Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan dalam film Ordinary People
adegan dalam film Ordinary People. (dok. Paramount Pictures/Ordinary People)

Intinya sih...

  • Ordinary People (1980): Film klasik pemenang Best Picture Oscar 1981, menggambarkan survivor's guilt remaja yang selamat dari kecelakaan perahu dan hubungannya dengan orang tuanya.

  • Dear Edward (2023): Serial Apple TV+ tentang Edward, satu-satunya penyintas kecelakaan pesawat yang berusaha membangun kehidupan baru di tengah rasa hampa.

  • All the Bright Places (2020): Film Netflix adaptasi novel Jennifer Niven, menyoroti survivor’s guilt lewat kisah remaja yang belajar berdamai dengan diri sendiri setelah kehilangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Survivor’s guilt adalah perasaan bersalah yang muncul ketika seseorang selamat dari suatu tragedi, sementara orang lain di sekitarnya tidak. Tema ini kerap muncul di film maupun serial, karena menyinggung sisi emosional yang dalam dan kadang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Film Tukar Takdir, yang tayang di bioskop pada Kamis (2/10/2025), menjadi contoh nyata tema ini. Ceritanya mengikuti Rawa (Nicholas Saputra), satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat, dan bagaimana rasa bersalahnya memengaruhi hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Penonton diajak merasakan gelombang emosi yang intens, dari duka, amarah, hingga usaha menerima takdir yang tak bisa diubah.

Kalau kamu penasaran dengan pergulatan batin para penyintas, penulis sudah merangkum lima rekomendasi film dan serial terbaik bertema survivor's guilt yang wajib ditonton setelah Tukar Takdir. Dijamin, ceritanya bakal bikin emosimu naik-turun kayak roller coaster!

1. Ordinary People (1980)

adegan dalam film Ordinary People. (dok. Paramount Pictures/Ordinary People)

Bicara soal film bertema survivor's guilt, pemenang Best Picture Oscar 1981 ini jelas jadi salah satu karya klasik yang wajib masuk daftar. Ordinary People berpusat pada Conrad (Timothy Hutton), remaja yang dihantui rasa bersalah karena selamat dari kecelakaan perahu yang merenggut nyawa kakaknya, Buck. Sejak tragedi itu, hubungannya dengan orang tuanya, terutama sang ibu Beth (Mary Tyler Moore), jadi dingin, renggang, dan penuh jarak.

Kekuatan film ini terletak pada cara mendiang Robert Redford, dalam debut penyutradaraannya, membalut survivor's guilt dengan sangat realistis dan emosional. Kamu akan diajak melihat bagaimana tiap karakter menghadapi duka, entah lewat upaya penyembuhan maupun sikap menutup diri. Gak heran, Ordinary People masih dianggap sebagai salah satu film drama keluarga terbaik sepanjang masa yang relevan ditonton hingga sekarang.

2. Dear Edward (2023)

adegan dalam serial Dear Edward. (dok. Apple TV+/Dear Edward)

Selanjutnya, ada Dear Edward, serial Apple TV+ yang jarang dibicarakan, tapi menyimpan kisah yang begitu menyentuh. Seperti Rawa dalam Tukar Takdir, sang protagonis, Edward (Colin O’Brien), juga merupakan satu-satunya penyintas kecelakaan pesawat yang merenggut seluruh penumpang, termasuk keluarganya. Serial ini mengikuti perjalanan Edward setelah pindah ke rumah bibinya (Taylor Schilling), sambil mencoba membangun kehidupan baru di tengah rasa hampa yang membayangi.

Menariknya, Dear Edward gak hanya berfokus pada Edward, tapi juga orang-orang lain yang kehilangan kerabatnya dalam tragedi tersebut. Ada calon pengantin yang kehilangan tunangan hingga pria yang harus membesarkan keponakannya yang yatim piatu. Membentuk kelompok dukungan duka, masing-masing dari mereka membawa kisah pilu sekaligus perjuangan untuk bangkit.

3. All the Bright Places (2020)

adegan dalam film All the Bright Places. (dok. Netflix/All the Bright Places)

Di tengah banjirnya film remaja yang klise dan mudah ditebak, All the Bright Places sukses mendobrak lewat kisah yang lebih membekas. Film Netflix adaptasi novel Jennifer Niven ini menghadirkan perjalanan Violet Markey (Elle Fanning), remaja yang kehilangan kakaknya dalam kecelakaan mobil. Peristiwa tragis itu membuat Violet nyaris bunuh diri, hingga pertemuannya dengan Theodore Finch (Justice Smith), cowok yang dicap freak di sekolah, berhasil membawa Violet keluar dari keterpurukan.

Walau didominasi romansa, All the Bright Places tetap berhasil menyoroti survivor’s guilt lewat kacamata remaja yang sedang belajar berdamai dengan diri sendiri. Film ini mungkin gak sedalam novelnya, tapi cukup efektif untuk membuka obrolan soal kesehatan mental di kalangan muda. Kamu sendiri sudah menontonnya di Netflix?

4. The Leftovers (2014—2017)

adegan dalam serial The Leftovers. (dok. HBO/The Leftovers)

Serial HBO satu ini membuktikan kalau tema survivor's guilt juga bisa dibungkus dalam kisah supernatural yang gelap dan penuh misteri. The Leftovers mengisahkan dunia setelah “Sudden Departure”, peristiwa aneh ketika 2 persen populasi manusia di seluruh dunia tiba-tiba raib tanpa penjelasan. Alih-alih fokus pada jawaban atas fenomena itu, serial ini justru mengulik bagaimana orang-orang yang ditinggalkan berjuang untuk melanjutkan hidup dengan luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Cerita The Leftovers berpusat pada keluarga Garvey di kota kecil bernama Mapleton. Kevin Garvey (Justin Theroux), seorang kepala polisi, tengah menghadapi keretakan keluarganya setelah sang istri, Laurie (Amy Brenneman), memilih bergabung dengan sebuah kultus misterius. Di sisi lain, ada pula Nora Durst (Carrie Coon), karakter paling tragis karena harus menanggung rasa bersalah setelah seluruh keluarganya lenyap tanpa jejak.

5. Oculus (2013)

adegan dalam film Oculus. (dok. Blumhouse Productions/Oculus)

Banyak film horor mengangkat tema survivor's guilt, tapi kalau penulis boleh memilih satu, Oculus karya Mike Flanagan-lah yang layak masuk daftar teratas. Ceritanya berawal ketika Tim (Brenton Thwaites) keluar dari RSJ setelah bertahun-tahun dirawat akibat membunuh sang ayah demi melindungi keluarga. Namun, kakaknya, Kaylie (Karen Gillan), punya keyakinan bahwa semua kekacauan disebabkan oleh cermin antik terkutuk bernama Lasser Glass. Demi menepati janji masa kecil mereka, keduanya pun kembali ke rumah lama untuk “menghabisi” sang cermin.

Survivor’s guilt dalam film ini tercermin jelas lewat dua karakter utamanya. Tim meyakini tragedi itu murni karena perilaku ayah mereka, bukan karena hal supranatural. Sebaliknya, obsesi Kaylie pada cermin terkutuk lahir dari rasa bersalah yang mendalam karena gagal menyelamatkan keluarganya. Pertentangan dua sudut pandang ini sukses bikin ceritanya makin menegangkan, sekaligus menghadirkan ending yang luar biasa tragis!

Kalau kamu penasaran dengan beragam cara manusia menghadapi survivor’s guilt, deretan film dan serial tadi bisa jadi teman refleksi yang seru sekaligus menegangkan. Siap-siap terbawa emosi, ketawa, dan sesekali meneteskan air mata!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team