cuplikan film What We Do in the Shadows (dok. Unison Films/What We Do in the Shadows)
Seiring berjalannya waktu, banyak sineas muda mulai bereksperimen dengan mengombinasikan beberapa genre yang bertolak belakang dalam sebuah film. Ada yang gagal, ada juga yang sukses hingga laku keras di pasaran. Kombinasi beberapa genre yang berlawanan dalam sebuah film dikenal sebagai miscelloneuous.
Dalam film horror sendiri, miscelloneous terbagi menjadi beberapa jenis:
- Comedy horror–porsi komedi serta horror harus seimbang. Komedi biasanya digunakan saat suatu tokoh mengalami kesulitan dengan cara yang konyol. Kemudian ditimpali dengan teror yang disebabkan oleh sosok mengerikan atau aksi kekerasan yang keji dan brutal seperti dalam film Shaun of the Dead dan What We Do in the Shadows.
- Lovecraft horror–juga dikenal sebagai cosmic horror, subgenre yang satu ini mengikuti serangkaian kejadian menegangkan yang disebabkan oleh makhluk asing atau sesuatu di luar pemahaman manusia seperti film The Mist dan Annihilation.
- Found footage–teknik pembuatan film yang satu ini begitu identik dengan genre horror usai perilisan film The Blair Witch Project. Direkam menggunakan handy cam atau kamera GoPro dengan hasil rekaman yang shaky khas amatiran ternyata berhasil meningkatkan ketegangan dan rasa takut di sepanjang film.
- Post-apocalyptic–mengambil latar pasca terjadinya bencana seperti perang nuklir, pandemik, bahkan kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar manusia. Post-apocalyptic horror mengikuti perjuangan karakter utama dalam bertahan hidup seperti dalam film Doomsday dan Bird Box.
Deretan subgenre horror di atas memiliki keunggulan dan keunikannya masing-masing. Tidak menutup kemungkinan jika di masa depan akan lahir subgenre lainnya yang tidak kalah inovatif dalam meneror para penggemar film horror. Dari keenam subgenre film horror di atas, mana yang menjadi favorit kamu?