Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Deaf 2025
Deaf (dok. Distinto Films/Deaf)

Intinya sih...

  • Deaf (Eva Libertad) - Film Spanyol tentang perempuan difabel rungu yang hamil dan jadi ibu.

  • Sorry, Baby (Eva Victor) - Eva Victor berperan sebagai mahasiswa S3 yang mengalami trauma saat bimbingan tesis.

  • The Voice of Hind Rajab (Kaouther Ben Hania) - Kisah nyata tragis dari Palestina yang merenggut nyawa bocah 6 tahun bernama Hind Rajab.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membicarakan film terbaik 2025 mungkin tak cukup satu listicle, mari mengerucutkannya lagi ke dalam kategori yang lebih sempit. Garapan sutradara perempuan bisa jadi kata kunci menarik. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sineas perempuan belum puas berprestasi. Sudut pandang unik mereka pun mewarnai 2025 dengan indahnya.

Sebagai bentuk apresiasi, ini rekap film garapan perempuan terbaik 2025. Ada yang sudah tayang massal, kok!

1. Deaf (Eva Libertad)

Deaf (dok. New Zealand International Film Festival/Deaf)

Deaf adalah film Spanyol yang bakal membuatmu terkesima. Ia menggunakan sudut pandang perempuan difabel rungu (bisu-tuli) bernama Angela (Miriam Garlo) yang untuk pertama kalinya hamil dan jadi ibu. Kondisi klinisnya jadi tantangan tersendiri mengingat anaknya berpotensi jadi kaum dengar. Ini belum termasuk pandangan sinis masyarakat akan dirinya. Bersama pasangannya, Angela berusaha mencari cara jadi ibu terbaik untuk putrinya.

  • Genre: melodrama

  • Pemain: Miriam Garlo, Álvaro Cervantes, Elena Irureta

2. Sorry, Baby (Eva Victor)

Sorry, Baby (dok. A24/Sorry, Baby)

Dalam film yang dibintanginya sendiri, Eva Victor menjelma jadi Agnes, mahasiswa S3 yang baru saja mengalami kejadian traumatis saat bimbingan tesis. Bersama sahabat dan tetangganya, Agnes berusaha untuk pulih dari rasa tak nyaman dan traumanya. Premisnya sederhana, unik, tetapi penuh makna. Tak ada upaya mencari keadilan, ini hanya soal Agnes yang mencoba berdamai dengan luka batin dan fisiknya.

  • Genre: drama, tragikomedi

  • Pemain: Eva Victor, Lucas Hedges, Naomi Ackie

3. The Voice of Hind Rajab (Kaouther Ben Hania)

The Voice of Hind Rajab (dok. Mime Films/The Voice of Hind Rajab)

Sutradara Tunisia, Kaouther Ben Hania kembali dengan adaptasi kisah nyata dari Palestina. Sesuai judulnya, ini adalah reka ulang kejadian tragis yang merenggut nyawa bocah 6 tahun bernama Hind Rajab. Ia terjebak di mobil saat akan mengungsi ke tempat aman bersama keluarganya, tetapi dicegat dan ditembaki tentara Israel. Hind Rajab sempat menelepon palang merah untuk meminta pertolongan. Ini reka ulangnya yang siap meremukkan hatimu.

  • Genre: docudrama

  • Pemain: Saja Kilani, Motaz Malhees, Amer Hlehel

4. Hamnet (Chloe Zhao)

Hamnet (dok. Focus Features/Hamnet)

Chloe Zhao kembali memukau dunia lewat karya terbarunya, sebuah adaptasi novel berjudul Hamnet. Bekerja sama dengan si empu buku, Maggie O'Farrell, Zhao berhasil menciptakan sebuah film Oscar-worthy. Premisnya berkutat pada hubungan penyair William Shakespeare dan istrinya yang berubah setelah kematian salah satu anak mereka. Kejadian tragis itu juga menginspirasi Shakespeare menulis drama berjudul “Hamlet” yang melegenda.

  • Genre: drama sejarah

  • Pemain: Jessie Buckley, Paul Mescal, Joe Alwyn

5. If I Had Legs I'd Kick You (Mary Bronstein)

If I Had Legs I'd Kick You (dok. A24/If I Had Legs I'd Kick You)

Dalam If I Had Legs I'd Kick You, Rose Byrne memerankan psikolog bernama Linda yang burnout di berbagai aspek dalam hidupnya. Pernikahannya gak ideal, anaknya butuh perhatian penuh darinya, dan pekerjaannya bikin ia makin tertekan. Ini ironis mengingat ia adalah psikolog yang sehari-hari menolong orang lain menyelesaikan masalah personal mereka. Unik dan keselnya dapat, awas ikutan burnout setelah nonton.

  • Genre: drama-psikologi

  • Pemain: Rose Byrne, Christian Slather, Conan O’Brien

6. It's Never Over, Jeff Buckley (Amy Berg)

It's Never Over, Jeff Buckley (dok. Magnolia Pictures/It's Never Over, Jeff Buckley)

Seperti beberapa publik figur yang mati muda, Jeff Buckley jadi semacam teka-teki dan mitos buat penggemarnya. Mirisnya, ia meninggal saat berada di puncak karier lewat sebuah insiden tak disengaja. Buckley adalah sosok yang progresif dan “radikal” pada zamannya, jauh dari citra penyanyi rock yang slengean, bandel, apalagi flamboyan. Untuk mengenang dan mengenal sosoknya, Amy Berg mengumpulkan testimoni dan footage yang tak pernah dipublikasikan sebelumnya. Fakta menariknya, Brad Pitt sebenarnya lebih dulu punya ide bikin biopik soal Jeff Buckley. Namun, upayanya ditolak mentah-mentah pihak keluarga yang akhirnya menyetujui proposal Amy untuk bikin film dalam format dokumenter.

  • Genre: dokumenter

  • Pemain: Jeff Buckley, Mary Guibert, Rebecca Moore

Deretan film di atas adalah bukti kalau sineas perempuan masih dan akan terus memanjakan kita dengan sudut pandang mereka yang unik, beda, dan sentimental. Ada beberapa yang sudah tayang massal, langsung nikmati sambil habiskan libur akhir tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team