Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan dalam serial The X-Files
adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Intinya sih...

  • Episode "Soft Light" menandai debut Vince Gilligan sebagai penulis di The X-Files, mengangkat sisi manusiawi dari sosok yang dianggap "monster".

  • "Paper Hearts" menampilkan kekuatan Gilligan dalam membangun character-driven horror tanpa elemen supranatural.

  • Episode "Small Potatoes" menunjukkan kegeniusan Gilligan dalam memainkan elemen komedi hitam dalam dunia The X-Files.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nama Vince Gilligan kembali jadi sorotan setelah dua episode perdana serial terbarunya, Pluribus, tayang di Apple TV pada Jumat (7/11/2025). Serial ini menghadirkan kisah Carol Sturka (Rhea Seehorn), novelis yang berjuang mempertahankan individualitasnya di tengah dunia yang “terinfeksi” virus kebahagiaan. Kritikus memuji Pluribus sebagai tontonan “mind blowing” karena premisnya yang unik, penulisan yang tajam, serta pesan filosofisnya tentang kebebasan dan kemanusiaan.

Namun, bukan kali ini saja Gilligan sukses membuat penontonnya terpana dan gelisah di waktu bersamaan. Jauh sebelum Pluribus atau bahkan Breaking Bad dan Better Call Saul, ia telah mengasah bakatnya lewat The X-Files. Serial ikonis besutan Chris Carter ini mengikuti dua agen FBI, Fox Mulder (David Duchovny) dan Dana Scully (Gillian Anderson), dalam menyelidiki kasus-kasus misterius yang melibatkan fenomena supranatural, alien, hingga konspirasi pemerintahan.

Sambil menunggu episode terbaru Pluribus tayang setiap minggunya, gak ada salahnya kamu kilas balik ke masa ketika Gilligan pertama kali memukau dunia lewat The X-Files. Berikut tujuh rekomendasi episode terbaik The X-Files karya Vince Gilligan yang dijamin bakal bikin kamu berkata, “mind blowing!” sekali lagi.

1. Soft Light (Season 2, Episode 23)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Episode ke-23 dalam musim kedua The X-Files ini merupakan awal dari perjalanan panjang Vince Gilligan sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di dunia televisi. Berjudul “Soft Light”, episode ini menandai debutnya sebagai penulis dalam serial legendaris kreasi Chris Carter tersebut. Di sini, Gilligan sudah menunjukkan ciri khasnya yang kelak berkembang dalam Breaking Bad dan Better Call Saul, yakni mengangkat sisi manusiawi dari sosok yang dianggap “monster”.

"Soft Light” mengisahkan penyelidikan Mulder dan Scully terhadap serangkaian kematian misterius yang meninggalkan bekas hangus aneh di lokasi kejadian. Jejak kasus membawa mereka pada Dr. Chester Banton (Tony Shalhoub), fisikawan yang mengalami kecelakaan dalam eksperimen dark matter. Akibatnya, bayangannya berubah jadi kekuatan antimateri mematikan yang dapat melenyapkan siapa pun yang berada di dalamnya!

2. Paper Hearts (Season 4, Episode 10)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Jadi salah satu kasus personal bagi Mulder, “Paper Hearts" diawali dari mimpi aneh Mulder tentang kasus pembunuhan anak-anak yang telah lama terkubur. Sederet bukti baru menuntun Mulder dan Scully pada kasus lama yang melibatkan seorang pembunuh berantai bernama John Lee Roche (Tom Noonan). Namun, Roche kini mengaku punya kaitan dengan hilangnya Samantha, adik Mulder yang selama ini diyakini diculik oleh alien.

Sebagai penulis, Vince Gilligan menampilkan kekuatannya dalam membangun character-driven horror yang mencekam tanpa perlu mengandalkan elemen supranatural yang jadi ciri khas serialnya. Fokus cerita ada pada dinamika emosional Mulder dan manipulasi licik Roche yang terasa realistis sekaligus menakutkan. Gak heran kalau banyak fans menobatkan "Paper Hearts" sebagai salah satu episode paling kelam dalam sejarah The X-Files.

3. Small Potatoes (Season 4, Episode 20)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Kalau kamu penggemar berat karya Vince Gilligan, pasti tahu kalau selain piawai menulis cerita yang menegangkan, ia juga jago memainkan elemen komedi hitam. Nah, episode “Small Potatoes” dari The X-Files musim keempat jadi bukti nyata kegeniusan itu. Alih-alih menghadirkan kisah misteri kelam seperti biasanya, episode ini justru menampilkan sisi absurd dan lucu dari dunia The X-Files, tanpa kehilangan pesonanya.

Dalam “Small Potatoes,” Mulder dan Scully menyelidiki sebuah kota kecil di mana beberapa perempuan melahirkan bayi berekor. Misteri makin aneh ketika mereka menemukan satu kesamaan, yakni semua bayi itu memang punya ayah berbeda, tapi wajah mereka mirip satu orang. Dari sinilah mereka bertemu Eddie Van Blundht (Darin Morgan), pria lugu yang punya kemampuan mengubah wujudnya jadi siapa pun yang ia mau, bahkan Mulder!

4. Folie à Deux (Season 5, Episode 19)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Jauh sebelum DC memakai istilah folie à deux (kegilaan yang dibagi dua) dalam Joker: Folie à Deux (2024), Vince Gilligan sudah lebih dulu mengeksplorasi maknanya lewat episode The X-Files ini. "Folie à Deux" berfokus pada Gary (Brian Markinson), pegawai yang yakin bosnya, Greg (John Apicella), adalah serangga raksasa yang menyamar jadi manusia. Ketika Gary menyandera rekan-rekannya agar mereka melihat “kebenaran” itu, Mulder dikirim untuk menanganinya. Namun, setelah menyaksikan sendiri transformasi mengerikan Greg, Mulder pun mulai mempertanyakan realitas yang ia kenal.

Menggabungkan paranoia, horor psikologis, dan drama emosional, episode ini membuktikan betapa tajamnya "pena" Gilligan dalam menggali sisi gelap manusia. Sama seperti Mulder, kamu juga akan dibuat bertanya-tanya sepanjang durasi. Apakah monster itu nyata, atau hanya pantulan kegilaan bersama?

5. Tithonus (Season 6, Episode 10)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Selanjutnya ada “Tithonus”, salah satu episode dari musim keenam The X-Files yang jadi karya paling melankolis dari Vince Gilligan. Disebut melankolis karena lewat Tithonus, Gilligan menunjukkan bahwa keabadian bukanlah anugerah, melainkan beban yang menyesakkan. Episode ini menggali makna kematian dengan cara yang puitis sekaligus kelam, yang dijamin bikin kamu merenung tentang betapa berharganya kefanaan.

Kali ini, spotlight berpindah dari Mulder ke Scully, yang ditugaskan bekerja sama dengan agen baru bernama Ritter (Richard Ruccolo) untuk menyelidiki kasus seorang fotografer kriminal bernama Alfred Fellig (Geoffrey Lewis). Pria tua ini punya kemampuan aneh, yakni selalu muncul tepat di lokasi seseorang meninggal, seolah tahu kapan kematian akan datang. Seiring berjalannya penyelidikan, Scully pun akhirnya mengungkap rahasia mengejutkan di balik lensa kamera Fellig.

6. Hungry (Season 7, Episode 3)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

“Hungry” merupakan salah satu episode The X-Files yang unik, karena diceritakan Vincent Gilligan dari sudut pandang "monster". Monster itu adalah Rob (Chad Donella), pegawai restoran cepat saji yang tampak biasa saja, tapi sebenarnya mutan yang memiliki dorongan untuk memakan otak manusia. Namun alih-alih tampil sebagai sosok jahat, Rob justru digambarkan sebagai pria rapuh yang berjuang keras melawan dorongan dalam dirinya agar bisa hidup normal.

Selain POV-nya, "Hungry” juga menonjol karena kedalaman tematiknya yang jarang ditemui di serial sejenis. Episode ini bukan hanya soal pembunuh kanibal, tapi alegori tentang kecanduan, rasa bersalah, dan pergulatan untuk menerima diri sendiri. Melihat Mulder dan Scully dari kacamata orang yang mereka buru juga menciptakan perspektif baru tentang bagaimana jika dua karakter kesayangan penonton itu berada di sisi “yang salah.”

7. Sunshine Days (Season 9, Episode 18)

adegan dalam serial The X-Files (dok. Fox/The X-Files)

Jika “Soft Light” merupakan episode The X-Files pertama yang ditulis Vince Gilligan, episode ke-18 di musim kesembilan ini jadi karya perpisahannya di semesta yang sama. Turut disutradarai olehnya, “Sunshine Days” tampil sebagai surat cinta yang manis sekaligus eksentrik terhadap budaya pop klasik Amerika. Kalau kamu pernah menonton WandaVision (2021), kamu pasti akan menemukan nuansa yang mirip di sini.

Ceritanya berpusat pada penyelidikan Scully, Doggett (Robert Patrick), dan Skinner (Mitch Pileggi) terhadap kematian misterius yang membawa mereka ke rumah milik pria bernama Oliver Martin (Michael Emerson). Uniknya, rumah itu adalah replika sempurna dari rumah keluarga The Brady Bunch, sitkom klasik era 70-an. Lebih mindblowing-nya lagi, Oliver rupanya memiliki kemampuan telekinetik yang memungkinkan dirinya menciptakan ilusi dan objek dari acara TV favoritnya!

Sederet episode The X-Files di atas gak cuma buktikan kepiawaian Vince Gilligan sebagai maestro di balik layar, tapi juga jadi pengingat bahwa tontonan mind blowing sejati kerap lahir dari ide-ide paling liar dan berani. Jadi, sambil menanti kejutan Pluribus berikutnya, episode mana, nih, yang bakal kamu tonton ulang untuk merayakan kegeniusan sineas satu ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team