keinginan yang disuarakan oleh jutaan diaspora Indonesia di dunia," ungkap Indah membuka diskusi pagi itu.
Uniknya, hampir semua dialog yang diutarakan oleh karakter di film pendek tersebut berdasarkan kisah nyata dari diaspora Indonesia di Philadelphia. Adegan tentang diaspora Indonesia yang bekerja di dry cleaning, lebih memilih uang habis untuk berjudi daripada dirampok, hingga kekhawatiran akan dideportasi karena tidak bisa menjadi warga negara Philadelphia benar-benar mereka alami.
"Jadi setiap dialog di situ, mulai dari mendingan judi daripada dirampok, itu memang benar terjadi. Kecuali satu hal yang tidak nyata, adalah menjahit bendera. Tapi yang adegan (karakter utama) jatuh di tangga, keinginan masyarakat Indonesia di sini untuk mengadakan upacara bendera di City Hall itu juga real," tutur Deddy yang hari itu memakai kacamata dan kemeja berwarna abu-abu.
Selain itu, Indah yang juga merupakan perwakilan dari Indonesian Lantern juga berkata bahwa film ini ingin menonjolkan bahwa kala itu, banyak perempuan yang menjadi pemimpin di sana.
"Pemimpin masyarakatnya kebanyakan perempuan. Itu karena memang kenyataannya di Philadelphia ini, banyak sekali perempuan Indonesia yang menjadi pemimpin. Saya ingin menonjolkan itu," lanjut Indah menatap lurus ke kamera.