Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan dalam film Bring Her Back. (dok. A24/Bring Her Back)
adegan dalam film Bring Her Back. (dok. A24/Bring Her Back)

Intinya sih...

  • Film horor terbaru Bring Her Back menuai pujian atas pendekatannya yang mengedepankan ketegangan psikologis dan kedalaman emosi.

  • The Eye (2002) garapan duo sutradara Hong Kong, Danny dan Oxide Pang, tetap mencekam dengan eksplorasi tentang trauma, isolasi, dan ketakutan.

  • Rumah Dara (2009) karya Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel memperkenalkan gaya penyutradaraan brutal dalam film horor gore ala The Texas Chain Saw Massacre.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film horor terbaru rilisan A24, Bring Her Back, yang tayang di bioskop Indonesia sejak Jumat (6/6/2025), langsung menarik perhatian para pencinta genre ini. Dibintangi Sally Hawkins sebagai sosok ibu asuh yang melakukan ritual mengerikan, film ini menuai banyak pujian atas pendekatannya yang mengedepankan ketegangan psikologis dan kedalaman emosi ketimbang jumpscare. Tak heran jika Bring Her Back saat ini mengantongi skor impresif sebesar 89 persen di Rotten Tomatoes.

Pencapaian positif Bring Her Back tentu tak lepas dari sentuhan dingin duo sutradaranya, Danny dan Michael Philippou. Dua tahun lalu, saudara kembar ini juga sempat membuat gempar jagat perfilman horor dengan Talk to Me (2023). Kemampuan mereka meramu cerita horor yang mengganggu dan atmosfer yang mencekam memang patut diacungi jempol, dan Bring Her Back kembali menjadi bukti nyata kematangan karya mereka.

Namun, Philippou bersaudara bukan satu-satunya duo sutradara yang sukses meracik ketakutan tanpa kompromi. Masih ada beberapa pasangan sutradara lain yang melahirkan karya-karya horor tak kalah seram dan layak ditonton. Kalau kamu belum puas dengan Bring Her Back dan Talk to Me, berikut tujuh rekomendasi film horor hasil kreasi duo sutradara yang wajib masuk watchlist-mu berikutnya!

1. The Eye (2002)

adegan dalam film The Eye. (dok. Mediacorp Raintree Pictures/The Eye)

Walau telah berusia lebih dari dua dekade, film horor garapan duo sutradara Hong Kong, Danny dan Oxide Pang (Pang Brothers), ini tetap menyisakan kesan mencekam yang sulit dilupakan. The Eye terinspirasi dari berita nyata tentang seorang perempuan muda yang bunuh diri setelah menjalani transplantasi kornea. Di sini, kisah tragis tersebut tak hanya disulap jadi parade jumpscare, tetapi juga eksplorasi tentang trauma, isolasi, dan ketakutan.

Cerita berpusat pada Wong Kar Mun (Angelica Lee), pemain biola muda yang buta sejak kecil, yang akhirnya mendapat kesempatan melihat kembali lewat transplantasi kornea. Namun alih-alih bahagia, penglihatannya justru membuatnya bisa melihat roh-roh gentayangan dan firasat kematian. Bersama psikiaternya, Dr. Wah (Lawrence Chou), Mun mulai menelusuri asal-usul pendonornya dan menemukan fakta yang jauh lebih mencekam.

2. Rumah Dara (2009)

adegan dalam film Rumah Dara. (dok. Gorylah Pictures/Rumah Dara)

Indonesia pun mempunyai duo sutradara yang juga berkontribusi besar dalam memajukan genre horor lokal, yaitu Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel alias Mo Brothers. Lewat debut film panjang mereka, Macabre alias Rumah Dara, keduanya memperkenalkan gaya penyutradaraan yang brutal, stylish, dan tak tanggung-tanggung dalam urusan darah. Jika kamu suka film horor gore ala The Texas Chain Saw Massacre, film ini wajib banget buat ditonton!

Rumah Dara berawal dari premis sederhana, yaitu tentang sekelompok anak muda yang memberi tumpangan kepada seorang perempuan misterius di tengah hujan deras. Sesampainya di rumah sang perempuan, mereka memang disambut dengan sopan oleh keluarga perempuan tersebut. Namun, siapa sangka kalau di balik sikap anggunnya, sang tuan rumah, Dara (Shareefa Daanish), punya rencana yang mengerikan untuk mereka.

3. Spring (2014)

adegan dalam film Spring. (dok. XYZ Films/Spring)

Justin Benson dan Aaron Moorehead, duo sutradara Hollywood yang baru-baru ini turut menggarap serial Marvel, Daredevil: Born Again, memang telah mencuri perhatian lewat karya-karya horor eksperimental mereka. Namun, kalau boleh memilih satu, Spring layak disebut sebagai mahakarya mereka. Film ini berhasil menggabungkan romansa, body horror, dan tema eksistensialisme dalam satu porsi yang "mengenyangkan."

Spring mengikuti Evan (Lou Taylor Pucci), pria muda asal California Selatan yang sedang kehilangan arah hidup usai ditinggal kedua orangtuanya. Setelah dipecat dari pekerjaannya karena terlibat perkelahian, ia memutuskan untuk kabur ke Italia tanpa rencana matang. Di sana, ia bertemu Louise (Nadia Hilker), mahasiswi biologi asal Jerman yang cantik dan baik hati, tapi tanpa Evan sadari, juga menyimpan rahasia besar.

4. Hidden (2015)

adegan dalam film Hidden. (dok. Vertigo Entertainment/Hidden)

Jauh sebelum membuat serial horor Netflix yang fenomenal, Stranger Things, duo sutradara, Matt dan Ross Duffer, sudah lebih dulu menunjukkan bakat mereka lewat film panjang perdana berjudul Hidden. Film ini memang kurang dikenal karena rilisnya yang sangat terbatas. Namun, pendekatan minimalis dan atmosfer mencekam yang dibangun perlahan membuatnya masuk jajaran film horor underrated yang pantas untuk dilirik.

Hidden mengisahkan Ray (Alexander Skarsgård), Claire (Andrea Riseborough), dan Zoe (Emily Alyn Lind), keluarga kecil yang sudah bersembunyi di sebuah bunker bawah tanah selama lebih dari 300 hari. Mereka menerapkan aturan ketat agar tetap aman dari makhluk di luar yang disebut “Breathers." Namun, seiring waktu berjalan, penonton dibuat bertanya-tanya, apakah ancaman itu nyata atau hanya paranoia mereka?

5. Ready or Not (2019)

adegan dalam film Ready or Not. (dok. Searchlight Pictures/Ready or Not)

Bicara soal film horor yang digarap oleh duo sutradara, tentu tak lengkap kalau belum menyebut Ready or Not karya Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett. Film ini menjadi gebrakan tersendiri dalam genre horor komedi atas sindiran tajamnya terhadap kelas sosial atas. Mereka bahkan telah menyiapkan sekuelnya, Ready or Not 2: Here I Come, yang akan dirilis pada 10 April 2026.

Ready or Not mengisahkan Grace (Samara Weaving), perempuan muda yang baru menikah dengan Alex Le Domas, anggota keluarga kaya raya pembuat permainan papan. Namun, malam pernikahan yang seharusnya bahagia berubah menjadi mimpi buruk saat Grace dipaksa mengikuti tradisi keluarga untuk memainkan satu permainan acak. Apesnya lagi, permainan yang ia dapat adalah petak umpet versi mematikan, di mana seluruh anggota keluarga memburunya dengan senjata sungguhan.

6. Heretic (2024)

adegan dalam film Heretic. (dok. A24/Heretic)

Selanjutnya, ada Heretic yang disutradarai oleh Scott Beck dan Bryan Woods, yang sebelumnya dikenal sebagai duo penulis A Quiet Place. Tak hanya menyuguhkan atmosfer mencekam khas film horor psikologis, di sini, mereka juga menggali tema sensitif seputar agama, keyakinan, dan manipulasi. Walau sebagian besar cerita berlangsung di satu lokasi, Heretic dijamin mengusik pikiranmu dari awal hingga akhir!

Alur Heretic mengikuti dua misionaris muda Gereja Mormon, Sister Barnes (Sophie Thatcher) dan Sister Paxton (Chloe East), yang datang ke rumah seorang pria misterius bernama Mr. Reed (Hugh Grant) untuk melakukan pendekatan iman. Awalnya, Mr. Reed tampak ramah dan terbuka pada diskusi. Namun, suasana berubah janggal ketika Mr. Reed mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan provokatif yang mengguncang kepercayaan mereka.

7. The Devil's Bath (2024)

adegan dalam film The Devil's Bath. (dok. Heimatfilm/The Devil's Bath)

Tak hanya Beck dan Woods, tahun lalu, duo sutradara Austria, Veronika Franz dan Severin Fiala, juga mengguncang dunia horor lewat The Devil's Bath. Seperti karya-karya mereka sebelumnya, Goodnight Mommy dan The Lodge, film ini mengedepankan atmosfer sunyi, isu psikologis, dan horor yang realistis. The Devil's Bath menjadi penanda bahwa kengerian tak harus berasal dari monster, melainkan dari kelamnya jiwa manusia.

Berlatar Austria abad ke-18, The Devil's Bath mengikuti perjalanan kelam seorang wanita muda bernama Agnes (Anja Plaschg). Baru saja menikah dengan Wolf (David Scheid), Agnes pindah ke rumah baru yang jauh dari keluarganya. Alih-alih menemukan kebahagiaan, ia justru terjebak dalam rutinitas monoton, pernikahan hambar, dan masyarakat nirempati yang perlahan menyeretnya ke dalam jurang kegilaan.

Dari The Eye yang klasik hingga The Devil's Bath yang melek isu, daftar film di atas membuktikan betapa pikiran brilian dua kepala bisa menghasilkan horor yang lebih menggigit. Sudah siap menambah deretan film horor ini ke dalam watchlist-mu dan merasakan sensasi ngeri yang berbeda?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team