Angga Sasongko (instagram.com/anggasasongko)
"Ikhlas aja. Udah gak bisa ngapa-ngapain. Saya yang punya resources aja capek, gimana yang gak punya resources, kan kasian. Ini negaranya memang tidak punya keseriusan terhadap pembajakan, kok. Jadi kalau misalnya kita karyanya dibajak--bahkan saya aja kalau gak karena demi membuat preseden tentang usaha melawan, saya pengennya ikhlas aja karena capek.
Sekarang contohnya platform-platform yang besar, yang punya subscribers besar, seperti Telegram dan TikTok, itukan juga bagian dari termasuk dalam lingkaran pembajakan ini. Film Indonesia banyak dibajak di Telegram dan TikTok. Bahkan TikTok dan Telegram tidak melakukan upaya apapun, tidak ada compliance dari pihak mereka, tidak ada usaha untuk bagaimana memastikan atau paling nggak ikut menjaga platformnya tuh diisi oleh konten-konten yang legal, ini kan penting, ya. Tapi ya memang negaranya gak peduli. Akhirnya platform-platform besarnya yang cari market di Indonesia juga jadi gak peduli.
Atasnya harus diperbaiki. Kalo dari akarnya, berarti bottom-nya itu market. 'Kalau ada yang gratis ngapain gue harus bayar'. Itukan hukum ekonomi paling dasar. Jadi yang perlu dibenarkan top-nya.
Misalnya TikTok, kebetulan TikTok sponsornya Sundance. Nah, TikTok harus punya policy, harus punya keinginan untuk memastikan bahwa konten-konten yang ada di TikTok itu legal. Gimana caranya? Kalau TikTok-nya berhasil menyumbat distribusi konten-konten illegal tersebut, maka orang gak akan nonton bajakan dari TikTok. Tapi, kalau TikTok gak menyumbat, pasti banyak orang yang akan nonton. Ngapain beli kalau bisa gratis lewat TikTok. Tapikan mungkin TikTok mendapatkan keuntungan juga lewat traffic yang besar gara-gara orang bisa nonton bajakan lewat TikTok walaupun patah-patah.
Kita gak bisa salahin masyarakat karena mereka selalu nyari akses. Kalau aksesnya dikasih illegal dan gak ada konsekuensi hukum apapun, ya diambil aja. Jadi, media musti berani ngomong bahwa problemnya tuh top, jangan selalu nyalahin market. Kalau misalnya platform kayak Telegram dan TikTok bisa comply, ya mungkin bisa mengurangi potensi pembajakannya."