Ernest Prakasa dalam acara Real Talk with Uni Lubis, "Agak Laen, Jalan Hidup Ernest Prakasa" pada Rabu (7/3/2024). (IDN Times/Naufal Fathahillah)
Di sisi lain, Ernest menyadari kalau jenis komedi dari Warkop DKI sudah tidak bisa digunakan di zaman sekarang. Warkop DKI sendiri seringkali mengangkat sosok perempuan seksi di dalam karyanya.
"Zaman berubah, dan kita tidak mengobjektifikasi (perempuan) itu," pungkas Ernest.
Ernest pun menegaskan tetap ada perbedaan dari Warkop DKI dan Agak Laen. Produser film Agak Laen ini menekankan poin suku yang dibawakan oleh grup lawak ini hanya homogen, berbeda dengan Warkop DKI yang biasanya beragam.
"Tapi yang buat kita takjub adalah Warkop ini tidak terafiliasi dengan satu etnis, kalau pun dia bermain suku, entar satu jadi Jawa, satu jadi Betawi, satu lagi jadi Batak. Tapi kan tetep plural. Nah (Agak Laen) ini kan sebenarnya homogen, mereka Batak keempat-empatnya," pungkas Ernest.
Wah, siapa yang baru tahu kalau Agak Laen terinspirasi dari Warkop DKI?