Han Gong Ju, yang berusia 17 tahun harus memulai hidup baru setelah melewati depresi parah akibat tindak pemerkosaan massal oleh sekelompok anak SMA. Disini, korban yang seharusnya mendapat perhatian khusus malah diperlakukan semena-mena. Film ini seperti menguak realitas yang sebenarnya dari penegak hukum Korea Selatan.
Kasus pemerkosaan ini sendiri dialami nyata oleh pelajar berusia 14 tahun di kota Miryang pada 2004. Selama 11 bulan, dia diperkosa oleh sekitar 61 murid SMA dan 14 laki-laki dewasa. Namun polisi malah menuduh korban melakukan hal tersebut atas dasar suka sama suka, padahal hasil visum menunjukan kerusakan parah pada alat vital korban.
Sebanyak 30 orang didakwa atas kasus ini, tujuh di antaranya dipenjara ringan, tiga orang ditahan singkat, dan 20 dimasukkan ke tahanan anak. Sementara 46 lainnya dibiarkan bebas. Hukuman yang tak sebanding dengan kerusakan mental dan fisik yang dialami korban. Kepolisian yang harusnya jadi penegak hukum, disini malah menjadi penghalang utama bagi keadilan.
Itulah daftar film dari kasus nyata tak terpecahkan di Korea Selatan. Beberapa kasusnya kemudian diselesaikan setelah film-film dokumenter seperti Memories of Murder dan Itaewon Homicide dirilis, menunjukan bahwa sineas Korea Selatan menggunakan industri itu sebagai mesin pengingat dan tonggak keadilan secara tidak langsung.